88
0,05. Pengaruh penerapan model pembelajaran van Hiele tidak sekuat posttest I sesudah perlakuan. Hal ini dibuktikan dengan harga Sig. 2-tailed sebesar
0,00 p 0,05 untuk kelompok eksperimen. Pengaruh penggunaan metode ceramah dan van Hiele tidak sekuat posttest I sesudah tiga minggu dilakukan
perlakuan. Hal ini dibuktikan dengan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,00 p 0,05 untuk kelompok kontrol dan eksperimen.
4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan
Pembahasan tentang dampak perlakuan dilakukan dengan elemen penelitian kualitatif sederhana dengan cara triangulasi. Triangulasi data
diperoleh dengan cara melakukan wawancara kepada guru mitra penelitian dan 3 siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang berbeda, yaitu dengan tingkat
pemahaman tinggi, sedang dan kurang. Berikut adalah hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan.
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang ada di kelas V SD Negeri Demangan. Observasi ini
bertujuan untuk proses pembelajaran yang ada di kelas, meliputi karakteristik dan kondisi belajar siswa saat belajar di dalam kelas, serta untuk mengetahui
bagaimana cara guru menyampaikan materi kepada siswa selama proses pembelajaran.
Pada saat
pembelajaran guru
menyampaikan materi
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, penugasan dan memberi catatan. Selama proses pembelajaran siswa memperhatikan guru
ketika guru menyampaikan materi pembelajaran. Proses pembelajaran berjalan satu arah, guru yang aktif menjelaskan materi pembelajaran, sementara siswa
hanya duduk diam mendengarkan penjelasan yang diberikan kepada siswa. Ketika proses pembelajaran ada beberapa siswa yang berbicara dengan teman
sebangkunya. Aktivitas pembelajaranpun kurang mampu mengaktifkan siswa, siswa hanya bekerja ketika diberi perintah oleh guru. Siswa hanya sekedar
mendengarkan, mencatat dan mengerjakan tugas. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, guru sering menugaskan siswa untuk mengerjakan soal latihan
yang ada pada buku paket siswa maupun guru membuat soal sendiri bagi siswa.
89
4.3.1 Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru dan tiga siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta dengan kemampuan yang berbeda. Peneliti melakukan
wawancara kepada guru setelah guru menerima hasil belajar siswa, sedangkan wawancara kepada siswa dilakukan beberapa hari setelah siswa selesai
mengerjakan posttest.
4.3.1.1 Hasil Wawancara Guru
Wawancara dilakukan pada hari Senin, 30 November 2015. Peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas VB yang menjadi kelas eksperimen.
Peneliti bertanya apakah sebelumnya guru pernah menggunakan model pembelajaran van Hiele saat mengajar matematika sebelumnya dan guru
menjawab bahwa belum pernah mengajar menggunakan model pembelajaran van Hiele bahkan belum pernah mendapatkan seminar tentang model
pembelajaran van Hiele sehingga saat dilakukan penelitian kemarin adalah pengalaman pertama saya menerapkan model pembelajaran van Hiele W.G
30 November 2015. Selain ceramah, guru pernah menggunakan metode Gasing untuk mengajar matematika di kelasnya namun guru tidak sering
menggunakan metode inovatif dalam pembelajaran karena menurutnya, metode ceramah lebih mempersingkat waktu W.G 30 November 2015
Guru sempat mengalami kesulitan saat mengajar menggunakan model pembelajaran van Hiele karena masih pertama kali menerapkannya. Guru belum
terlalu paham dengan tahap-tahap van Hiele sehingga harus benar-benar memahami RPP saat akan mengajar W.G 30 November 2015. Kemudian
peneliti bertanya bagaimana pendapat guru mengenai model pembelajaran van Hiele dan guru menjawab bahwa model pembelajaran van Hiele ini bagus
karena siswa diberi kesempatan untuk mengenal bangun datar dengan mengamati terlebih dahulu bukan langsung diberi informasi oleh guru namun
guru merasa kurang puas dengan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran van Hiele W.G 30 November 2015. Guru merasa belum puas
bukan hanya dengan model pembelajarannya saja namun menurut guru
90
kemampuan siswa dari tahun ke tahun semakin menurun. Menurut beliau, anak sekarang tidak ada keinginan untuk mencari informasi sendiri, mereka lebih
suka bila langsung diberi informasi oleh guru dan mereka hanya menerima saja. Selain itu, banyak siswa yang lebih suka bermain ketika guru menjelaskan
materi di dalam kelas. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ada perbedaan ketika guru
menggunakan model pembelajaran van Hiele dalam menjelaskan materi dan guru menjawab bahwa perubahannya tidak begitu terlihat. Anak-anak yang aktif
dalam pembelajaran semakin aktif ketika menggunakan model pembelajaran van Hiele dan sisanya hanya menggantungkan teman sekelompoknya yang aktif
saja W.G 30 November 2015.
4.3.1.2 Hasil Wawancara Siswa
Wawancara dilakukan pada hari Senin, 30 November 2015. Peneliti melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai proses pembelajaran yang telah
peneliti lakukan. Pertanyaan pertama peneliti bertanya apakah siswa menyukai pelajaran Matematika, siswa pertama menjawab tidak suka pelajaran
Matematika karena susah dipahami, siswa kedua menjawab kadang senang belajar Matematika kadang juga tidak senang belajar Matematika karena
ketika dia tidak bisa mengerjakan soal Matematika dia merasa tidak senang, siswa ketiga menjawab hanya sedikit senang belajar Matematika karena sulit.
W.S 30 November 2015. Pertanyaan kedua peneliti bertanya tentang metode yang pernah guru gunakan dalam mengajar Matematika, dari ketiga siswa
mengungkapkan bahwa sebelumnya guru belum pernah menggunakan model pembelajaran van Hiele W.S 30 November 2015. Selama ini cara guru
mengajar Matematika adalah dengan menjelaskan materi kemudian siswa diminta mengerjakan soal-soal yang ada di LKS jika belum selesai
mengerjakan di sekolah, soal-soal itu akan dijadikan PR yang terkadang dibahas bersama dan kadang juga tidak dibahas W.S 30 November 2015.
Terkadang juga guru tidak menjelaskan lebih dahulu dan langsung meminta siswa untuk mengerjakan. Dari tiga orang siswa, dua orang menjawab bahwa