Profil Deskripsi Tempat Penelitian Deskripsi Data Awal

commit to user 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Deskripsi Tempat Penelitian

Lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Tlompakan III Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Sekolah Dasar Negeri Tlompakan III merupakan Sekolah Dasar yang berkualitas menengah. Sekolah ini memiliki bangunan sekolah yang membentuk huruf ā€œLā€. Halaman sekolah dan lapangan olah raganya sangat luas. Gedung sekolah dikelilingi oleh kebun-kebun milik warga setempat yang banyak ditumbuhi pepohonan. Hal ini menambah kesejukan sekolah. Sekolah ini secara keseluruhan memiliki enam kelas, dengan jumlah seluruh siswa-siswi yang terdaftar pada tahun ajaran 2010 2011 adalah sebanyak 130 siswa, yang terdiri dari kelas I sebanyak 25 siswa, kelas II sebanyak 25 siswa, kelas III sebanyak 27 siswa, kelas IV sebanyak 18 siswa, kelas V sebanyak 18 siswa, dan kelas VI sebanyak 17 siswa. SD Negeri Tlompakan III dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan jumlah tenaga pengajar seluruhnya ada 11 orang yaitu 6 guru kelas, 1 guru Agama Islam, 1 guru Agama Katholik, 2 guru wiyata bakti, dan 1 penjaga sekolah. Pembelajaran Matematika yang dilaksanakan di SD Negeri Tlompakan III kelas IV belum melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT Teams Games Tournament khususnya untuk pembelajaran menyelesaikan soal cerita pecahan, sehingga hasil belajar siswa belum mencapai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 60. Untuk mengantisipasi hal tersebut, peneliti mengadakan penelitian di kelas IV dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT Teams Games Tournament dalam pembelajaran Matematika sehingga dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan. commit to user 63

B. Deskripsi Data Awal

Proses pembelajaran yang baik didasari oleh adanya hubungan interpersonal yang baik antara siswa-guru dan atau siswa-siswa serta penggunaan model pembelajaran tepat dalam penyampaian materi pembelajaran. Penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sosial atau suasana kelas adalah penentu psikologis utama dalam mempengaruhi belajar akademis. Untuk mengoptimalkan kondisi sosio emosional di kelas maka diperlukan adanya pengelolaan kelas yang dinamis dan sesuai dengan apa yang menjadi kesenangan siswa. Begitupun juga dalam pembelajaran Matematika, untuk meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita pecahan, hendaknya memperhatikan kondisi sosio emosional di kelas, karena emosi positif dapat merangsang otak dapat bekerja secara efektif dan efisien sehingga dalam kondisi ini siswa dapat mengoptimalkan seluruh kemampuannya untuk berpikir kritis, fokus pada pembelajaran, melakukan eksperimen, bertanya atau menjawab pertanyaan, bekerjasama dan lain-lain. Sebaliknya keadaan stres dan rasa takut akan menghambat kerja otak dan memperlambat proses berpikir dan mengingat. Perlu disadari bahwa ketika proses pembelajaran berlangsung, seluruh aspek kejiwaan siswa dan guru akan terlibat, bukan hanya fisik, pikiran, perasaan, pengalaman dan bahasa tubuh, tapi emosi juga terlibat. Ini menunjukkan bahwa pada setiap pembelajaran prosesnya tidak sederhana seperti yang kita bayangkan selama ini. Wajar saja bila pada awal pembelajaran Matematika ketika guru memasuki ruang belajar dengan wajah suram, maka proses pembelajaran berlangsung dalam suasana menegangkan dan melelahkan. Siswa tidak berani bertanya apalagi mengemukakan pendapat yang berbeda dengan guru. Suasana demokrasipun lenyap. Selama proses pembelajaran berlangsung jiwa siswa berada dalam ketidaknyamanan. Pembelajaran tidak menghasilkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian awal melalui observasi dan tes awal, gambaran pembelajaran Matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Tlompakan III Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tentang menyelesaikan soal cerita pecahan adalah sebagai berikut: commit to user 64 1. Guru kurang fokus saat mengajar. 2. Guru kurang ramah saat melaksanakan pembelajaran. 3. Guru kurang menghargai jawaban atau pendapat siswa. 4. Guru tidak dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif. 5. Guru kurang memunculkan keaktifan siswa. 6. Guru kurang memotivasi siswa. Sedang permasalahan yang ditemui pada diri siswa yaitu: 1. Siswa tampak kurang nyaman saat pembelajaran, ini terlihat dari: a. Siswa tidak ada yang berani mengajukan petanyaaan. b. Tidak berani tampil di depan kelas. c. Berwajah tegang dan sikap duduk terlihat sangat kaku. d. Menunjukkan sikap jenuh yang ditunjukkan dengan siswa mengantuk. 2. Pembelajaran kurang meninggalkan kesan yang menarik dan bermanfaat bagi diri siswa. Rendahnya hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari tes awal tentang pecahan yaitu: Fakta hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mendapatkan nilai rendah. Dengan demikian hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tlompakan III Kecamatan Tuntang perlu ditingkatkan. Perolehan nilai siswa pada tes awal berdasarkan lampiran 26 ditunjukkan pada tabel 1: Tabel 1. Frekuensi Data Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan No. Rentang Nilai Frekuensi Prosentase 1 29 - 40 7 39 2 41 - 52 4 22 3 53 - 64 2 11 4 65 - 76 1 6 5 77 - 88 3 16 6 89 - 100 1 6 Jumlah 18 100 commit to user 65 Berdasarkan Tabel 1 maka dapat dilihat pada gambar 4: 7 4 2 1 3 1 6 16 6 11 22 39 5 10 15 20 25 30 35 40 45 29 - 40 41 - 52 53 - 64 65 - 76 77 - 88 89 - 100 Rentang Nilai Frekuensi Prosentase Gambar 4. Grafik Data Nilai Sebelum Tindakan Tabel 2. Hasil Tes Awal Keterangan Tes Awal Nilai Terendah 30 Nilai Tertinggi 100 Rata-rata Nilai 55,6 Siswa belajar tuntas 39 Berdasarkan data dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan tindakan, siswa kelas IV SD Negeri Tlompakan III sebanyak 18 siswa hanya 7 siswa atau 39 yang memperoleh nilai di atas batas nilai ketuntasan minimal. Sebanyak 11 siswa atau 61 memperoleh nilai di bawah batas nilai ketuntasan yaitu 60. Maka peneliti mengadakan konsultasi dengan dewan guru untuk melaksanakan pembelajaran melalui model pembelajaran koopratif tipe TGT Teams Games Tournament. Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah 55,6 di mana hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak guru, peneliti, dan sekolah yaitu sebesar 60. Sedangkan besarnya prosentase siswa tuntas pada materi pecahan sebesar 39 saja, dari pihak sekolah ketuntasan siswa diharapkan commit to user 66 mencapai lebih dari 85. Dari hasil analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindak lanjut untuk meningkatkan pemahaman, prestasi belajar, aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran, khususnya untuk materi pokok pecahan. Dari hasil tes awal pada tabel di atas dapat disimpulkan sementara bahwa penguasaan materi pecahan terutama penjumlahan dan pengurangan serta menyelesaikan soal cerita pecahan oleh siswa kelas IV SD Negeri Tlompakan III masih kurang. Adanya beberapa indikator yang masih memiliki porsi jawaban yang kurang dari yang diharapkan memberikan indikasi bahwa siswa masih belum begitu paham pada beberapa indikator belajar materi pokok pecahan. Untuk mengupayakan penyelesaian dari permasalahan-permasalahan maka peneliti dan wali kelas IV mengadakan kerjasama untuk mengadakan penelitian tindakan kelas. Pada pelaksanaannya peneliti bertindak sebagai pengajar dan wali kelas IV sebagai observer.

C. Deskripsi Data Tindakan

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dalam Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika di Sekolah Menengah Pertama

0 12 193

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading and composition) terhadap kemampuan menyesaikan soal cerita matematika (studi eksperimen di SMPN 238 Jakarta)

0 5 88

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SENTONO KLATEN TAHUN AJARAN 2010 2011

0 12 82

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas Iv Sd Negeri 02 Brujul Kecamatan

0 1 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD ALWASHLIYAH PEMATANG BANDAR TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 1 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGASEM I SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Sondakan No.11 Tahun Ajaran 2015/2016.

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA TENTANG PECAHAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Gadingharjo Tahun Ajaran 2016/2017) - UNS Institutional Repository

0 0 19

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Boyolali Tahun Ajaran 20162017)

0 1 18

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD di Surakarta Tahun Ajaran 20162017) HALAMAN JUDUL - IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJAR

0 0 17