16
Van Hiele tidak dijelaskan pada umur berapa siswa memasuki setiap tahapnya. Dengan demikian, siswa dapat memasuki tahap yang lebih tinggi berdasarkan
proses belajar yang dilaluinya.
Gambar 2.1 Tahapan berpikir geometri van Hiele Sumber:
http:proactiveplay.comwpcontentuploads201211Proactiveplay_van_Hi eleModel-of-Thought.jpg
Berdasarkan teori van Hiele 19551986, kemajuan dari satu level ke level selanjutnya melewati lima fase: informasi, orientasi terarah atau terpadu,
eksplisitasi, orientasi bebas, dan integrasi. Setiap fase akan menuntun ke level berfikir yang lebih tinggi Mateya, 2008: 23-25
1. Informasi
Guru menggunakan teknik tanya jawab dengan siswa tentang topik yang akan dipelajari. Selama fase ini guru dapat mengevaluasi
tanggapan siswa dan dapat mengetahui pengetahuan awal siswa tentang topik yang akan dipelajari sehingga guru mempunyai
gambaran terhadap materi yang akan disampaikan selanjutnya. 2.
Orientasi terarah atau terpadu Pada fase ini siswa menjadi akrab dengan struktur topik seperti
angka, kosakata, simbol, definisi, sifat dan hubungan. Peran guru adalah untuk mengarahkan kegiatan siswa dengan membimbing
mereka dengan kegiatan yang sesuai. Kegiatan ini misalnya dengan
17
melipat, mengukur dan mencari simetri. Tahap orientasi ini juga bertujuan agar siswa mampu menemukan konsep khusus dari
bangun geometri. 3.
Eksplisitasi Pada tahap ini, para siswa telah mendapatkan wawasan selama
pembelajaran ide geometri, hubungan, pola, dan sebagainya. Siswa menjadi
eksplisit menyadari
konseptualisasi geometriknya,
menggambarkan konseptualisasi ini dalam bahasa mereka sendiri dan belajar beberapa istilah dalam matematika. Selama fase ini
siswa seharusnya melakukan pengamatan dan mulai menggunakan kosakata yang akurat dan tepat dengan bantuan guru.
4. Orientasi bebas
Pada fase ini siswa memecahkan masalah dengan caranya sendiri. Peran guru adalah untuk memilih materi dan masalah yang tepat dan
mendorong siswa untuk merefleksikan dan menguraikan masalah dan solusi mereka, dan memperkenalkan istilah, konsep dan proses
pemecahan masalah yang relevan sesuai kebutuhan
.
5. Integrasi
Fase ini merupakan fase dimana proses belajar mengajar dievaluasi. Siswa merangkum seluruh materi yang telah dipelajari. Peran guru
adalah merancang pembelajaran yang sesuai materi agar siswa mampu merangkum melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi. Guru
memberikan ringkasan dari beberapa poin utama yang sudah dipelajari siswa untuk membantu proses ini.
3. Implikasi Model Pembelajaran van Hiele terhadap Pengajaran
Setiap guru haruslah menyadari bahwa pengalaman-pengalaman yang mereka
suguhkan merupakan
satu-satunya faktor
terpenting dalam
meningkatkan perkembangan siswa dan setiap guru haruslah bisa meninjau perkembangan siswa dalam pemikiran geometri dalam pembelajaran materi tiap
tahunnya Walle, 2008: 155. Teori van Hiele mengutamakan pengajaran yang
18
lebih menekankan pemikiran siswa. Setiap jenis-jenis kegiatan maupun tugas- tugas yang akan diberikan pada siswa dapat dimodifikasi dengan cara
penggunaan materi berupa gambar-gambar merupakan keharusan pada setiap tingkatan.
Kegiatan pengajaran dalam geometri yang tepat untuk tahap 0 adalah 1 meliputi berbagai pemilihan dan pengelompokan, fokus utama pada tahap 0
adalah meninjau bagaimana bentuk dapat serupa atau berbeda. Siswa diberi tantangan untuk mengklasifikasikan bentuk sesuai dengan sifat-sifat bangun
seperti simetri putar, simetri lipat, jumlah sisi, dan titik sudut. 2 mengandung keragaman contoh bentuk walaupun tidak relevan, sehingga siswa
berkesempatan untuk menggambar, membangun, membuat, menggolongkan, dan memisahkan bentuk baik 2 dan 3 dimensi. Agar pemahaman siswa
berkembang mengenai sifat-sifat geometri, maka siswa perlu ditantang untuk menguji ide-ide tentang bentuk untuk berbagai contoh dari kategori tertentu
Walle, 2008: 155. Kegiatan pengajaran dalam geometri yang tepat untuk tahap 1 adalah 1
lebih berfokus pada sifat-sifat bentuk dibandingkan identifikasi sederhana, ketika konsep geometri yang baru dipelajari, jumlah sifat-sifat dari bentuk dapat
dikembangkan. 2 menerapkan ide ke seluruh kelompok bentuk contoh semua persegi panjang, semua prisma daripada model-model bentuk per individu.
Lalu menganalisis kelompok-kelompok bentuk untuk menemukan sifat-sifat baru. Dalam tahap ini siswa ditantang untuk mendefinisikan perbedaan antar
bangun agar siswa naik dari tahap satu ke tahap yang ke dua Walle, 2008: 156.
Kegiatan pengajaran dalam geometri yang tepat untuk tahap 2 adalah 1 pembuatan dan pengujian hipotesis atau perkiraan, contohnya siswa
mengidentifikasi tentang jumlah sisi segitiga yang bisa disebut juga sebagai segitiga sama sisi dan segitiga sama kaki. 2 siswa diminta untuk memperjelas
bukti-bukti informal yang siswa dan guru usulkan. 3 menggunakan bahasa
19
deduksi informal, misalnya: jika…maka, bagaimana jika, semua, beberapa dan tidak satupun Walle, 2008: 156.
2.1.1.5 Proses Kognitif
Taksonomi Bloom membagi proses kognitif pengetahuan menjadi enam tingkatan anak dari yang paling rendah ke yang paling tinggi yaitu 1
mengingat, yaitu proses mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang, 2 memahami, yaitu proses mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran
termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru, 3 mengaplikasi, yaitu proses menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
dalam keadaan tertentu, 4 menganalisis, yaitu proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar
bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan, 5 mengevaluasi, yaitu mengambil keputusan berdasarkan kriteria
dan atau standar, 6 mencipta, yaitu proses memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk
yang orisinal Anderson Krathwohl, 2010: 100-102.
2.1.1.6 Mengingat dan Memahami
Apabila kita mengajar dan mengases siswa supaya mereka mempelajari suatu materi pelajaran dan mengingatnya selama sekian lama, berarti fokus kita
mengarah pada satu kategori proses kognitif, yaitu mengingat. Apabila kita memperluas fokus, yakni mengembangkan pembelajaran untuk menumbuhkan
dan mengases pembelajaran yang bermakna, kita harus mengembangkan proses-proses kognitif yang melampaui mengingat Anderson Krathwohl,
2010: 99. Mengingat Anderson Krathwohl, 2010: 99 adalah mengambil
pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang dbutuhkan ini boleh jadi Pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural, atau
Metakognitif, atau kombinasi dari beberapa pengetahuan ini. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan