Pertemuan ke-6 Jumat, 19 April 2013

presentasi tersebut. Peneliti memantau jalannya presentasi dan meluruskan apabila terdapat konsep yang keliru. Berikutnya dua orang siswa mempresentasikan hasil penyelesaian pada tahap active experimentation, sebagian siswa membenarkan jawaban teman yang sedang presentasi sedangkan beberapa siswa menaggapi hal yang berbeda; “ibu... saya caranya ngga kaya gitu tapi hasilnya sama, bagaimana ibu? ”. Peneliti menghampiri siswa tersebut dan mengecek hasil pekerjaannya, rupanya siswa tersebut hanya menggunakan konsep luas lingkaran tidak menggunakan konsep hubungan sudut pusat, panjang busur dan luas juring yang sedang dipelajari, peneliti membenarkan hasil penyelesaiannya dan meluruskan kembali tujuan pembelajaran siswa yakni sesuai indikator yang telah ditetapkan untuk pertemuan kali ini. Bel istirahatpun berbunyi, peneliti segera memberikan PR dan jurnal harian kepada semua siswa, menginstruksikan membuat rangkuman materi yang telah dipelajari pada hari ini dan menginformasikan pokok bahasan pada pertemuan berikutnya. Kemudian ketua kelas menyiapkan semua siswa untuk berdiri dan memberi salam, peneliti dan guru kolaboratorpun membalas salam dan beranjak keluar kelas.

2. Pertemuan ke-7 Senin, 22 April 2013

Pada pertemuan ketujuh berlangsung pada jam pelajaran kedua dan ketiga seusai upacara tepat pukul 07.40 sampai pukul 09.00. Peneliti masuk kelas VIII-5 bersama dengan guru kolaborator, ketua kelas segera menyiapkan semua siswa untuk berdoa bersama menurut keyakinan masing- masing dan memberi salam, kami berduapun membalas salam. Peneliti melihat papan kehadiran siswa yang berada di samping meja guru, tertulis di sana nihil menandakan semua siswa hadir semua. Kemudian peneliti meminta semua siswa duduk sesuai dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya, dan menginformasikan tujuan dan indikator pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ketujuh yakni mengenai hubungan sudut pusat dan sudut keliling yang menghadap busur yang sama. Sebagai pendahuluan peneliti mengingatkan siswa untuk membuka PR yang telah diberikan dipertemuan sebelumnya. Kemudian menawarkan nilai tambahan bagi siswa yang berani mempresentasikan hasil PR-nya di depan kelas. Sebagian siswa antusias dengan mengangkat tangan kanannya sambil berkata; “saya bu”, peneliti menunjuk salah satu diantara mereka dan siswa yang lainnya mengecek jawabannya dengan apa yang sedang dibahas di papan tulis. Pembahasan PR berjalan lancar dan aktif hingga nomor terakhir. Selanjutnya perwakilan kelompok maju ke depan untuk mengambil lembar experience dan beberapa alat yang dibutuhkan untuk mewujudkan pengalaman. Peneliti meminta setiap anggota kelompok terlibat langsung membaca dan melaksanakan langkah-langkah experience dengan teliti. Semua kelompok mulai disibukkan dengan membuat lingkaran dan juring yang kemudian dijiplak dan digunting untuk mendapatkan hubungan sudut keliling dan sudut pusat. Setelah semua kelompok berhasil mewujudkan pengalaman yang diminta, peneliti membagikan lembar kerja siswa LKS yang berisi tiga tahap, yaitu; tahap reflection observation, tahap abstract conceptualization, dan tahap active experimentation. Setiap siswa diminta memisahkan diri dari kelompok dan menyelesaikan tiga tahapan tersebut secara mandiri. Sesuai pengamatan peneliti, masih terdapat siswa yang kurang percaya diri saat merefleksikan pemahamannya melalui pengalaman, sehingga ia masih bertanya dan melihat jawaban teman sekelompoknya. Peneliti mengarahkan, membantu siswa tersebut dan memotivasi agar lebih yakin dan cermat dalam berpikir. Sebagian siswa mampu menyelesaikan tahap kedua dan ketiga dengan baik. Usai konsep dibentuk, peneliti meminta siswa mempresentasikan hasil tahap kedua dan ketiga, tidak banyak siswa yang antusias saat tahap ini dipresentasikan, karena mereka masih memfokuskan pemikiran sampai tuntas pada tahap keempat. Gambar 4.8 Suasana Siswa Saat Merefleksi dan Mengkonsep Pengalaman Selanjutnya peneliti meminta dua siswa untuk mempresentasikan hasil pemecahan masalah yang tersaji di tahap active experimentation. Beberapa siswa antusias mengangkat tangannya sambil berkata; “ibu gantian saya dong.. saya belum pernah maju bu ”, peneliti merespon semangat siswa tersebut untuk mempresentasikan hasil penyelesaiannya. Peneliti memotivasi siswa lainnya untuk menanggapi jawaban yang ada di papan tulis, tidak ada satupun siswa yang menanggapi jawaban teman yang sedang dipresentasikan. Setelah peneliti cek lembar active experimentation hampir semua siswa menyelesaikan masalah dengan tepat. Sesuai hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, sebagian siswa nampak terbiasa dan memahami tahapan model experiential learning, peran peneliti dan guru dalam membantu siswa yang kesulitanpun berkurang. Gambar 4.9 Antusiasme Siswa Saat Diminta Presentasi Sebagai penutup peneliti mengarahkan siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari pada pertemuan kali ini, dan memberikan PR. Selanjutnya Peneliti menginformasikan pokok bahasan untuk pertemuan berikutnya dan membagikan jurnal harian untuk mengukur respon siswa pada pembelajaran yang telah berlangsung. Bel pergantian jam ke-4 pun berbunyi, peneliti mempersilahkan ketua kelas untuk menyiapkan, kemudian semua siswa berdiri dan memberi salam, dan peneliti bersama guru kolaborator menjawab salam dan beranjak keluar kelas.

3. Pertemuan ke-8 Jumat, 26 April 2013

Pertemuan kedelapan bertepatan pada jam pelajaran ke-3 dan ke-4, peneliti dan guru kolaborator masuk ke kelas VIII-5 yang terletak di lantai 2 sebelah barat daya. Seperti biasanya, melihat peneliti dan guru kolaborator masuk ruang kelas, ketua kelas bergegas menyiapkan semua siswa untuk berdiri dan memberi salam, peneliti dan guru kolaborator memjawabnya dan mereka duduk kembali. Peneliti mengamati kelas, siswa sudah dalam posisi duduk berkelompok, kemudian peneliti menanyakan PR apakah sudah dikerjakan dan ada kesulitan, dan siswapun merespon dengan percaya diri bahwasannya sudah dan mudah, penelitipun mengecek PR siswa. Peneliti melihat ke papan kehadiran siswa yang berada di sebelah meja guru, tertulis dengan jelas “NIHIL” pertanda semua siswa hadir. Peneliti menginformasikan tujuan dan indikator yang akan dicapai pada pertemuan kedelapan ini, yakni mengenai sudut-sudut keliling dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. Penelitipun mengingatkan siswa akan materi unsur-unsur lingkaran, perbandingan, dan besar sudut yang telah dipelajari sebelumnya. Kemudian meminta perwakilan kelompok maju ke depan untuk mengambil lembar experience dan alat-alat yang diperlukan. Diskusi kelompok mulai bereaksi, siswa-siswa nampak aktif dengan karton, gunting dan penggarisnya. Sebagian yang lain memperdebatkan posisi sudut-sudut keliling yang akan mereka buat. Guru kolaborator mengamati jalannya proses diskusi dan peneliti memantau dan menghampiri

Dokumen yang terkait

Upaya peningkatan pemahaman konsep matematika siswa dengan pendekatan belajar bermakna (meaningful learning): penelitian tindakan kelas di SMP Waskita Madya Kota Tangerang

0 10 96

Meningkatkan pemahaman konsep zat adiktif pada makanan yang terintegrasi nilai melalui pendekatan pemecahann masalah (problem solving)

1 3 155

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Aljabar Berbasis TIMSS Pada Siswa SMP Kelas VIII

0 3 9

UPAYA MENINGAKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 BADIRI.

0 2 19

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA ALJABAR BERBASIS TIMSS PADA SISWA SMP KELAS VIII Analisis kemampuan pemecahan masalah matematika aljabar berbasis timss pada siswa kelas viii Semester gasal SMP Negeri 1 Mojosongo Tahun 2015/2016.

0 4 17

Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Neg

0 3 16

Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII Semester Genap Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP

0 6 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Model Pembelajaran Inquiry Learning Pada Siswa Kelas VII A Semester Genap SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran

0 2 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Model Pembelajaran Inquiry Learning Pada Siswa Kelas VII A Semester Genap SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Discovery Learning Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Bulukerto Tahun Ajaran 2014/201

0 3 17