Berdasarkan tabel 5.26 hasil analisis antara pelecehan seksual dengan gangguan makan pada remaja di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
tahun 2013 dapat diketahui bahwa diantara 59 remaja yang pernah mengalami pelecehan seksual terdapat 27 remaja 45,8 memiliki gangguan makan.
Sedangkan dari 61 remaja yang tidak pernah mengalami pelecehan seksual terdapat 30 remaja 49,2 memiliki gangguan makan.
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P value sebesar 0,848, artinya pada α = 5 menunjukkan tidak ada hubungan antara pelecehan seksual
dengan gangguan makan.
5.3.11 Analisis Hubungan antara Pengaruh Media Massa dengan Gangguan
Makan
Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara pengaruh media massa dengan gangguan makan pada remaja di Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013 menggunakan uji Chi-Square disajikan pada tabel 5.27 berikut ini :
Tabel 5.27 Analisis Hubungan antara Pengaruh Media Massa dengan Gangguan Makan
pada Remaja di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013
Pengaruh Media Massa
Gangguan Makan Total
P value Ya
Tidak N
N N
Dipengaruhi 22 36,7
38 63,3
60 100,0
0,028 Tidak
Dipengaruhi 35 58,3
25 41,7
60 100,0
Berdasarkan tabel 5.27 hasil analisis antara pegaruh media massa dengan gangguan makan pada remaja di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN
Jakarta tahun 2013 dapat diketahui bahwa diantara 60 remaja yang dipengaruhi media massa terdapat 22 remaja 36,7 memiliki gangguan
makan. Sedangkan dari 60 remaja yang tidak dipengaruhi media massa terdapat 35 remaja 58,3 memiliki gangguan makan.
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P value sebesar 0,028, artinya pada α = 5 menunjukkan ada hubungan antara pengaruh media massa
dengan gangguan makan.
93
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan tersebut yaitu pengisian kuesioner dilakukan pada saat jam kosong dan kurang kondusif sehingga
ada beberapa siswa yang kurang fokus dan menyebabkan mereka menjawab kuesioner secara tidak benar atau asal menjawab terlihat dari jawaban mereka yang
kurang konsisten sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Adapun jawaban siswa yang tidak konsisten yaitu pada pertanyaan yang berlanjut seperti pada variabel
pengetahuan mengenai dampak gangguan makan, variabel riwayat diet, dan variabel pengaruh media massa. Selain itu, kurang konsistennya jawaban siswa yaitu terlihat
dari hasil Food Frequency Questionere FFQ yang tidak konsisten dengan jawaban pada variabel riwayat diet. Namun, keterbatasan tersebut dapat peneliti minimalisir
dengan cara mengganti siswa yang memiliki jawaban yang kurang konsisten dengan siswa yang memiliki jawaban yang konsisten sehingga tidak mempengaruhi hasil
penelitian.