106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pembelajaran dengan model experiential learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa. Hal ini terlihat dari:
1. Penerapan model experiential learning dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada materi lingkaran, hal ini ditunjukkan dengan rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah
siswa meningkat 16,6 dari siklus I sebesar 65,85 sampai siklus II sebesar 82,45. Terlihat juga pada indikator kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa yang dominan meningkat dari siklus I ke siklus II, indikator tersebut meliputi; memahami masalah meningkat sebesar
18,5, melakukan rencana meningkat sebesar 17, melakukan perhitungan meningkat sebesar 14,75, dan mengecek kembali
meningkat sebesar 15,75. 2.
Respon siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan model experiential learning sangat positif, terlihat dari rata-rata persentase hasil
respon positif siswa pada jurnal harian meningkat dari 78,55 pada siklus I menjadi 90,95 pada siklus II, hal ini didukung oleh hasil wawancara
siswa yang menyatakan bahwa pembelajaran matematika menjadi menyenangkan setelah diterapkan model experiential learning yang
melibatkan siswa pada pengalaman yang berbeda pada tiap pertemuan, dan persentase hasil lembar observasi yang meningkat sebesar 20,18.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi sekolah dan pihak guru pada khususnya, hendaknya menggunakan
model experiential learning sebagai alternatif dalam proses pembelajaran. Terlebih lagi dalam usaha meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa. 2.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model experiential learning secara efektif, guru hendaknya merancang
pengalaman yang variatif dan menarik agar siswa selama mengikuti pembelajaran dapat aktif berkelanjutan dan tidak bosan.
3. Pada penelitian ini, kemampuan pemecahan masalah yang diteliti hanya
dibatasi pada pemecahan masalah menurut teori polya. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah matematik menurut teori ilmuan lainnya. 4.
Dalam memberikan tes akhir sebaiknya dilakukan uji coba terlebih dahulu, supaya dapat memperhitungkan waktu yang diberikan untuk
pelaksanaan tes akhir. 5.
Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya meneliti apakah model experiential learning dapat meningkatkan kemampuan matematika lainnya, tidak
terbatas hanya pada kemampuan pemecahan masalah matematik.
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Muiz Lidinillah, Didin. Heuristik dalam Pemecahan Masalah Matematika dan
Pelajarannya di
Sekolah Dasar,
2009, dari
http:abdulmuizlidinillah.files.wordpress.com200903heuristik- pemecahan-masalah.pdf, 27 Januari 2012, 15:05 WIB.
Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
Adjie, Nahrowi dan Maulana, Pemecahan masalah Matematika. Bandung: UPI Press, 2006.
Anon. Pembelajaran Experiential Learning, 2011, dari http:repository.upi.edu, 06 Desember 2011, 01:11 WIB.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. IX, 2009.
-------------------------, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007. Budiman, Ilham. Model Pembelajaran Experiental Learning, 2011, dari
http:fisikasma-online.blogspot.com, 06 Desember 2011, 11:48 WIB. Cahyani, Isah. Peran Experiential Learning dalam Meningkatkan Motivasi
Pembelajar BIPA,
2011, dari
www.ialf.edukipbipapapersCahyaniIsah.doc, 06 Desember 2011, 13:30 WIB.
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
---------------------, Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. XI, 2010. Indriana, Dina. Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif. Jogjakarta: Diva
Press, 2011. Jihad, Asep dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo, 2009. Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Dilengkapi dengan Output
Program SPSS. Jakarta: Rosemata Sempurna, 2010.
Kurniawati, Lia dan Siti Chodijah. Pengaruh Pendekatan Contextual Learning pada Materi Bangun Ruang Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII
SMP dalam Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika. Jakarta: CeMED-UIN, 2007.
Lestariningsih, Nanik. Pembelajaran Berbasis Pengalaman Experiential Learning pada Bioteknologi di SMP NEGERI 3 UNGARAN, Under
Graduates thesis pada Universitas Negeri Semarang, 2011, dari http:lib.unnes.ac.id, 06 Desember 2011, 12:13 WIB.
Mahfudin, Model
Pembelajaran Experiential
Learning, 2011,
dari http:albyjmahfudz.blogspot.com,
06 Desember 2011, 12:10 WIB. Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara, Cet. 14, 2010. National Council of Teacher of Mathematics, Principles and Standards for School
Mathematics. USA: Reston. Pribawanto Suryawan, Herry. Strategi Pemecahan Masalah Matematika, dari
http:ebockbrowse.comstrategi-pemecahan-masalah-matematika-pdf- d33814193, 3 Desember 2012, 18:46 WIB.
Qomariyah, Nurul. Experiential Learning; Adakah Menjamin Peningkatan Mutu Pendidikan?, 2009, dari http:alyaqanitha.wordpress.com, 06 Desember
2011, 12:05 WIB. Shodiq, Fajar. Penalaran, Pemecahan Masalah dan Komunikasi dalam
Pendidikan Matematika. Yogyakarta: Diknas PPPG Matematika, 2009. Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2003. Suhendra. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007. Suherman, Erman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: JICA-UPI, 2001. Sumardyono. Tahapan dan Strategi Memecahkan Masalah Matematika, dari
http:p4tkmatematika.org, 19 Januari 2012, 14:36 WIB.