yang memenuhi langkah-langkah Polya, yaitu kemampuan: a memahami masalah, b menyusun rencana pemecahan masalah, c melakukan
penghitungan pemecahan masalah, d melihat atau mengecek kembali hasil yang dikerjakan.
Untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah digunakan aturan penskoran model Schoen dan Oehmka, seperti pada tabel
di bawah ini: Tabel 3. 1
Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah
Skor Memahami
Masalah Membuat Rencana
Pemecahan Melakukan
Perhitungan Memeriksa
Kembali Hasil Salah
menginterpreta sikan salah
sama sekali Tidak ada rencana,
membuat rencana yang tidak relevan
Tidak melakukan perhitungan
Tidak ada pemeriksaan atau
tidak ada keterampilan lain
1 Salah
menafsirkan masalah,
mengabaikan kondisi soal
Membuat rencana pemecahan soal yang
tidak dapat dilaksanakan Melaksanakan
prosedur yang benar, mungkin
menghasilkan jawaban yang
benar, tetapi salah perhitungan
Ada pemeriksaan tetapi tidak tuntas
2 Memahami
masalah soal selengkapnya
Membuat rencana yang benar, tetapi salah dalam
hasiltidak ada hasil Melakukan
proseadur yang benar dan
mendapatkan hasil yang benar
Pemeriksaan dilaksanakan
untuk melihat kebenaran proses
3 -
Membuat rencana yang benar, tetapi belum
lengkap -
- 4
- Membuat rencana sesuai
dengan prosedur dan memperoleh jawaban
yang benar -
- Skor maksimal
2 Skor maksimal 4
Skor maksimal 2 Skor maksimal 2
2. Instrumen Non Tes
Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut: a.
Jurnal Harian peserta didik digunakan untuk mengetahui respon peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Pedoman wawancara dilakukan sebelum penelitian kepada guru dan
siswa untuk mengetahui proses pembelajaran yang biasa dilakukan dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Dan kepada siswa
disetiap akhir siklus untuk mengetahui tanggapannya terhadap kegiatan pembelajaran.
c. Lembar observasi pada KBM yang digunakan untuk mengetahui
apakah proses pembelajaran dengan model experiential learning terlaksana dengan baik, bagaimana interaksi yang terjadi di kelas, serta
untuk mengetahui kekurangan dalam proses pembelajaran, data diperoleh dari lembar observasi pada KBM yang diisi oleh observer
pada setiap pertemuan. Sebelum tes diberikan kepada subjek, dilakukan uji coba instrumen
terlebih dahulu pada 40 siswa di kelas IX yang diambil secara cluster random sampling dari seluruh kelas IX di SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan. Tes
uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah tes telah memenuhi syarat tes yang baik yakni validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda
soal. Sebelum tes digunakan, peneliti melakukan uji validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya penbeda terhadap tes tersebut.
1. Validitas Tes
Untuk mengukur validitas butir soal atau validitas item pada tes koneksi matematika digunakan korelasi product moment dengan angka kasar
sebagai berikut:
1
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
xy
1
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. IX, h. 72.
Keterangan
xy
r
atau
hitung
r
: koefisien antara variabel x dan variabel y N
: Jumlah responden X
: Skor item Y
: Skor total Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan hasil
perhitungan di atas dengan
tabel
r
pada taraf signifikansi 5 dengan ketentuan jika
tabel hitung
r r
berarti butir soal valid, sedangkan jika
tabel hitung
r r
berarti butir soal tidak valid.
2. Reliabilitas Tes
Reliabilitas sebuah instrumen berhubungan dengan masalah kepercayaan. Sebuah tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Hasil yang tetap inilah yang disebut reliabel.
2
Instrument yang digunakan berupa tes uraian. Oleh karena itu, reliabilitas instrument ini dihitung dengan menggunakan rumus
Alpha Cronbach, yaitu:
3
2 2
11
1 1
t i
k k
r
Keterangan:
11
r : reliabilitas yang dicari
2 i
: jumlah varians skor tiap-tiap item
2 t
: varians total k
: banyaknya item
3. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau soal yang terlalu sulit. Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah,
2
Suharsimi Arikunto, Dasar- dasar …, h. 86.
3
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009, h. 180