Pertemuan ke-7 Senin, 22 April 2013

Sebagai penutup peneliti mengarahkan siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari pada pertemuan kali ini, dan memberikan PR. Selanjutnya Peneliti menginformasikan pokok bahasan untuk pertemuan berikutnya dan membagikan jurnal harian untuk mengukur respon siswa pada pembelajaran yang telah berlangsung. Bel pergantian jam ke-4 pun berbunyi, peneliti mempersilahkan ketua kelas untuk menyiapkan, kemudian semua siswa berdiri dan memberi salam, dan peneliti bersama guru kolaborator menjawab salam dan beranjak keluar kelas.

3. Pertemuan ke-8 Jumat, 26 April 2013

Pertemuan kedelapan bertepatan pada jam pelajaran ke-3 dan ke-4, peneliti dan guru kolaborator masuk ke kelas VIII-5 yang terletak di lantai 2 sebelah barat daya. Seperti biasanya, melihat peneliti dan guru kolaborator masuk ruang kelas, ketua kelas bergegas menyiapkan semua siswa untuk berdiri dan memberi salam, peneliti dan guru kolaborator memjawabnya dan mereka duduk kembali. Peneliti mengamati kelas, siswa sudah dalam posisi duduk berkelompok, kemudian peneliti menanyakan PR apakah sudah dikerjakan dan ada kesulitan, dan siswapun merespon dengan percaya diri bahwasannya sudah dan mudah, penelitipun mengecek PR siswa. Peneliti melihat ke papan kehadiran siswa yang berada di sebelah meja guru, tertulis dengan jelas “NIHIL” pertanda semua siswa hadir. Peneliti menginformasikan tujuan dan indikator yang akan dicapai pada pertemuan kedelapan ini, yakni mengenai sudut-sudut keliling dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. Penelitipun mengingatkan siswa akan materi unsur-unsur lingkaran, perbandingan, dan besar sudut yang telah dipelajari sebelumnya. Kemudian meminta perwakilan kelompok maju ke depan untuk mengambil lembar experience dan alat-alat yang diperlukan. Diskusi kelompok mulai bereaksi, siswa-siswa nampak aktif dengan karton, gunting dan penggarisnya. Sebagian yang lain memperdebatkan posisi sudut-sudut keliling yang akan mereka buat. Guru kolaborator mengamati jalannya proses diskusi dan peneliti memantau dan menghampiri kelompok yang mengalami kesulitan, dan meluruskan kesalah pahaman kelompok akan langkah-langkah experience-nya. Gambar 4.10 Situasi Saat Diskusi Kelompok Usai experience berhasil, peneliti membagikan lembar kerja siswa LKS yang berisi kelanjutan dari tahap concrete experience, peneliti menginstruksikan kepada siswa untuk menyelesaikan secara mandiri dan boleh melihat sesekali ke lembar hasil experience. Tidak lama kemudian ada siswa yang mengangkat tangannya sambil berucap; “ibu saya sudah selesai, saya boleh maju ngga? ”. Peneliti menanyakan ke semua siswa apakah siap dicek untuk tahap reflection observation dan tahap abstract conceptualization-nya, siswa merespon positif, kemudian peneliti mempersilahkan siswa yang hendak presentasi untuk maju ke depan kelas. Peneliti meminta siswa untuk menyelesaikan LKS tahap active experimentation. Peneliti dan guru kolaborator memantau proses pembelajaran, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Selanjutnya peneliti meminta tiga siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Pembahasan soal-soal pada tahap terakhir berjalan lancar, peneliti memberi tambahan nilai bagi siswa yang presentasi dan menanggapinya. Kemudian diakhir pertemuan siswa diberikan PR dan jurnal harian. Peneliti menyampaikan pokok bahasan yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, yakni mengenai luas tembereng dan penggunaannya dalam pemecahan masalah, siswa diminta mempelajari terlebih dahulu di rumah sebelum pertemuan tersebut tiba. Pembelajaranpun berakhir, salam penutup dari semua siswapun beriring, peneliti dan guru kolaborator memabalas dan beranjak keluar kelas VIII-5.

4. Pertemuan ke-9 Senin, 29 April 2013

Pertemuan kesembilan merupakan pembelajaran terakhir pada siklus II. Peneliti dan guru kolaborator masuk kelas pada jam pelajaran ke-2 dan ke-3 tepatnya pukul 07.40 sampai dengan 09.00. Seperti biasanya, karena matematika pelajaran pertama setelah upacara maka ketua kelas segera menyiapkan semua siswa untuk berdoa bersama menurut keyakinan masing- masing dan mengucap salam kepada peneliti dan guru kolaborator. Peneliti mengecek kehadiran siswa, terdapat 1 siswa yang tidak masuk karena sakit dan 1 siswa yang tidak masuk tanpa keterangan alfa, sehingga siswa yang hadir berjumlah 38 orang. Peneliti menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran pada pertemuan kesembilan, yakni; menentukan dan menghitung luas tembereng, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah. Peneliti menginformasikan akan pentingnya mempelajari materi pada hari ni, dan meminta siswa untuk menyebutkan benda-benda yang mereka ketahui bentuknya menyerupai tembereng. Beberap a siswa merespon dengan berucap; “penggaris busur, jendela mobil kuno, bagian depan topi ”, peneliti membenarkan jawaban siswa. Selanjutnya peneliti meminta siswa berpindah duduk sesuai dengan kelompoknya, dan memberi lembar experience beserta alat-alatnya pada kelompok-kelompok tersebut. Siswa mulai terlibat langsung dalam kelompoknya mewujudkan pengalaman yang diminta pada lembar experience, diskusi kelompok berjalan dengan lancar. Kemudian peneliti membagikan LKS kepada setiap siswa dan menginstruksikan untuk memisahkan diri dari kelompok untuk mengerjakan LKS secara mandiri dengan merujuk hasil experience. Tidak lama kemudian siswa mampu menyelesaikan tahap kedua sampai ketiga, dan mempresentasikannya di depan kelas. Peneliti membagikan lembar tahap terakhir yakni active experimentation yang berisi dua soal pemecahan masalah matematik yang berkaitan dengan tembereng, siswa diminta menyelesaikan secara mandiri. Sebagian siswa terlihat aktif menyelesaikan soal yang disajikan, adapula yang kebingungan dan mencoba melihat hasil pekerjaan teman yang lainnya, peneliti menegur siswa tersebut, siswa tersebutpun protes; “soal nomor dua susah bu, saya ngga ngerti ”, peneliti menghampiri dan membantunya. Selanjutnya peneliti meminta dua orang siswa untuk mempresentasikan hasil penyelesaiannya, sebagian siswa merespon dengan semangat; “ibu, saya nomor 1”, “ibu, saya yah nomor 2”. Presentasi berjalan lancar, peneliti merumuskan jawaban yang benar, dan guru kolaborator memantau jalannya proses pembelajaran. Gambar 4.11 Suasana Active Experimentation dan Presentasi Siswa Peneliti meminta siswa untuk merangkum materi sampai pada pertemuan hari ini, dan menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan harian. Salah satu siswa bertanya; “ibu, materinya apa saja? ”, penelitipun menjawab; “untuk ulangan harian akan diadakan hari jumat, kalian pelajari tentang; hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring, hubungan sudut pusat dan sudut keliling, cara menentukan sudut-sudut keliling, dan yang terakhir luas tembereng ”. Peneliti kemudian membagikan jurnal harian kepada setiap siswa, dan melakukan wawancara kepada beberapa siswa untuk mengetahui pendapat mereka mengenai penerapan model experiential learning pada proses belajar mengajar.

Dokumen yang terkait

Upaya peningkatan pemahaman konsep matematika siswa dengan pendekatan belajar bermakna (meaningful learning): penelitian tindakan kelas di SMP Waskita Madya Kota Tangerang

0 10 96

Meningkatkan pemahaman konsep zat adiktif pada makanan yang terintegrasi nilai melalui pendekatan pemecahann masalah (problem solving)

1 3 155

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Aljabar Berbasis TIMSS Pada Siswa SMP Kelas VIII

0 3 9

UPAYA MENINGAKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 BADIRI.

0 2 19

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA ALJABAR BERBASIS TIMSS PADA SISWA SMP KELAS VIII Analisis kemampuan pemecahan masalah matematika aljabar berbasis timss pada siswa kelas viii Semester gasal SMP Negeri 1 Mojosongo Tahun 2015/2016.

0 4 17

Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Neg

0 3 16

Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII Semester Genap Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP

0 6 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Model Pembelajaran Inquiry Learning Pada Siswa Kelas VII A Semester Genap SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran

0 2 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Model Pembelajaran Inquiry Learning Pada Siswa Kelas VII A Semester Genap SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Discovery Learning Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Bulukerto Tahun Ajaran 2014/201

0 3 17