Masa Kehidupan Bercocok Tanam di Persawahan Zaman Neolitik

55 IPS SMPMTs Kelas VII Di Asia Tenggara logam mulai dikenal kira-kira 3.000 - 2.000 S.M. Pengetahuan tentang perkembangan logam ini lebih banyak dikenal setelah pada tahun 1924 Payot mengadakan penggalian di sebuah kuburan Dongon Vietnam. Dalam penggalian ini ditemukan berbagai macam alat-alat perunggu antara lain nekara, bejana, ujung tombak, kapak, dan gelang-gelang. Benda-benda yang didapatkan ini mempunyai banyak persamaan dengan benda yang ditemukan di daratan Cina dari Dinasti Han, kira-kira pada awal abad Masehi. Di Nok-Nok Tha di daerah Muangthai ditemukan kapak perunggu yang berdasarkan Carbon C-14 berumur 3.000 S.M. Di Filiphina benda-benda perunggu ditemukan pada umur 400 S.M. Di Indonesia penggunaan logam dimulai beberapa abad Sebelum Masehi. Berdasarkan temuan-temuan arkeologis, Indonesia hanya mengenal alat-alat yang dibuat dari perunggu dan besi. Sedang untuk perhiasan, selain bahan perunggu juga telah dikenal emas. Sepanjang pengetahuan kita, masa prasejarah di Indonesia tidak mengalamai alat-alat dari tembaga. Penggunaan logam tidak seketika menyeluruh di Indonesia tetapi, berjalan setahap demi setahap, sementara itu beliung dan kapak batu masih tetap dipergunakan. Peranan alat-alat dari batu berangsur- angsur ditinggalkan, setelah pengetahuan pembuatan alat-alat dari logam dikenal di kalangan masyarakat luas. Fungsi praktisnya kemudian sama sekali lenyap dan dalam upacara-upacara, misalnya sebagai bekal-bekal kubur dan sebagainya. Benda-benda perunggu yang ditemukan di Indonesia menunjukkan persamaan dengan temuan- temuan di Dongson Vietnam, baik bentuk maupun pola hiasnya. Hal ini menimbulkan dugaan tentang adanya hubungan budaya yang berkembang di Dongson dengan di Indonesia. b. Perkakas yang Digunakan 1 Nekara, semacam tambur besar yang berbentuk seperti dandang terbalik. Di temukan di Sumatera, Jawa, Bali, Pulau Sangean Sumbawa, Roti, Leti, Selayar, dan Kei. 2 Moko, semacam tambur yang lebih kecil, ditemukan di Alor. 3 Kapak perunggu, disebut juga kapak corong atau kapak sepatu. Di temukan di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan. 4 Candrasa, yaitu jenis kapak perunggu yang salah satu sisinya panjang. Di temukan di Yogyakarta, Tuban, dan Jawa Barat. 5 Benda-Benda Lain. Di samping benda-benda tersebut di atas, masih terdapat benda-benda yang merupakan hasil teknologi pada masa perundagian. Misalnya bejana perunggu seperti yang ditemukan di tepi Danau Kerinci dan di Pulau Madura. c. Kebudayaan Megalitik Pada masa perundagian, terutama pada saat berkembangnya zaman perunggu, di Indonesia muncul pula tradisi dan kebudayaan megalitik. Kebudayaan megalitik ini ditandai dengan munculnya bangunan-bangunan suci yang dibuat dari batu besar. 56 IPS SMPMTs Kelas VII Kecakapan Sosial Batu-batu itu tidak dikerjakan secara halus. Pembuatannya secara kasar. Tradisi megalitik yang menyangkut hasil kebudayaan banyak dihubungkan dengan kegiatan keagamaan, terutama pemujaan kepada nenek moyang. Pada masa perundagian, tumbuh dan berkembang kebudayaan megalitik, yaitu kemampuan dan keterampilan membuat bangunan yang dibuat dari batu-batu besar. Beberapa bangunan megalitik yang terpenting, antara lain sebagai berikut. 1. Menhir, yaitu tiang atau tugu batu sebagai tanda peringatan untuk menghormati roh nenek moyang. Ditemukan di Pasemah Riau, Bada Sulawesi Tengah, Banten, Bali, NTT, Jawa Timur, dan Kalimantan. 2. Dolmen, yaitu meja batu untuk tempat sesaji yang di bawahnya terdapat jenazah. Ditemukan di Sumba dan Sumatera Selatan. 3. Sarkofagus keranda, yaitu lesung batu yang dipergunakan sebagai tempat mayat dan diberi tutup. Ditemukan di Jawa Timur. 4. Peti kubur batu, yaitu tempat mengubur mayat yang terdiri atas papan-papan batu yang ditanam dalam tanah dan diberi tutup. 5. Waruga, yaitu peti kubur batu berukuran kecil berbentuk kubus dan tertutup. Di temukan di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. 6. Punden berundak, yaitu bangunan yang berbentuk teras, makin ke atas makin kecil, sebagai tempat pemujaan. Ditemukan di Lebak Sibedug, Banten Selatan. 7. Batu Dakon, yaitu batu datar yang di atasnya diberi lubang-lubang, gunanya untuk pemujaan. Diskusikan dengan kelompok diskusi. Apa peran para undagi pada masa Perundagian Sebutkan contoh-contoh barang yang dihasilkan pada masa perundagian. Hasil diskusi kelompok, presentasikan di depan kelas Peninggalan-peninggalan manusia praaksara pada masa berburu dan berpindah- pindah cukup banyak diketemukan dan tersebar di berbagai daerah. Karena kehidupan pada waktu itu masih primitif maka peninggalan-peninggalan yang diketemukan juga masih sederhana. Peninggalan-peninggalan yang banyak diketemukan sebagai berikut. Peninggalan-Peninggalan Kebudayaan pada Masa Berburu dan Berpindah-pindah Tingkat Awal H.