Media Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian
111
IPS SMPMTs Kelas VII
Persahabatan merupakan pe- ngelompokan sosial yang melibatkan
orang-orang yang berhubungan relatif akrab satu sama lain karena seringnya
bertemu, adanya kesamaan minat serta kepentingan dan bukan atas dasar
hubungan darah, ketetanggaan serta bukan pula atas dasar percintaan.
Kelompok persahabatan memiliki peranan positif bagi perkembangan kepribadian
anak adalah sebagai berikut.
Gambar 4.7 Kelompok persahabatan memiliki peran positif bagi perkembangan kepribadian
Sumber: www.smp7bantul.com
1 Rasa aman dan dianggap penting dalam kelompok sangat berguna bagi
perkembangan jiwa. 2
Perkembangan kemandirian remaja tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan.
3 Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut,
khawatir, gembira dan sebagainya yang mungkin tidak didapatkan di rumah. 4
Melalui interaksi dalam kelompok, remaja dapat mengembangkan keterampilan sosial yang berguna bagi kehidupan kelak.
5 Pada umumnya kelompok persahabatan ini mempunyai pola perilaku dan
kaidah-kaidah tertentu yang mendorong remaja untuk bersikap lebih dewasa.
c. Sekolah
Sekolah merupakan media sosialisasi sekunder. Pada pendidikan tingkat dasar,
peran guru sangat besar dan bahkan dominan untuk memengaruhi dan
membentuk pola perilaku anak didik. Peran guru dalam memberi motivasi keberhasilan
studi anak sangat besar, sehingga berpengaruh pada tahap pendidikan
selanjutnya.
Setelah anak memasuki usia remaja peran guru terutama adalah membimbing
agar siswa mempunyai motivasi yang besar untuk menyelesaikan studinya dengan baik.
Pada jenjang remaja sudah mempunyai sikap tertentu, kepribadian mulai terbentuk menuju kemandirian. Sebagai wakil
orang tua, guru tidak hanya bertugas memberikan pengajaran namun, juga bimbingan karier kepada anak didiknya. Siswa dibimbing agar dapat menentukan
sendiri pilihan ke masa depan sesuai bakat, kemampuan serta cita-citanya.
Gambar 4.8 Dalam kelompok belajar, guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
Sumber: Tempo
112
IPS SMPMTs Kelas VII
d. Lingkungan Kerja
Warga masyarakat yang sudah memasuki lingkungan kerja umumnya sudah berada pada tahap kedewasaan sehingga ia dapat bertanggung jawab terhadap pola
perilaku yang dilaksanakannya. Individu bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri, bahkan kemungkinan ia harus bertanggung jawab terhadap
kebutuhan anggota keluarganya.
Lingkungan kerja juga memengaruhi pembentukan kepribadian seseorang terutama bagi individu yang bekerja di lingkungan formal, misalnya di instansi atau
lembaga tertentu di mana jenjang karier sangat ditentukan oleh kualitas serta prestasi kerja. Individu akan berusaha secara maksimal untuk bekerja sebaik-baiknya dengan
harapan jenjang karier serta kepangkatannya akan cepat naik.
e. Media Massa
Media massa adalah sarana atau alat penyampaian informasi atau berita dari satu pihak kepada pihak yang lain dalam lingkungan masyarakat. Media massa terdiri
atas media cetak yang berupa surat kabar, buku, majalah, dan buletin serta media elektronik yang berwujud radio, televisi, dan internet.
Komunikasi merupakan kebutuhan pokok manusia di masa kini. Media massa merupakan alat komunikasi yang dapat menjangkau masyarakat secara luas sehingga
dapat diidentifikasi sebagai media sosialisasi yang dapat berpengaruh terhadap pola perilaku serta kepribadian warga masyarakat.
Berita serta pesan yang ditayangkan media massa terutama media elektronik
dapat mengarahkan warga masyarakat ke arah perilaku prososial maupun antisosial
atau perilaku positif maupun negatif. Me- dia televisi dapat merangsang eksperimen
dan pertumbuhan mental serta sosial anak dan memperluas wawasan pengetahuan
mereka serta dapat merangsang interaksi meskipun tidak secara langsung
penayangan film-film dan sinetron yang menonjolkan adegan kekerasan misalnya,
penganiayaan, pembunuhan serta bentuk- bentuk kekerasan lainnya sangat me-
mengaruhi perilaku anak-anak yang melihatnya. Demikian juga penayangan adegan yang berbau pornografi misalnya pelecehan seksual dan pemerkosaan sering
dikaitkan dengan perubahan moralitas serta peningkatan pelanggaran susila dalam masyarakat.
Untuk menghindari serta menekan asusila pengaruh-pengaruh negatif dari tayangan media elektronik, orang tua hendaknya memerhatikan dan ikut
memberikan bimbingan serta pengarahan terhadap keinginan anak untuk menonton
Gambar 4.9 Media massa sudah merupakan kebutuhan bagi masyarakat di zaman modern.
Sumber: Gramedia
113
IPS SMPMTs Kelas VII
acara televisi yang kurang layak ditonton anak. Demikian juga waktu belajar anak hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga anak tidak menghabiskan waktunya
hanya untuk menonton acara-acara televisi.
Kepribadian seorang individu diperoleh berdasarkan pengalaman-pengalaman pribadinya sejak ia dilahirkan sampai akhir hayatnya melalui proses sosialisasi
maupun enkulturasi. Hal ini menyebabkan kepribadian seorang individu akan berbeda dengan kepribadian individu lainnya.
Namun, perbedaan-perbedaan kepribadian tersebut tidak seluruhnya berbeda dalam suatu masyarakat luas. Dari sekian banyak perbedaan itu terdapat beberapa
bentuk kepribadian yang sama dan berlaku umum dalam masyarakat tersebut, sehingga dapat menjadi suatu ciri khas dari masyarakat yang bersangkutan.
Kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar warga suatu masyarakat sering disebut sebagai kepribadian umum atau modal personality. Kepribadian umum
tersebut sering diperkuat oleh sistem nilai dan norma sosial yang berlaku umum dalam kehidupan sosial budaya masyarakat dan akan muncul pada sikap dan perilaku
warganya dalam aktivitas sehari-hari sebagai ciri tertentu. Ciri atau watak yang khas itu sering disebut “etos” ethos adalah bahasa Inggris yang artinya watak khas. Sebagai
contoh watak khas orang Jawa kepribadian umumnya adalah suka memancarkan keselarasan, ketenangan, ramah, ulet, dan sebagainya. Watak khas orang Batak itu
dinamis, terus terang, gemar berkelahi dan sebagainya. Sedangkan watak khas masyarakat Minangkabau antara lain pandai bergaul, senang berdagang, dan suka
merantau.
Pemahaman mengenai kepribadian umum yang dimiliki oleh suatu masyarakat dapat diperoleh dari pengamatan atau pengalaman bergaul dan bersosialisasi dengan
individu dari masyarakat tersebut secara langsung. Kita juga dapat memahaminya dengan cara membaca hasil penelitian pihak lain. Dengan mengadakan suatu
penelitian dan mengumpulkan data-data atau keterangan baik secara primer maupun sekunder, kita dapat menyimpulkan watak khas suatu masyarakat.