1999 menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara kekerasan fisik dengan kejadian gangguan makan. Perempuan yang mengalami kekerasan
fisik yang parah berulang kali memiliki risiko 10 kali lebih tinggi untuk mengalami gangguan makan Fairburn et al,. 1999.
Sebuah studi menemukan bahwa angka kekerasan emosional dan fisik lebih tinggi secara signifikan diantara perempuan yang didiagnosis
sebagai penderita bulimia nervosa dibandingkan dengan perempuan yang tidak memiliki riwayat gangguan makan. Sebagai tambahan mereka juga
menemukan bahwa perempuan yang didiagnosis menderita bulimia nervosa lebih banyak yang melaporkan pengalaman berbagai bentuk
kekerasanpelecehan di masa kecilnya dibandingkan dengan yang tidak mengalami gangguan makan Rorty, et al ., 1994 dalam Aini, 2009.
2.4.13 Pelecehan Seksual
Para ahli psikoanalisis melihat adanya hubungan antara seksualitas dan gangguan makan pada kelompok remaja dan dewasa muda.
Pengalaman klinik menunjukkan tingginya angka pelecehan seksual pada penderita gangguan makan. Mereka yang mengalami pelecehan seksual
kemudian tumbuh menjadi seseorang yang takut terhadap seks dan merasa dirinya “kotor” dan penuh dengan dosa. Hal ini kemudian akan dapat
menjadi pemicu munculnya gangguan makan McCombs, 2001 dalam Syafiq dan Tantiani, 2013.
French 1995 dalam Aini 2009 menyebutkan dalam studinya bahwa perempuan yang pernah mengalami pelecehan seksual berisiko 1,6
kali untuk mengadopsi perilaku purging. Studi yang dilakukan oleh Fairburn et al 1999 menjelaskan bahwa perempuan yang pernah
mengalami pelecehan seksual berisiko 3,4 kali untuk mengalami anorexia nervosa dibandingkan dengan yang tidak pernah mengalami pelecehan
seksual. Jika pelecehan seksual yang dialaminya parah dan dilakukan berulang kali maka risiko perempuan tersebut mengalami anorexia
nervosa meningkat drastis menjadi 15,3 kali. Selanjutnya sebuah studi yang dilakukan pada perempuan berkulit hitam dan putih penderita binge
eating disorders menjelaskan bahwa kedua perempuan tersebut mengalami pelecehan seksual Moore et al., 2002.
2.4.14 Pengaruh Media Massa
Media massa diduga berpengaruh terhadap kejadian gangguan makan. Media massa memberikan kesan bahwa tubuh ideal adalah tubuh
yang kurus dan rata-rata remaja telah terpapar oleh media terutama dari iklan TV maupun majalah sehingga tidak sedikit remaja yang bergaya
seperti idola nya di media. Remaja yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup terhadap kesehatan akan menerima informasi
secara mentah. Oleh karenanya, remaja memerlukan pendidikan menghadapi informasi dari media massa secara kritis Krummel dan
Penny, 1996. Setiap orang menerima informasi dari media secara terus-menerus
setiap harinya. Informasinya bisa berupa apa yang harus dilakukan, bagaimana caranya, produk apa yang harus digunakan, dan bagaimana