42
IPS SMPMTs Kelas VII
Manusia praaksara tidak mewariskan peninggalan-peninggalan yang berupa tulisan. Segala sesuatu tentang manusia praaksara yang juga disebut manusia purba
dan kehidupannya dapat diketahui dari berbagai sumber informasi, sebagai berikut.
1. Hasil Penggalian Fosil
Fosil adalah sisa tumbuh-tumbuhan, hewan, dan bagian tubuh manusia yang telah membatu. Jadi, ada fosil tumbuh-tumbuhan, fosil hewan, dan fosil manusia.
Fosil dapat memberi petunjuk tentang kehidupan manusia pada zaman purba. Oleh karena itu, fosil semacam itu disebut fosil pandu.
c. Zaman Besi
Temuan benda-benda prasejarah yang dibuat dari besi di Indonesia belum banyak. Mungkin alat-alat tersebut telah hancur karena karat. Pada umumnya alat
dari besi ditemukan bersama alat dari perunggu. Alat dari besi digunakan sebagai alat keperluan sehari-hari dan bekal kubur.
Jenis-jenis alat yang dibuat dari besi antara lain: -
mata kapak yang dikaitkan pada tangkai kayu yang dipergunakan untuk menaruh kayu atau batu,
- mata sabit untuk menyabit tumbuh-tumbuhan,
- mata pisau,
- mata tembilang,
- mata pedang,
- cangkul, dan
- tongkat.
Kecakapan Personal dan Sosial
Diskusikan dengan kelompok diskusimu, bahwa berdasarkan perkembangan keadaan alam di bumi, kapan mulai adanya kehidupan manusia di bumi
Bagaimana menurutmu ciri-ciri manusia tersebut Presentasikan hasil diskusi kelompok tersebut di depan kelas
Peninggalan Manusia Praaksara D.
43
IPS SMPMTs Kelas VII
Fosil manusia di Indonesia mungkin pernah ditemukan di masa dahulu bersama dengan fosil-fosil hewan. Tetapi, penelitian ilmiah tentang fosil manusia barulah
dimulai pada akhir abad ke-19. Jika penemuan mencerminkan kegiatan penelitian, maka penelitian paleoantropologi di Indonesia dapat dibagi dalam tiga tahapan, yaitu:
- Tahap 1 1889 - 1909
- Tahap 2 1931 - 1941
- Tahap 3 1952 - sekarang
Penelitian paleoantropologi di sini boleh dikatakan dimulai oleh Eugene Dubois. Ia menduga bahwa manusia purba itu hidupnya pastilah di daerah tropis, oleh karena
perubahan iklim sepanjang sejarah tidak banyak, dan di sini pula monyet serta kera masih banyak hidup. Sesudah berhasil datang di Indonesia, ia mulai menyelidikinya
di gua-gua Sumatera Barat tetapi, hanya tulang-tulang hewan dan manusia sub- resen yang ditemukan. Penemuan tengkorak manusia di Wajak, Tulungagung, Kediri,
pada tahun 1889 menyebabkan Dubois memindahkan kegiatannya ke pulau Jawa yang berakhir dengan penemuan sisa manusia purba di Kedungbrubus dan Trinil.
Sejumlah besar fosil, terkenal sebagai koleksi Dubois, sampai sekarang tersimpan di Leiden Belanda.
2. Tempat Perlindungan di Bawah Karang Abris Sous Roches
Tempat perlindungan di bawah karang berbentuk gua. Tempat semacam itu merupakan perkampungan manusia purba yang hanya ditempati sementara waktu.
Gua karang tempat perlindungan manusia purba oleh pakar ilmu purbakala dinamakan abris sous roches. Di situ ditemukan bekas alat-alat dari batu, tulang, tanduk,
dan kerang. Abris sous roches antara lain ditemukan di Teluk Triton Papua, Pulau Seram Maluku, dan Sulawesi Selatan.
3. Dapur Sampah Kjokkenmoddinger
Makanan manusia purba terdiri atas buah-buahan dan hewan, antara lain kerang. Kulit kerang dibuang di tempat-tempat tertentu. Tempat pembuangan kulit
kerang oleh para pakar ilmu purbakala dinamakan dapur sampah atau kjokkenmoddinger. Di dapur sampah yang berujud bukit kerang kadang-kadang
ditemukan bekas alat-alat manusia purba yang ikut terbuang. Bukit kerang semacam itu antara lain ditemukan di Medan Sumatera Utara dan Langsa Aceh.
4. Alat-Alat yang Digunakan oleh Manusia Purba
Alat-alat yang digunakan oleh manusia purba tersebar di beberapa tempat di Indonesia dan daratan Asia. Antara lain beliung persegi dan kapak lonjong.
Penyebaran alat-alat itu dapat digunakan untuk melacak perpindahan mobilitas manusia purba. Alat-alat manusia praaksara manusia purba disebut Artefak.
44
IPS SMPMTs Kelas VII
Dari sumber-sumber informasi tersebut, para pakar ilmu purbakala mengetahui jenis-jenis manusia purba di Indonesia sebagai berikut.
1. Pithecantropus Mojokertensis
Pada tahun 1936 dua orang pakar purbakala bernama Duyfjes dan Von Koeningswald mengadakan penyelidikan di Perning Kabupaten Mojokerto.
Mereka dapat menemukan fosil-fosil tengkorak manusia purba. Fosil tersebut berwujud tengkorak anak berusia sekitar 6 tahun. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata
bahwa tengkorak tersebut berusia sekitar 1,9 juta tahun. Manusia purba hasil penemuan dua orang pakar tersebut kemudian dinamakan Pithecanthropus
Mojokertensis.
Penemuan itu sangat penting. Sebab, fosil-fosil tersebut merupakan bukti tentang manusia purba tertua di Indonesia.
Pada tahun 1938 dua orang pakar bernama De Terra dan Movius mengadakan penyelidikan ulang. Mereka memperkuat pendapat, bahwa Pithecantropus
Mojokertensis adalah manusia purba tertua di Indonesia.
2. Meganthropus Palaeojavanicus
Von Koenigswald juga mengadakan penggalian fosil-fosil manusia di tempat lain. Pada tahun 1941 ia dapat menemukan fosil-fosil manusia di Sangiran, daerah
Surakarta. Setelah diteliti, ternyata bahwa manusia itu bertubuh besar, tetapi tidak seberapa tinggi. Oleh karena itu, manusia itu dinamakan Meganthropus
Palaeojavanicus. Megan artinya besar. Jadi, Meganthropus Palaeojavanicus artinya manusia besar yang tertua dari Jawa.
Gambar 2.2 Peta daerah penemuan fosil manusia purba di Pulau Jawa
Sumber: ilustrasi penerbit
Jenis-Jenis Manusia Praaksara di Indonesia E.