Sebagai penutup peneliti mengarahkan siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari pada pertemuan kali ini, dan memberikan PR.
Selanjutnya Peneliti menginformasikan pokok bahasan untuk pertemuan berikutnya dan membagikan jurnal harian untuk mengukur respon siswa
pada pembelajaran yang telah berlangsung. Bel pergantian jam ke-4 pun berbunyi, peneliti mempersilahkan ketua kelas untuk menyiapkan,
kemudian semua siswa berdiri dan memberi salam, dan peneliti bersama guru kolaborator menjawab salam dan beranjak keluar kelas.
3. Pertemuan ke-8 Jumat, 26 April 2013
Pertemuan kedelapan bertepatan pada jam pelajaran ke-3 dan ke-4, peneliti dan guru kolaborator masuk ke kelas VIII-5 yang terletak di lantai 2
sebelah barat daya. Seperti biasanya, melihat peneliti dan guru kolaborator masuk ruang kelas, ketua kelas bergegas menyiapkan semua siswa untuk
berdiri dan memberi salam, peneliti dan guru kolaborator memjawabnya dan mereka duduk kembali. Peneliti mengamati kelas, siswa sudah dalam posisi
duduk berkelompok, kemudian peneliti menanyakan PR apakah sudah dikerjakan dan ada kesulitan, dan siswapun merespon dengan percaya diri
bahwasannya sudah dan mudah, penelitipun mengecek PR siswa. Peneliti melihat ke papan kehadiran siswa yang berada di sebelah
meja guru, tertulis dengan jelas “NIHIL” pertanda semua siswa hadir. Peneliti menginformasikan tujuan dan indikator yang akan dicapai pada
pertemuan kedelapan ini, yakni mengenai sudut-sudut keliling dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. Penelitipun mengingatkan siswa
akan materi unsur-unsur lingkaran, perbandingan, dan besar sudut yang telah dipelajari sebelumnya. Kemudian meminta perwakilan kelompok maju
ke depan untuk mengambil lembar experience dan alat-alat yang diperlukan. Diskusi kelompok mulai bereaksi, siswa-siswa nampak aktif dengan
karton, gunting dan penggarisnya. Sebagian yang lain memperdebatkan posisi sudut-sudut keliling yang akan mereka buat. Guru kolaborator
mengamati jalannya proses diskusi dan peneliti memantau dan menghampiri
kelompok yang mengalami kesulitan, dan meluruskan kesalah pahaman kelompok akan langkah-langkah experience-nya.
Gambar 4.10 Situasi Saat Diskusi Kelompok
Usai experience berhasil, peneliti membagikan lembar kerja siswa LKS yang berisi kelanjutan dari tahap concrete experience, peneliti
menginstruksikan kepada siswa untuk menyelesaikan secara mandiri dan boleh melihat sesekali ke lembar hasil experience. Tidak lama kemudian ada
siswa yang mengangkat tangannya sambil berucap; “ibu saya sudah selesai, saya boleh maju ngga?
”. Peneliti menanyakan ke semua siswa apakah siap dicek
untuk tahap
reflection observation
dan tahap
abstract conceptualization-nya, siswa merespon positif, kemudian peneliti
mempersilahkan siswa yang hendak presentasi untuk maju ke depan kelas. Peneliti meminta siswa untuk menyelesaikan LKS tahap active
experimentation. Peneliti dan guru kolaborator memantau proses pembelajaran, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Selanjutnya
peneliti meminta tiga siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Pembahasan soal-soal pada tahap terakhir berjalan lancar, peneliti
memberi tambahan nilai bagi siswa yang presentasi dan menanggapinya. Kemudian diakhir pertemuan siswa diberikan PR dan jurnal harian.
Peneliti menyampaikan pokok bahasan yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, yakni mengenai luas tembereng dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah, siswa diminta mempelajari terlebih dahulu di rumah sebelum pertemuan tersebut tiba. Pembelajaranpun berakhir, salam penutup
dari semua siswapun beriring, peneliti dan guru kolaborator memabalas dan beranjak keluar kelas VIII-5.
4. Pertemuan ke-9 Senin, 29 April 2013
Pertemuan kesembilan merupakan pembelajaran terakhir pada siklus II. Peneliti dan guru kolaborator masuk kelas pada jam pelajaran ke-2 dan
ke-3 tepatnya pukul 07.40 sampai dengan 09.00. Seperti biasanya, karena matematika pelajaran pertama setelah upacara maka ketua kelas segera
menyiapkan semua siswa untuk berdoa bersama menurut keyakinan masing- masing dan mengucap salam kepada peneliti dan guru kolaborator. Peneliti
mengecek kehadiran siswa, terdapat 1 siswa yang tidak masuk karena sakit dan 1 siswa yang tidak masuk tanpa keterangan alfa, sehingga siswa yang
hadir berjumlah 38 orang. Peneliti menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran pada
pertemuan kesembilan, yakni; menentukan dan menghitung luas tembereng, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah. Peneliti menginformasikan
akan pentingnya mempelajari materi pada hari ni, dan meminta siswa untuk menyebutkan benda-benda yang mereka ketahui bentuknya menyerupai
tembereng. Beberap a siswa merespon dengan berucap; “penggaris busur,
jendela mobil kuno, bagian depan topi ”, peneliti membenarkan jawaban
siswa. Selanjutnya peneliti meminta siswa berpindah duduk sesuai dengan
kelompoknya, dan memberi lembar experience beserta alat-alatnya pada kelompok-kelompok tersebut. Siswa mulai terlibat langsung dalam
kelompoknya mewujudkan pengalaman yang diminta pada lembar experience, diskusi kelompok berjalan dengan lancar. Kemudian peneliti
membagikan LKS kepada setiap siswa dan menginstruksikan untuk memisahkan diri dari kelompok untuk mengerjakan LKS secara mandiri
dengan merujuk hasil experience. Tidak lama kemudian siswa mampu menyelesaikan tahap kedua sampai ketiga, dan mempresentasikannya di
depan kelas.
Peneliti membagikan
lembar tahap
terakhir yakni
active experimentation yang berisi dua soal pemecahan masalah matematik yang
berkaitan dengan tembereng, siswa diminta menyelesaikan secara mandiri. Sebagian siswa terlihat aktif menyelesaikan soal yang disajikan, adapula
yang kebingungan dan mencoba melihat hasil pekerjaan teman yang lainnya, peneliti menegur siswa tersebut, siswa tersebutpun protes; “soal
nomor dua susah bu, saya ngga ngerti ”, peneliti menghampiri dan
membantunya. Selanjutnya peneliti meminta dua orang siswa untuk mempresentasikan hasil penyelesaiannya, sebagian siswa merespon dengan
semangat; “ibu, saya nomor 1”, “ibu, saya yah nomor 2”. Presentasi berjalan lancar, peneliti merumuskan jawaban yang benar, dan guru
kolaborator memantau jalannya proses pembelajaran.
Gambar 4.11 Suasana Active Experimentation dan Presentasi Siswa
Peneliti meminta siswa untuk merangkum materi sampai pada pertemuan hari ini, dan menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya
akan diadakan ulangan harian. Salah satu siswa bertanya; “ibu, materinya apa saja?
”, penelitipun menjawab; “untuk ulangan harian akan diadakan hari jumat, kalian pelajari tentang; hubungan sudut pusat, panjang busur,
dan luas juring, hubungan sudut pusat dan sudut keliling, cara menentukan sudut-sudut keliling, dan yang terakhir luas tembereng
”. Peneliti kemudian membagikan jurnal harian kepada setiap siswa, dan melakukan wawancara
kepada beberapa siswa untuk mengetahui pendapat mereka mengenai penerapan model experiential learning pada proses belajar mengajar.