Mata Panah Gerabah IPS 1 Kelas 7 Nanang Herjunanto Penny Rahmawati Sutarto Sunar 2009

62 IPS SMPMTs Kelas VII 5. Nekara Nekara adalah semacam tambur yang berbentuk seperti dandang terbalik. Dalam kehidupan manusia purba, nekara dijadikan benda pusaka. Benda ini dianggap suci dan dipuja-puja. Fungsinya untuk mengiringi kegiatan upacara. Jenis nekara banyak ditemukan di berbagai daerah, misalnya di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Sumbawa, Roti, Selayar. Di Pulau Alor ditemukan nekara yang berukuran kecil dan dikenal dengan nama Moko. Kemudian di Bali terdapat nekara yang berukuran sangat besar dan masih utuh. Tingginya mencapai 1,98 meter dan bergaris tengah 1,60 meter. Nekara ini dianggap suci. Menurut kepercayaan penduduk, nekara ini adalah bagian bulan yang jatuh dari langit. Nekara ini sekarang disimpan di sebuah pura di daerah Pejang, Kabupaten Gianyar. Pura untuk menyimpan nekara itu dinamakan Pura Panataran Sasih. 6. Kapak Perunggu Kapak perunggu biasa disebut juga kapak sepatu, karena bagian atasnya berbentuk corong dengan bibir terbelah dua. Pada corong itu dimasukkan tangkai kapak. Karena itulah kapak ini terkenal pula dengan sebutan kapak corong. Gambar 2.18 Nekara dan Moko Sumber: Manusia Purba Gambar 1.19 Kapak perunggu Sumber: www.traveladventures.org 63 IPS SMPMTs Kelas VII Di Indonesia banyak diketemukan jenis-jenis manusia purba dengan ciri-ciri tubuh yang berbeda dengan manusia Indonesia sekarang. Dalam perkembangan zaman, jenis-jenis manusia purba tersebut dimungkinkan telah punah. Sedangkan yang jenis Homo Sapiens, lambat laut mengalami proses evolusi atau perubahan secara lambat. Anak-anak pasti akan bertanya-tanya, siapa sebenarnya nenek moyang bangsa Indonesia? Para ahli sejarah berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari rumpun bangsa Austronesia yang masuk ke Indonesia secara bergelombang dan bertahap. Mereka berasal dari daerah Yunan di Cina Selatan. Kemudian dari Yunan mereka pindah ke Vietnam, karena perubahan iklim atau bencana alam mereka meninggalkan Vietnam dan menuju pulau-pulau di sebelah selatan Benua Asia. Bangsa Austronesia yang masuk ke Indonesia disebut bangsa Melayu. Mereka adalah nenek moyang langsung dari bangsa Indonesia. Berdasarkan masa kedatangannya, bangsa Melayu dapat dibedakan atas dua macam, yaitu bangsa Proto Melayu dan Deutero Melayu.

1. Bangsa Proto Melayu Melayu Tua

Bangsa ini masuk ke Indonesia melalui dua jalan, yaitu: a. Jalan Barat : lewat Malaka - Sumatera - Jawa - Kalimantan Hasil budaya yang mereka bawa berupa kapak persegi. b. Jalan Timur : lewat Filipina - Sulawesi Utara - Irian Jaya. Hasil budaya yang mereka bawa berupa kapak lonjong. Hal ini dapat dibuktikan dengan diketemukannya kapak lonjong di Seram, di Minahasa dan Kalimantan Utara. Awal Kedatangan Nenek Moyang Bangsa Indonesia L. Kemandirian Belajar Buatlah kliping tentang gambar-gambar yang berisi alat-alat yang dibuat pada masa perundagian. Berilah hiasan kliping tersebut agar lebih menarik. Kumpulkan pada gurumu dan mintalah komentarnya. Hasil karya terbaik, tempelkan pada mading. 64 IPS SMPMTs Kelas VII

2. Bangsa Deutero Melayu Melayu Muda

Bangsa ini masuk ke Indonesia hanya melalui satu jalan, yaitu jalan darat Malaka Sumatera - Jawa. Bangsa Deutero Melayu ke Indonesia dengan membawa kebudayaan Dongson Kebudayaan Perunggu. Peninggalan hasil kebudayaannya berupa kapak corong, nekara, dan perhiasan dari logam perunggu. Gambar 2.20 Peta persebaran nenek moyang Indonesia Sumber: www.traveladventures.org

3. Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Sebelum bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia, di wilayah Indonesia sudah ada suku Wedoid dan Negrito. Kedua suku tersebut menurut penyelidikan Mme Madeline Colani berasal dari daerah Tonkin. Pendapat ini diperkuat dengan penemuan tulang belulang jenis Papua Melanesoid termasuk suku Negrito dan Europacide termasuk suku Wedoid. Dari Tonkin kemudian menyebar ke Hindia Belakang ke Indonesia hingga pulau-pulau di Samudra Pasifik. Dengan kedatangan bangsa Melayu Austronesia ke Indonesia, kedua suku tersebut terdesak dan melarikan diri. Mereka mendiami tempat-tempat terasing dan menutup diri. Sisa-sisa suku bangsa tersebut yang sekarang masih bertahan hidup seperti berikut. 1. Sisa-sisa suku Wedoid adalah suku Sakai di Siak, suku Kubu di Jambi dan suku Lubu di Palembang. 2. Sisa-sisa suku Negrito boleh dikatakan sudah lenyap di Indonesia. 65 IPS SMPMTs Kelas VII Menurut pendapat Kem dan Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia, terutama dari daerah Yunan Hindia Belakang. Mereka berangkat dari Yunan menyebar ke selatan. Kemudian mereka berpindah lagi dan menyebar, antara lain ke Indonesia. Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia melalui dua periode, yaitu pada tahun 1500 SM dan tahun 500 SM. a. Periode Persebaran Tahun 1500 SM Pada sekitar tahun 1500 SM terjadi persebaran periode pertama ke Indonesia yang disebut Proto Melayu. Persebaran itu terjadi melalui dua jalur, yaitu jalur barat selatan dan jalur timurutara. a. Persebaran jalur baratselatan, berasal dari Yunan melalui Malaya - Sumatera dan Jawa - Kalimantan. b. Persebaran jalur timurutara, berawal dari Yunan melalui Vietnam - Filipina - Sulawesi dan Irian. Persebaran periode Proto Melayu ini membawa kebudayaan batu bara neolithicum. Kebudayaan batu baru ini berpusat di Bascon Hoabinh di Indo Cina. Kebudayaan batu baru ini menyebar menuju ke Indonesia. Hal ini tampak dengan ditemukannya hasil-hasil kebudayaannya, seperti kapak persegi dan kapak lonjong. b. Periode Persebaran Tahun 500 SM Persebaran bangsa Melayu Austronesia pada periode 500 SM disebut Deutro Melayu. Jalur persebarannya melalui daratan Asia - Semenanjung Malaya, lalu sampai di Sumatera dan Jawa. Periode Deutro Melayu Melayu Muda ini membawa juga kebudayaan logam. Kebudayaan ini berpusat di Dongson. Bangsa Indonesia yang termasuk keturunan periode Proto Melayu adalah suku Toraja dan suku Dayak. Adapun keturunan periode Deutro Melayu adalah suku Jawa dan Bugis.

4. Corak Kehidupan Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Corak kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia pada akhir prasejarah meliputi: a. Kehidupan Agraris Nenek moyang bangsa Indonesia hidup dari bertani. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya alat khas pertanian yang berupa beliung persegi dan kapak lonjong.