biasanya  tidak  menyadarinya  jika  ditanyakan  mengenai  persoalan  ini Tiemeyer, 2007 dalam Aini, 2009.
McComb  2001  dalam  Syafiq  dan  Tantiani  2013  menjelaskan bahwa  kelompok  remaja  dan  dewasa  muda  merupakan  kelompok  yang
paking berisiko. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan fisik dan mental pada  saat  puber  juga  perubahan  diri  dan  lingkungan  pada  saat  pergantian
masa  anak-anak  menjadi  dewasa.  Persepsi  diri  dan  lingkungan  tentang tubuh  yang  kurus  dibarengi  dengan  penambahan  berat  badan  dan  lapisan
lemak  tubuh  karena  pertumbuhan  normal,  akan  menambah  rasa  tertekan dari penderita.
2.4.3 Jenis Kelamin
Seiring  semakin  sadarnya  masyarakat  terhadap  kesehatan  dan kegemukan,  pengaturan  makan  untuk  menurunkan  berat  badan  menjadi
suatu  hal  umum,  jumlah  orang-orang  yang  menjalani  pengaturan  makan meningkat  dari 7 pada laki-laki dan 14 pada  perempuan.   Pada tahun
1990  meningkat  menjadi  29  pada  laki-laki  dan  44  pada  perempuan Serdula  dkk.,  1999  dalam  Davison  et  al.,  2010.  Berdasarkan  hasil
tersebut  diperoleh  informasi  bahwa  gangguan  makan  seperti  anorexia nervosa  dan  bulimia  nervosa  lebih  umum  terjadi  pada  perempuan
dibanding pada laki-laki. Salah  satu  alasan  utama  atas  prevalensi  gangguan  makan  yang
lebih  besar  pada  perempuan  kemungkinan  adalah  fakta  bahwa  standar budaya masyarakat Barat menguatkan keinginan untuk menjadi kurus pada
perempuan dibanding laki-laki Davison et al., 2010. Selain itu, nilai-nilai sosiokultural mendorong objektivikasi tubuh perempuan, sedangkan kaum
laki-laki  dihargai  berdasarkan  berbagai  keberhasilan  mereka.  Risiko gangguan  makan  pada  kelompok  perempuan  yang  sangat  peduli  terhadap
berat  badan,  misalnya  para  model,  penari,  dan  pesenam,  sangat  tinggi Garner dkk., 1980 dalam Davison et al., 2010. Gangguan makan banyak
diderita  oleh  perempuan  yakni  sekitar  90  dialami  oleh  perempuan  dan dilaporkan  bahwa  perempuan  memiliki  risiko  3  kali  lebih  besar  untuk
mengalami gangguan makan dibanding laki-laki ANRED, 2005. Penderita gangguan makan lebih banyak pada perempuan dimana 9
dari  10  penderita  anorexia  nervosa  dan  bulimia  nervosa  adalah perempuan.  Kemungkinan  hal  tersebut  terjadi  karena  lebih  tingginya
tuntutan masyarakat terhadap perempuan untuk menjadi kurus. Baru pada beberapa  tahun  belakangan  ini  pria  penderita  gangguan  makan  mulai
mendapat  perhatian  Bowman,  2000  dalam  Syafiq  dan  Tantiani,  2013. Syafiq 2013 dalam bukunya menjelaskan bahwa tuntutan media terhadap
perempuan adalah untuk memiliki tubuh  yang kurus dan menarik. Hal ini akan  menambah  tekanan  pada  perempuanuntuk  tetap  memiliki  tubuh
sesuai  dengan  tuntutan  massa.  Secara  genetik  perempuan  memang dirancang memiliki persentase lemak  yang lebih  besar dibandingkan pria.
Karena  tuntutan  yang  mengharuskan  perempuan  tetap  menjadi  kurus sementara  lemak  tubuh  mereka  yang  lebih  besar  daripada  pria  maka
perempuan  lebih  berisiko  menderita  gangguan  makan  Syafiq  dan Tantiani, 2013.