Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus II

melakukan sesuai langkah-langkah yang tertera di lembar experience tidak perlu ragu, silahkan lanjutkan ”. Usai tahap concrete experience, peneliti membagikan LKS yang berisi tahapan kedua, ketiga dan keempat dari experiential learning kepada setiap siswa. Peneliti menginstruksikan kepada siswa untuk menyelesaikan tahap reflection observation sampai tahap active experimentation secara mandiri. Semua siswa mulai mengerjakan lembar kerja yang telah diberikan dan sesekali melihat hasil experience yang telah dikerjakan berkelompok. Gambar 4.7 Suasana Kelompok Mewujudkan Pengalaman Peneliti dan guru kolaborator mengamati jalannya proses pembelajaran, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Nampak beberapa siswa dengan cepat menyelesaikan tahap abstract conceptualization, adapula yang mengabaikan tahap reflection observation dan abstract conceptualization ia langsung mengerjakan tahap active experimentation, peneliti menghampiri dan menegurnya siswa tersebut menanggapi; “saya ngga ngerti tahap yang ini bu... makanya saya langsung ke soal-soal ”, peneliti mengarahkan dan membantunya. Setelah semua siswa menyelesaikan LKSnya, peneliti meminta dua orang siswa mempresentasikan hasil pemikirannya pada tahap kedua dan ketiga dan siswa yang lain diminta untuk menanggapinya, sebagai motivasi peneliti akan menambahkan nilai bagi siswa yang berani mempresentasikan hasil pemikirannya di depan kelas dan juga bagi siswa yang menanggapi presentasi tersebut. Peneliti memantau jalannya presentasi dan meluruskan apabila terdapat konsep yang keliru. Berikutnya dua orang siswa mempresentasikan hasil penyelesaian pada tahap active experimentation, sebagian siswa membenarkan jawaban teman yang sedang presentasi sedangkan beberapa siswa menaggapi hal yang berbeda; “ibu... saya caranya ngga kaya gitu tapi hasilnya sama, bagaimana ibu? ”. Peneliti menghampiri siswa tersebut dan mengecek hasil pekerjaannya, rupanya siswa tersebut hanya menggunakan konsep luas lingkaran tidak menggunakan konsep hubungan sudut pusat, panjang busur dan luas juring yang sedang dipelajari, peneliti membenarkan hasil penyelesaiannya dan meluruskan kembali tujuan pembelajaran siswa yakni sesuai indikator yang telah ditetapkan untuk pertemuan kali ini. Bel istirahatpun berbunyi, peneliti segera memberikan PR dan jurnal harian kepada semua siswa, menginstruksikan membuat rangkuman materi yang telah dipelajari pada hari ini dan menginformasikan pokok bahasan pada pertemuan berikutnya. Kemudian ketua kelas menyiapkan semua siswa untuk berdiri dan memberi salam, peneliti dan guru kolaboratorpun membalas salam dan beranjak keluar kelas.

2. Pertemuan ke-7 Senin, 22 April 2013

Pada pertemuan ketujuh berlangsung pada jam pelajaran kedua dan ketiga seusai upacara tepat pukul 07.40 sampai pukul 09.00. Peneliti masuk kelas VIII-5 bersama dengan guru kolaborator, ketua kelas segera menyiapkan semua siswa untuk berdoa bersama menurut keyakinan masing- masing dan memberi salam, kami berduapun membalas salam. Peneliti melihat papan kehadiran siswa yang berada di samping meja guru, tertulis di sana nihil menandakan semua siswa hadir semua. Kemudian peneliti meminta semua siswa duduk sesuai dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya, dan menginformasikan tujuan dan indikator pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ketujuh yakni mengenai hubungan sudut pusat dan sudut keliling yang menghadap busur yang sama.

Dokumen yang terkait

Upaya peningkatan pemahaman konsep matematika siswa dengan pendekatan belajar bermakna (meaningful learning): penelitian tindakan kelas di SMP Waskita Madya Kota Tangerang

0 10 96

Meningkatkan pemahaman konsep zat adiktif pada makanan yang terintegrasi nilai melalui pendekatan pemecahann masalah (problem solving)

1 3 155

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Aljabar Berbasis TIMSS Pada Siswa SMP Kelas VIII

0 3 9

UPAYA MENINGAKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 BADIRI.

0 2 19

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA ALJABAR BERBASIS TIMSS PADA SISWA SMP KELAS VIII Analisis kemampuan pemecahan masalah matematika aljabar berbasis timss pada siswa kelas viii Semester gasal SMP Negeri 1 Mojosongo Tahun 2015/2016.

0 4 17

Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Neg

0 3 16

Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII Semester Genap Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP

0 6 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Model Pembelajaran Inquiry Learning Pada Siswa Kelas VII A Semester Genap SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran

0 2 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Model Pembelajaran Inquiry Learning Pada Siswa Kelas VII A Semester Genap SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Discovery Learning Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Bulukerto Tahun Ajaran 2014/201

0 3 17