11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
Definisi remaja tidak hanya melibatkan pertimbangan mengenai usia namun juga pengaruh sosio-historis. Dengan mempertimbangkan konteks sosio-
historis maka masa remaja adolescence didefinisikan sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan
perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional Santrock, 2007. Tugas pokok remaja adalah mempersiapkan diri memasuki masa dewasa. Menurut
Depkes RI 2005, masa remaja merupakan suatu proses tumbuh kembang yang berkesinambungan, yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa
muda. Tahap remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh growth spurt, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai
fertlitas dan terjadi perubahan-peruabahn psikologik serta kognitif Soetjiningsih, 2004.
Dalam buku karangan Santrock 2007 dijelaskan bahwa para ahli perkembangan membedakan masa remaja menjadi 2 yaitu periode awal dan
periode akhir. Masa remaja awal early adolescence kurang lebih berlangsung di masa sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir dan perubahan
pubertal terbesar terjadi di masa ini. Masa remaja akhir late adolescence kurang lebih terjadi pada pertengahan dasawarsa yang kedua dari kehidupan.
Selanjutnya dijelaskan definisi perkembangan sebagai suatu proses seumur hidup. Masa remaja merupakan bagian dari rangkaian kehidupan dan bukan
merupakan suatu periode perkembangan yang tidak berkaitan dengan periode-
periode lainnya. Meskipun masa remaja memiliki karakteristik yang unik, hal-hal yang terjadi selama masa remaja berkaitan dengan perkembangan dan pengalaman
di masa kanak-kanak maupun masa dewasa. Adapun batasan usia remaja menurut WHO 2012 adalah 10-19 tahun.
2.2 Makan
Makan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Manusia menyadari pentingnya makan untuk bisa bertahan hidup. Kebutuhan makan menurut teori
Hierarki Kebutuhan dari Maslow merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang bersifat fisiologis. Sebagai akibat dari rasa lapar atau tubuh merasa
kekurangan zat-zat makanan tertentu, akan memotivasi manusia untuk berperilaku dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan makan tadi Maslow, 1984. Adanya
kebutuhan makan ini diikuti dengan proses penyeleksian dan pemilihan makanan yang akan dikonsumsi, sehingga pada akhirnya seseorang akan memutuskan
makanan yang akan dikonsumsinya Sumantri dalam Purwaningrum, 2008. Syafiq dan Tantiani 2013 menjelaskan dalam bukunya, lazimnya orang
makan ketika lapar dan berhenti ketika kenyang. Tapi, pada kehidupan modern saat ini, makan tidak selalu berkaitan dengan rasa lapar dan kenyang. Seseorang
dapat saja memutuskan makan meskipun tidak lapar. Petunjuk internal seperti sinyal rasa lapar yang dikirimkan oleh hipotalamus dapat ditutupi oleh petunjuk
eksternal seperti kehadiran makanan, kebutuhan berteman, atau bahkan waktu dan jam makan Syafiq dan Tantiani, 2013.