Pertemuan ke-9 Senin, 29 April 2013
Setelah pelaksanaan tes siklus II peneliti melakukan wawancara dengan guru untuk mengungkap pendapatnya tentang pembelajaran
matematika yang telah diterapkan model experiential learning selama siklus II. Peneliti juga mengumpulkan data observasi, jurnal harian, hasil
wawancara dan mendiskusikannya bersama guru mata pelajaran.
c Tahap observasi dan analisis data siklus II
Observasi dilakukan pada saat bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selaku pelaksana tindakan dan
guru bidang studi matematika selaku observer untuk mengamati kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Pengamatan terhadap
aktivitas siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan penilaian langsung melihat dari kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran matematika di
siklus II, antara lain saat berkelompok mewujudkan pengalaman, mengisi LKS, merefleksikan pengalaman, mengkonsep rumusan atau teori sampai
dengan mengaplikasikannya pada soal-soal pemecahan masalah pada tahap terakhir, dan saat presentasi di depan kelas. Adapun hasil observasi selama
penelitian siklus II berlangsung dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.8 Persentase Aktivitas Pembelajaran Matematika Siswa pada Siklus II
No Aspek yang diamati
Persentase pada pertemuan Rataan
Ke-6 Ke-7
Ke-8 Ke-9
1. Memperhatikan penjelasan guru
100 90
100 100
97,5 2.
Terlibat langsung dalam pengalaman yang telah dirancang guru.
78,95 80
90 94,74
85,92
3. Mengamati kemudian merefleksikan
kembali pengalamannya. 68,42
85 87,5
100 85,23
4. Mengungkapkan idegagasan dalam bentuk
bahasa matematik kepada teman. 78,95
85 80
78,95 80,72
5. Mengkonsep pengalaman yang telah
direfleksi dalam bentuk teorirumus. 73,68
95 87,5
97,37 88,39
6. Menerapkan konsep yang telah didapat
untuk memecahkan masalah. 89,47
100 95
94,74 94,8
7. Mengajukan pertanyaan yang relevan
kepada guruteman. 76,32
75 82,5
78,95 78,19
8. Berani mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas. 63,16
72,5 80
84,21 74,97
9. Mendengarkanmemperhatikan presentasi
teman. 92,11
87,5 92,5
94,74 91,71
10. Berani menanggapimenyanggah pendapat
guruteman. 63,16
62,5 75
71,05 67,93
Rata-rata tiap pertemuan 78,42
83,25 87
89,47
Rata-rata dalam persentase
81,2
Berdasarkan hasil observasi yang tertera pada tabel 4.8, terlihat bahwa rataan total aktivitas siswa pada proses pembelajaran mengalami
peningkatan dari 61,02 menjadi 81,2, dan telah mencapai indikator keberhasilan kinerja
≥ 60 dalam kategori aktivitas baik. Pada siklus II ini, aktivitas siswa masih didominasi pada aspek mendengarkan penjelasan guru
mengenai tujuan
pembelajaran dan
mendengarkanmemperhatikan presentasi teman yaitu 90, hal ini juga terjadi saat siswa menerapkan
konsep yang telah didapat untuk memecahkan masalah yakni sebesar 94,8.
Peningkatan aktivitas siswa juga terlihat pada seluruh aspek yang diamati. Pada saat kelompok bekerja sama mewujudkan pengalaman setiap
anggotanya aktif terlibat langsung terbukti skor aktivitas tersebut sebesar 85,92, hal ini dikarenakan semua siswa sudah terbiasa berexperience saat
disiklus I sehingga mereka lebih mudah memahami langkah-langkah experience disiklus II. Aktivitas siswa dalam merefleksi dan mengkonsep
pengalaman cukup baik dengan skornya ≥ 85 sedang pada siklus I 45,
ini menunjukkan kemandirian siswa untuk menyelesaikan tugasnya meningkat.
Kegiatan observasi data tidak hanya dari lembar observasi oleh observer, peneliti juga mengumpulkan data berupa jurnal harian untuk mengukur
respon siswa akan penerapan model experiential learning selama 4 pertemuan. Adapun rekapitulasi data respon siswa terhadap pembelajaran
selama siklus II dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.9 Rekapitulasi Respon Siswa Pada Siklus II
Pertemuan Ke- Kategori
Positif Netral
Negatif Jml
Jml Jml
VI 32
84,21 5
13,16 1
2,632 VII
38 95
2 5
VIII 37
92,5 3
7,5 IX
35 92,11
2 5,263
1 2,632
Rata-rata 90,95
7,73 1,316
Berdasarkan tabel 4.9 hasil perhitungan jurnal harian yang telah diisi oleh siswa ditiap akhir pertemuan selama 4 kali, rata-rata persentase siswa
yang memberikan respon positif terhadap penerapan model experiential learning pada siklus II sebesar 90,95. Dibandingkan dengan respon siswa
disiklus I sebesar 78,55, walaupun masih terdapat siswa yang merespon netral sebesar 7,73 dan yang berespon negatif sebesar 1,32, akan tetapi
hal ini menunjukkan bahwa respon positif siswa selama pembelajaran siklus II lebih besar dibandingkan pada siklus I.
Selain lembar observasi dan jurnal harian, peneliti juga mendapatkan data yang perlu dianalisis dari hasil wawancara dengan siswa dan guru mata
pelajaran diakhir siklus. Berikut rangkuman hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti, antara lain: