Pengertian Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Tinjauan Mengenai Soal Cerita

commit to user berarti hakikat Matematika merupakan unsur utama dalam pembelajaran Matematika. Oleh karenanya hasil-hasil pembelajaran Matematika menampakkan kemampuan menggunakan Matematika sebagai bahasa dan alat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Hasil lain yang tidak dapat diabaikan adalah terbentuknya kepribadian yang baik dan kokoh.

d. Pengertian Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita

Robbins 1996:50 menyatakan kemampuan ability merujuk ke suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. http:www.scribd.comdocProposal-Penelitian-Pengaruh-Kemampuan-Dan- Motivasi-Kerja-Kepala-Sekolah-Terhadap-Kualitas-Penerapan-Manajemen- Berbasis-Sekolah diakses 14 Januari 2011 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998:801, menyelesaikan adalah 1 menyudahkan menyiapkan pekerjaan dsb, menyempurnakan kalimat dsb; 2 menjadikan berakhir; menamatkan. Jadi menyelesaikan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk menyudahi atau mengakhiri suatu pekerjaan yang telah dimulainya. Soal cerita adalah persoalan dalam Matematika yang biasanya diwujudkan dalam kalimat dimana di dalam kalimat tersebut tersembunyi suatu persoalan atau permasalahan. Kemampuan menyelesaikan soal cerita merupakan suatu kapasitas yang dimiliki seseorang untuk menyudahi atau mengakhiri persoalan dalam Matematika yang tersembunyi di dalam suatu kalimat dengan segala pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya terdahulu atau sebelumnya.

e. Tinjauan Mengenai Soal Cerita

Soal cerita merupakan salah satu bentuk dari soal tes uraian dimana tes uraian ini akan berfungsi untuk mendiagnosis kesulitan yang dialami siswa. Permasalahan Matematika yang berkaitan dengan kehidupan nyata biasanya dituangkan melalui soal-soal berbentuk cerita verbal. Menurut Abidia dalam Marsudi Raharjo 2009:2, soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk cerita pendek. Cerita yang diungkapkan dapat merupakan masalah kehidupan sehari-hari atau masalah lainnya. Bobot masalah commit to user yang diungkapkan akan mempengaruhi panjang pendeknya cerita tersebut. Makin besar bobot masalah yang diungkapkan, memungkinkan semakin panjang cerita yang disajikan. Sementara itu, menurut Haji dalam Marsudi Raharjo 2009:2, soal yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang Matematika dapat berbentuk cerita dan soal bukan ceritasoal hitungan. Dalam hal ini, soal cerita merupakan modifikasi dari soal-soal hitungan yang berkaitan dengan kenyataan yang ada di lingkungan siswa. Soal cerita yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah soal Matematika yang berbentuk cerita yang terkait dengan pokok bahasan yang diajarkan pada mata pelajaran Matematika. Dalam soal cerita, siswa dituntut kemampuannya untuk mengorganisir jawaban yang meliputi beberapa langkah yang harus dilakukan sehingga soal cerita dapat digunakan sebagai indikator ketidakmampuankesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan seperangkat tes soal cerita. Haji dalam Marsudi Raharjo 2009:2 mengungkapkan bahwa untuk menyelesaikan soal cerita dengan benar diperlukan kemampuan awal, yaitu kemampuan untuk: a. menentukan hal yang diketahui dalam soal, b. menentukan hal yang ditanyakan, c. membuat model matematikanya, d. melakukan perhitungan, e. menginterpretasikan jawaban model permasalahan semula. Hal ini sejalan dengan langkah menyelesaikan soal cerita sebagaimana yang dituangkan dalam Pedoman Umum Matematika Sekolah Dasar dalam Marsudi Raharjo 2009:2, yaitu: a. membaca soal dan memikirkan hubungan antara bilangan-bilangan yang ada dalam soal, b. menuliskan kalimat matematika, c. menyelesaikan kalimat matematika, dan d. menggunakan penyelesaian untuk menjawab pertanyaan. Dari kedua pendapat di atas terlihat bahwa hal yang paling utama dalam menyelesaikan suatu soal cerita adalah pemahaman terhadap suatu masalah commit to user sehingga dapat dipilah antara yang diketahui dengan yang ditanyakan. Hudoyo dan Surawidjaja dalam Marsudi Raharjo 2009:3 memberikan petunjuk: a. baca dan bacalah ulang masalah tersebut; pahami kata demi kata, kalimat dmi kalimat, b. identifikasikan apa yang diketahui dari masalah tersebut, c. identifikasikan apa yang dicari, d. abaikan hal-hal yang tidak relevan dengan permasalahan, dan e. jangan menambahkan hal-hal yang tidak ada sehingga masalahnya menjadi berbeda dengan masalah yang dihadapi. Pendapat-pendapat di atas sejalan dengan pendapat Soedjadi dalam Marsudi Raharjo 2009:3, bahwa untuk menyelesaikan soal Matematika umumnya dan terutama soal cerita dapat ditempuh langkah-langkah: a. membaca soal dengan cermat untuk menangkap makna tiap kalimat, b. memisahkan dan mengungkapkan apa yang diketahui dalam soal, apa yang dimintaditanyakan dalam soal, operasi apa yang diperlukan, c. membuat model matematika dari soal, d. menyelesaikan model menurut aturan-aturan matematika sehingga mendapat jawaban dari model tersebut, dan e. menuliskan jawaban akhir sesuai dengan permintaan soal. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk bisa menyelesaikan soal cerita dengan benar, siswa harus mampu memahami soal, membedakan apa yang diketahui dan ditanyakan, membuat model matematikanya, menyelesaikan model matematika tersebut, dan menuliskan jawaban akhir sesuai permintaan soal.

f. Pengertian Pecahan

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dalam Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika di Sekolah Menengah Pertama

0 12 193

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading and composition) terhadap kemampuan menyesaikan soal cerita matematika (studi eksperimen di SMPN 238 Jakarta)

0 5 88

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SENTONO KLATEN TAHUN AJARAN 2010 2011

0 12 82

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas Iv Sd Negeri 02 Brujul Kecamatan

0 1 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD ALWASHLIYAH PEMATANG BANDAR TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 1 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGASEM I SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Sondakan No.11 Tahun Ajaran 2015/2016.

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA TENTANG PECAHAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Gadingharjo Tahun Ajaran 2016/2017) - UNS Institutional Repository

0 0 19

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Boyolali Tahun Ajaran 20162017)

0 1 18

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD di Surakarta Tahun Ajaran 20162017) HALAMAN JUDUL - IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJAR

0 0 17