Pengaruh Media Massa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Makan

seharusnya seseorang berpenampilan. Walaupun tidak ditunjukkan secara terang-terangan, gambar-gambar yang digunakan pada media massa menunjukkan bentuk tubuh yang diterima oleh masyarakat. Gambaran ini yang menimbulkan tekanan pada masyarakat yang kemudian memiliki peran penting dalam mempengaruhi kejadian gangguan makan McCombs, 2001 dalam Syafiq dan Tantiani, 2013. Sebuah studi menjelaskan bahwa terdapat asosiasi linear positif antara frekuensi membaca majalah wanita dengan prevalensi berdiet untuk menurunkan berat badan karena artikel di majalah, memulai program latihan fisik karena artikel di majalah, ingin menurunkan berat badan karena gambar yang ada di majalah tersebut mempengaruhi ide mereka tentang bentuk tubuh yang ideal. Media memegang peranan dalam perkembangan dari perhatian terhadap berat badan dan kejadian gangguan makan Field, 1999. Selanjutnya berdasarkan studi kohort prospektif yang dilakukan oleh Field et al., 2008 menjelaskan bahwa baik remaja laki- laki maupun perempuan ingin terlihat atau tampil sama seperti model yang ada di media berpengaruh terhadap kejadian binge eating disorders.

2.4.15 Sosiokultural

Davison et al., 2010 menjelaskan bahwa sepanjang sejarah berbagai standar telah ditetapkan masyarakat mengenai tubuh yang ideal, terutama tubuh perempuan ideal sangat bervariasi. Pada masa-masa terakhir standar ideal dalam budaya Amerika bergerak ke arah peningkatan langsing. Sebuah studi menghitung IMT para model utama majalah Playboy dari tahun 1985-1997 Owen Laurel-Seller, 2000 dalam Davison et al., 2010. Kecuali satu orang, seluruh model Playboy tersebut memiliki IMT kurang dari 20, yang berarti berat badan kurang dan hampir separuh dari model tersebut memiliki IMT kurang dari 18 yang berarti berat badannya sangat kurang. Studi ini mengindikasikan bahwa tubuh kurus pada kalangan perempuan masih digemari. Hal tersebut berbeda bagi laki-laki dimana IMT para model laki-laki meningkat sepanjang periode tersebut. Pengaruh budaya memegang peranan yang penting bagi penderita gangguan makan. Perempuan pada masa kini terperangkap antara rata-rata berat badan yang ideal dan pandangan yang menyatakan figur boneka Barbie adalah yang ideal Krummel dan Penny, 1996. Pengaturan makan untuk menurunkan berat badan sangat umum di kalangan perempuan kulit putih dengan status sosioekonomi atas yang juga merupakan kalangan dengan jumlah anorexia nervosa tertinggi. Onset gangguan makan biasanya diawali dengan diet dan kekhawatiran lain tentang berat badan, memperkuat pemikiran bahwa standar sosial yang menekankan pentingnya bertubuh kurus berperan dalam gangguan ini dimana nilai-nilai sosiokultural menitikberatkan pada tekanan sosial kepada wanita muda untuk mencapai standar tubuh yang kurus Davison et al., 2010.