terjadinya gangguan makan pada anak tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Field et al., 2008 menjelaskan bahwa pengaruh keluarga dalam hal
ini ayah yang memberikan komentar negatif tentang berat badan diprediksi dapat  menjadikan  remaja  laki-laki  mengalami  binge  eating  disorders
sedikitnya  seminggu  sekali.  Selain  itu  pada  ibu  yang  memiliki  riwayat gangguan  makan  merupakan  faktor  resiko  bagi  remaja  perempuan  untuk
mengalami gangguan makan juga. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Minuchin  1978  dalam  Krummel
dan  Penny  1996  menjelaskan  terdapat  beberapa  karakteristik  khas  pada keluarga  penderita  anorexia  nervosa.  Karakteristik  tersebut  diantaranya
terlalu  protektif,  kaku,  terlalu  membatasi,  tidak  adanya  usaha menyelesaikan  konflik  keluarga  dan  atmosfir  keluarga  yang  hanya
mengizinkan sedikit
privasi. Pola
ini akan
mengakibatkan ketidakseimbangan  hirarki  dan  adanya  halangan  pada  unit  keluarga.
Krummel dan Penny 1996 menjelaskan bahwa seorang anak perempuan dan  ibunya  dapat  menjadi  teman  dekat  dimana  ibu  menggunakan  anak
untuk kepercayaan dirinya, mencegah anak membangun hubungan dengan teman-teman sebayanya.
2.4.9 Pengaruh Teman Sebaya
Masa  remaja  merupakan  masa  dimana  meraka  mencari  jati  diri. Posisi  remaja  menjadi  kurang  jelas  karena  mereka  bukan  lagi  anak-anak
yang  harus  diawasi  oleh  kedua  orang  tuanya  namun  mereka  juga  belum pantas  untuk  dikatakan  dewasa.    Dalam  masa  pencarian  jati  diri  atau
identitas diri remaja cepat sekali terpengaruh oleh lingkungannya. Remaja cenderung  lebih  dekat  dengan  teman  sebaya  karena  sepaham  dan  bisa
saling  memberi  serta  mendapat  dukungan  mental  Brown,  2005  dalam Hapsari,  2009.  Gaya  hidup  dan  pola  pikir  remaja  sangat  dipegaruhi  oleh
teman  sebaya  nya.  Namun  ketidaksamaan  dengan  teman  dalam  berbagai hal termasuk perbedaan fisik dikhawatirkan menyebabkan dirinya terkucil
dan merusak percaya diri Arisman, 2004. Menurut  Krummel  dan  Penny  1996,  teman  sebaya  juga  dapat
memberikan  banyak  tekanan  pada  remaja  putri  dengan  standar  mereka karena  jika  berlawanan  remaja  tersebut  akan  dikucilkan,  disindir  dan
dibicarakan. Teman sebaya pun dapat memberikan pengaruh yang negatif yaitu  seperti  melakukan  upaya  penurunan  berat  badan  dan  kebiasaan
makan  yang  salah  dan  timbulnya  persaingan  sekaligus  tekanan  untuk menjadi terkurus dan terkecil Davis, 1999 dalam Hapsari, 2009. Field et
al.,  2001  dalam  Hapsari  2009  menjelaskan  bahwa  tekanan  dari  teman sebaya  untuk  mengontrol  berat  badan  dapat  meningkatkan  terjadinya
resiko gangguan makan pada remaja. Sebuah  penelitian  menjelaskan  bahwa  teman  sebaya  juga  dapat
menyebabkan kejadian gangguan makan. Penerimaan oleh teman menjadi penting  khususnya  pada  saat  remaja  dan  dewasa  muda.  Dimana  untuk
menghindari ketidaknyamanan karena ditolak oleh teman, maka penderita akan menerima begitu saja peraturan dari teman-temannya termasuk untuk
memiliki  penampilan  yang  menarik  dan  bertubuh  kurus.  Sebanyak  25 remaja percaya bahwa dengan tubuh  yang lebih  kurus akan memudahkan