Masa Kehidupan Berburu dan Berpindah-pindah Zaman Palaeolitik

50 IPS SMPMTs Kelas VII Ada dua hal yang mendorong manusia purba hidup berpindah-pindah. 1 Sumber bahan makanan, bila bahan makanan di sekitar tempat mereka habis, mereka berpindah ke tempat lain. 2 Musim, misalnya pada musim hujan, tempat tinggal mereka dilanda banjir, maka mereka pindah ke tempat lain. d. Lingkungan Alam pada Masa PerburuanMeramu dan Berpindah-pindah 1 Flora Berdasarkan fosil tumbuh-tumbuhan yang ditemukan, para pakar dapat mengetahui jenis flora tumbuh-tumbuhan purba. Antara lain pohon salam dan rasamala. Kecuali itu ada tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan bahan makanan. Misalnya ubi, talas, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan bahan makanan tersebut tumbuh liar di hutan atau semak belukar. Manusia purba mencari dan mengumpulkannya. 2 Fauna Macam-macam fauna hewan purba antara lain kera, gajah, kerbau liar, badak, banteng, kancil, babi rusa, landak, tikus besar, monyet berekor panjang, berjenis- jenis kalong, burung, hewan pemakan daging, hewan pemakan serangga, trenggiling, dan hewan mengerat. Di antara hewan-hewan itu ada yang menjadi hewan perburuan manusia purba. Misalnya banteng, kerbau liar, babi rusa, dan burung. Hewan-hewan tersebut ada persamaannya dnegan hewan pada zamannya sekarang. Hanya beberapa jenis binatang purba menunjukkan bentuk yang lebih besar. Ada di antara hewan- hewan itu sekarang sudah punah. Antara lain karena diburu oleh manusia purba. 3 Keadaan Alam Peristiwa-peristiwa alam pada zaman purba sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia purba. Peristiwa-peristiwa alam itu ialah: - meluasnya es di sebagian permukaan bumi, - perubahan-perubahan iklim sangat besar, - turun naiknya air laut, dan - letusan gunung berapi, gempa bumi, angin topan, dan banjir. Peristiwa-peristiwa alam tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh manusia purba. e. Jenis Manusia Purba pada Masa Berburu dan Meramu Manusia purba yang melakukan kegiatan berburu dan meramu terdiri atas dua jenis. 1 Pithecantropus, 2 Homo Wajakensis, khususnya yang hidup pada zaman es sebagian permukaan bumi diliputi es. 51 IPS SMPMTs Kelas VII Perhatikan pula baik-baik gambar berikut ini Gambar tersebut melukiskan dengan jelas cara-cara manusia purba menggunakan alat-alat.

2. Masa Kehidupan Bermukim dan Berladang Zaman Mesolitik

Masa ini berlangsung kira-kira 10.000 - 4.000 SM. a. Corak Kehidupannya Hidup semi sedenter, yakni hidup setengah menetap. Mereka sudah mengenal cara bercocok tanam dengan sistem berladang. Caranya, yaitu menebang hutan, kemudian membersihkan dan menanaminya. Beberapa kali tanah ladang itu dipergunakan, dan setelah dirasakan kesuburannya berkurang, maka pindah ke tempat lain. Karena itu, kehidupan tingkat berladang sudah food producing penghasil makanan. Masa bercocok tanam seolah-olah merupakan suatu revolusi pada masa prasejarah. Pada masa ini, kehidupan manusia mengalami perubahan yang besar. Mereka telah mengenal cara hidup seperti berikut ini. Gambar 2.6 Manusia purba menggunakan kapak perimbas untuk merimbas kayu. Sumber: Manusia Purba Gambar 2.7 Kapak genggam digunakan untuk menggali umbi-umbian Sumber: Manusia Purba Gambar 2.8 Alat serpih digunakan sebagai gurih untuk melubangi kulit binatang Sumber: Manusia Purba 52 IPS SMPMTs Kelas VII 1 Cara hidup dari meramu dan berburu berubah menjadi bercocok tanam di ladang ataupun di sawah. 2 Cara bertempat tinggal yang berpindah-pindah berubah menjadi menetap sedenter. 3 Bahan pembuat peralatan hidup dari batu kasar berubah menjadi batu halus 4 Kepercayaan mulai berkembang. Pada saat manusia mulai hidup menetap adalah dengan memilih gua sebagai tempat tinggalnya. Biasanya gua yang dipilih adalah gua yang letaknya cukup tinggi, yaitu di lereng bukit dan dekat dengan mata air. Gejala-gejala mulai hidup menetap dengan cara bercocok tanam dan beternak diperkirakan tahun 6.000 S.M. Melalui hidup menetap, manusia mulai mengembangkan kemampuannya atau kebudayaannya. Mereka mulai mengenal seni memperindah gua tempat tinggalnya dengan melukis atau membuat gambar hiasan di dinding gua. Lukisan atau gambar di gua itu, misalnya berbentuk gambar tangan, binatang, atau lambang-lambang. b. Perkakas yang Digunakan 1 Kapak sumatralit, yaitu batu kerakal yang dibelah tengah sehingga satu sisinya cembung halus dan sisi lainnya kasar. Banyak ditemukan di Kjokkenmodinger di pantai timur Sumatera Utara. 2 Alat tulang sampung, yaitu alat yang terbuat dari tulang dan tanduk digunakan sebagai penggali umbi-umbian. 3 Alat serpih toala Toalan, yaitu alat-alat yang terbuat dari serpihan batu kecil, seperti mata panah batu bergerigi. Alat ini merupakan peninggalan dari suku Toala di Sulawesi Tengah. c. Jenis Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam Manusia purba yang melakukan kegiatan bercocok tanam ialah Homo Sapiens, yang terdiri atas dua ras: 1 Mongoloid bermukim di Indonesia bagian barat. 2 Austromelanosoid bermukim di Indonesia bagian timur. d. Arti Pentingnya Masa Berladang Bagi Perkembangan Kehidupan Manusia 1 Manusia mulai berusaha menguasai sumber-sumber alam sebatas kemampuan mereka. 2 Manusia mulai menetap, walaupun hanya untuk sementara waktu. 53 IPS SMPMTs Kelas VII

3. Masa Kehidupan Bercocok Tanam di Persawahan Zaman Neolitik

Masa ini berlangsung 4.000 - 2.000 SM, yaitu ketika manusia sudah dapat menanam berbagai jenis tumbuhan dan meternakkan hewan. Manusia zaman Neolitichum zaman batu baru, peradaban manusia di zaman prasejarah sudah mencapai tingkatan yang cukup tinggi. Hal ini ditandai dengan berkembangnya makhluk Homo Sapiens murni, yakni manusia cerdik yang sudah menggunakan akal pikirannya secara sempurna. Penggunaan pikiran ini memungkinkan sekali terjadinya perubahan-perubahan besar dalam cara hidup manusia. Pada zaman Neolithicum manusia sudah mengenal bercocok tanam dan beternak. Mula-mula mereka menanam ubi, keladi, sukun, dan pisang. Tetapi lama-kelamaan mereka pandai menanam padi. Adapun binatang yang mereka ternakkan antara lain kerbau, sapi, kuda, babi, dan berbagai binatang jenis unggas. a. Corak Kehidupannya Hidup sedenter, yakni bertempat tinggal menetap, rumah sebagai tempat tinggal didirikan di atas tiang penyangga, dikenal dengan nama rumah panggung. Pada masa ini usaha membudidayakan alam sekitar makin meningkat. Pertanian tidak lagi dilakukan dengan berladang, tetapi bersawah. Masyarakatnya sudah semakin teratur. Mereka sudah mengenal organisasi masyarakat dengan kepemimpinan yang ditaati oleh warganya. Sudah mengenal pembagian kerja, pengaturan irigasi, dan perdagangan dengan cara barter. Jadi, jelaslah bahwa pada masa ini cara hidup manusia mulai berubah. Mereka mulai menetap di tempat tertentu dan bercocok tanam. Hasil bercocok tanam masa ini adalah keladi, ubi, sukun, dan pisang. Meskipun demikian, mereka masih tetap mengumpulkan hasil hutan dan berburu, misalnya mengambil sagu dan menangkap ikan. Tingkat peralatan hidup mereka juga semakin maju dan baik. Mereka tidak hanya membuat benda-benda dari batu dan tanah liat, tetapi juga dari logam. Peralatan ini tidak hanya sekedar untuk mencari makanan, tetapi juga dipergunakan untuk upacara-upacara keagamaan. Cara membuatnya diperhalus dan diperindah. Mereka mulai hidup berkelompok. Kelompok-kelompok ini kemudian berkembang menjadi kampung atau desa. Oleh karena itu, mereka juga memilih seorang pemimpin. Biasanya seorang pemimpin dipilih karena mempunyai kemampuan yang lebih daripada yang lain. Selain harus memimpin kelompok, ia juga harus mampu menghadapi bahaya alam, maupun perang antarsuku. Mereka sangat taat dan menghormati pemimpinnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya bangunan yang disebut menhir. Mayat sang pemimpin dikuburkan dalam kubur batu, dan di atasnya diletakkan dolmen.