Bangsa Proto Melayu Melayu Tua

65 IPS SMPMTs Kelas VII Menurut pendapat Kem dan Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia, terutama dari daerah Yunan Hindia Belakang. Mereka berangkat dari Yunan menyebar ke selatan. Kemudian mereka berpindah lagi dan menyebar, antara lain ke Indonesia. Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia melalui dua periode, yaitu pada tahun 1500 SM dan tahun 500 SM. a. Periode Persebaran Tahun 1500 SM Pada sekitar tahun 1500 SM terjadi persebaran periode pertama ke Indonesia yang disebut Proto Melayu. Persebaran itu terjadi melalui dua jalur, yaitu jalur barat selatan dan jalur timurutara. a. Persebaran jalur baratselatan, berasal dari Yunan melalui Malaya - Sumatera dan Jawa - Kalimantan. b. Persebaran jalur timurutara, berawal dari Yunan melalui Vietnam - Filipina - Sulawesi dan Irian. Persebaran periode Proto Melayu ini membawa kebudayaan batu bara neolithicum. Kebudayaan batu baru ini berpusat di Bascon Hoabinh di Indo Cina. Kebudayaan batu baru ini menyebar menuju ke Indonesia. Hal ini tampak dengan ditemukannya hasil-hasil kebudayaannya, seperti kapak persegi dan kapak lonjong. b. Periode Persebaran Tahun 500 SM Persebaran bangsa Melayu Austronesia pada periode 500 SM disebut Deutro Melayu. Jalur persebarannya melalui daratan Asia - Semenanjung Malaya, lalu sampai di Sumatera dan Jawa. Periode Deutro Melayu Melayu Muda ini membawa juga kebudayaan logam. Kebudayaan ini berpusat di Dongson. Bangsa Indonesia yang termasuk keturunan periode Proto Melayu adalah suku Toraja dan suku Dayak. Adapun keturunan periode Deutro Melayu adalah suku Jawa dan Bugis.

4. Corak Kehidupan Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Corak kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia pada akhir prasejarah meliputi: a. Kehidupan Agraris Nenek moyang bangsa Indonesia hidup dari bertani. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya alat khas pertanian yang berupa beliung persegi dan kapak lonjong. 66 IPS SMPMTs Kelas VII b. Kehidupan Bahari Nenek moyang bangsa Indonesia telah mampu mengarungi laut luas. Karena mereka telah mempunyai pengetahuan tentang laut, angin, musim, dan astronomi. Mereka juga telah mampu membuat perahu bercadik. Perahu bercadik adalah perahu yang kanan-kirinya dipasang alat dari bambu dan kayu agar perahunya tidak mudah oleng. c. Kehidupan Sosial Nenek moyang bangsa Indonesia telah hidup dalam masyarakat yang teratur. dalam kesehariannya mereka hidup secara gotong royong. d. Kehidupan Seni Budaya Nenek moyang bangsa Indonesia telah mengenal barang-barang perhiasan dari batu, perunggu, manik-manik, dan kaca. Mereka pun sudah pandai melukis, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya lukisan berwarna berupa gambar babi hutan sedang berlari di Goa Leang-Leang e. Kehidupan Religius Kepercayaan Nenek moyang bangsa Indonesia telah mengenal bentuk-bentuk kepercayaan, seperti: a. pemujaan terhadap arwah nenek moyang, b. animisme: kepercayaan bahwa setiap benda mempunyai roh atau jiwa, c. dinamisme: kepercayaan bahwa setiap benda mempunyai kekuatan gaib, d. monotheisme: suatu kepercayaan bahwa di luar dirinya ada satu kekuatan yang melebihi dirinya, ialah kekuatan dari Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya manusia purba di Indonesia sejak dulu sudah memiliki kepercayaan, yakni mengakui adanya kekuatan luar biasa yang berada di luar diri manusia. Kepercayaan itu adalah: 1 Animisme Pohon yang tinggi, besar, dan rimbun, binatang yang menakutkan, mata air, gunung, batu besar dipandang keramat dan selalu dipuja karena ditempati oleh roh halus atau jin. Roh halus atau jin dianggap sebagai penguasa di tempatnya berada. Sehubungan dengan itu maka manusia percaya bahwa benda-benda tertentu memiliki jiwa atau roh. Mereka meyakini bahwa kejadian-kejadian alam seperti hujan, petir, banjir, gunung meletus, gempa, gerhana, dan lain-lain termasuk orang sakti dianggap sebagai akibat perbuatan roh halus atau jin. Untuk menghindari adanya malapetaka itulah, roh halus atau jin harus selalu dipuja. Pemujaan terhadap roh inilah yang disebut animisme.