Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penelitian

Dari skema di atas dapat di buat bagan desain kegiatan penelitiannya sebagai berikut: Bagan 3.2 Desain Kegiatan Penelitian

4. Tahap Refleksi

1. Peneliti bersama kolaborator mengevaluasi hasil data kualitatif dan kuantitatif. 2. Mengidentifikasi hasil-hasil yang belum mencapai indikator keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan hasil evaluasi siklus I digunakan sebagai acuannya. 3. Merencanakan tindakan pada siklus II. 3. Tahap Observasi 1. Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadap siswa dan peneliti, serta wawancara. Guru kolaborator mencatat respon siswa yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah dalam lembar observasi. 2. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. 3. Mengumpulkan data yang diperoleh.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar matematika dengan menerapkan model experiential learning secara kelompok.

1. Tahap Perencanaan

1. Menyiapkan kelas penelitian. 2. Membuat RPP dengan mengintegrasikan model experiential learning secara kelompok. 3. Membuat Lembar Kerja Siswa LKS. 4. Membuat pedoman observasi. 5. Membuat pedoman wawancara. 6. Menyiapkan alat dokumentasi. 7. Membuat soal tes Siklus I untuk siswa. 8. Mempersiapkan tolak ukur efektivitas Tindakan. SIKLUS I Kegiatan Pendahuluan 1. Observasi sekolah yang akan diadakan penelitian. 2. Pembuatan surat izin penelitian. 3. Pembuatan instrument penelitian. 4. Menghubungi kepala sekolah dan guru bidang studi matematika. 5. Menentukan kelas subyek yang akan dikenai tindakan. 6. Observasi proses pembelajaran di kelas. 7. Observasi tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. 8. Wawancara dengan guru kelas dan beberapa siswa. 9. Melakukan diagnosa mengenai timbulnya permasalahan di kelas. 10. Mensosialisasikan pembelajaran dengan model experiential learning.

B. Indikator Keberhasilan Kinerja

Indikator keberhasilan kinerja dalam penelitian tindakan ini, yaitu: meningkatnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan penerapan model experiential learning. Penelitian ini akan dihentikan jika: 1. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada setiap akhir siklus menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa lebih dari atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan SMP N 9 Kota Tangerang Selatan yaitu 70.

4. Tahap Refleksi

1. Peneliti bersama kolaborator mengevaluasi hasil data kualitatif dan kuantitatif. 2. Mengidentifikasi hasil-hasil yang belum mencapai indikator keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III dengan hasil evaluasi siklus II digunakan sebagai acuannya. 5. Merencanakan tindakan pada siklus III. 6. Mengevalusi proses pembelajaran Siklus II. Apabila indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya. 3. Tahap Observasi 1. Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadap siswa dan peneliti, serta wawancara. Guru kolaborator mencatat respon siswa yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah dalam lembar observasi. 2. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. 3. Mengumpulkan data yang diperoleh.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar matematika dengan menerapkan model experiential learning secara individu.

1. Tahap Perencanaan

1. Menyiapkan kelas penelitian. 2. Membuat RPP dengan mengintegrasikan model experiential learning secara individu. 3. Menyiapkan pedoman observasi. 4. Menyiapkan pedoman wawancara. 5. Menyiapkan alat dokumentasi. 6. Membuat soal tes Siklus II untuk siswa. SIKLUS II 2. Respon positif siswa yang dicatat melalui jurnal harian dan lembar observasi kegiatan siswa mencapai persentase rata-rata ≥ 60 . Jika indikator kinerja tersebut telah terpenuhi maka penelitian tindakan ini berhasil dan tindakan penelitian dihentikan. Sebaliknya, jika indikator keberhasilan kinerja belum terpenuhi, maka tindakan penelitian ini harus dilanjutkan ke siklus berikutnya, dan disertai dengan adanya perbaikan- perbaikan yang menjadi kekurangan dari siklus sebelumnya.

C. Subjek dan Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII-5 SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 20122013 yang berjumlah 40 siswa. Seorang yang bertindak sebagai kolabolator dan observer terlibat dalam penelitian ini yaitu guru matematika kelas VIII-5 sebagai pengamat jalannya penelitian. Pada saat pelaksanaan tindakan, guru matematika kelas membantu peneliti mengamati apa yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi, mengamati pelaksanaan tindakan penelitian dan menuangkannya dalam lembar catatan evaluasi tindakan penelitian, serta bersama peneliti mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada suatu siklus tertentu dalam refleksi.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Pada penelitian ini peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran yaitu menyampaikan materi dengan menggunakan model experiential learning. Dalam pelaksanaan, peneliti dibantu oleh kolaborator yaitu guru matematika yang bertindak sebagai observer.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, pada setiap siklus setelah diberikan tindakan. Jika pada penelitian siklus I terdapat kekurangan maka

Dokumen yang terkait

Upaya peningkatan pemahaman konsep matematika siswa dengan pendekatan belajar bermakna (meaningful learning): penelitian tindakan kelas di SMP Waskita Madya Kota Tangerang

0 10 96

Meningkatkan pemahaman konsep zat adiktif pada makanan yang terintegrasi nilai melalui pendekatan pemecahann masalah (problem solving)

1 3 155

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Aljabar Berbasis TIMSS Pada Siswa SMP Kelas VIII

0 3 9

UPAYA MENINGAKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 BADIRI.

0 2 19

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA ALJABAR BERBASIS TIMSS PADA SISWA SMP KELAS VIII Analisis kemampuan pemecahan masalah matematika aljabar berbasis timss pada siswa kelas viii Semester gasal SMP Negeri 1 Mojosongo Tahun 2015/2016.

0 4 17

Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Neg

0 3 16

Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII Semester Genap Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP

0 6 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Model Pembelajaran Inquiry Learning Pada Siswa Kelas VII A Semester Genap SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran

0 2 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Model Pembelajaran Inquiry Learning Pada Siswa Kelas VII A Semester Genap SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Discovery Learning Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Bulukerto Tahun Ajaran 2014/201

0 3 17