periode lainnya. Meskipun masa remaja memiliki karakteristik yang unik, hal-hal yang terjadi selama masa remaja berkaitan dengan perkembangan dan pengalaman
di masa kanak-kanak maupun masa dewasa. Adapun batasan usia remaja menurut WHO 2012 adalah 10-19 tahun.
2.2 Makan
Makan  merupakan  kebutuhan  dasar  setiap  manusia.  Manusia  menyadari pentingnya  makan  untuk  bisa  bertahan  hidup.  Kebutuhan  makan  menurut  teori
Hierarki Kebutuhan dari Maslow merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang  bersifat  fisiologis.  Sebagai  akibat  dari  rasa  lapar  atau  tubuh  merasa
kekurangan zat-zat makanan tertentu, akan memotivasi manusia untuk berperilaku dengan  tujuan  untuk  memenuhi  kebutuhan  makan  tadi  Maslow,  1984.  Adanya
kebutuhan makan ini diikuti dengan proses penyeleksian dan pemilihan makanan yang  akan  dikonsumsi,  sehingga  pada  akhirnya  seseorang  akan  memutuskan
makanan yang akan dikonsumsinya Sumantri dalam Purwaningrum, 2008. Syafiq  dan  Tantiani  2013  menjelaskan  dalam  bukunya,  lazimnya  orang
makan  ketika  lapar  dan  berhenti  ketika  kenyang.  Tapi,  pada  kehidupan  modern saat  ini,  makan  tidak  selalu  berkaitan  dengan  rasa  lapar  dan  kenyang.  Seseorang
dapat  saja  memutuskan  makan  meskipun  tidak  lapar.  Petunjuk  internal  seperti sinyal  rasa  lapar  yang  dikirimkan  oleh  hipotalamus  dapat  ditutupi  oleh  petunjuk
eksternal seperti kehadiran makanan, kebutuhan berteman, atau bahkan waktu dan jam makan Syafiq dan Tantiani, 2013.
2.3 Gangguan Makan
Gangguan  makan  adalah  suatu  penyakit  mental  yang  dapat  menjadikan ancaman serius bagi pola diet seseorang sehari-hari, seperti makan dalam jumlah
yang  sangat  sedikit  atau  makan  secara  berlebihan  National  Institute  of  Mental Health,  2011.  Kondisi  ini  dapat  dimulai  dari  hanya  makan  terlalu  sedikit  atau
terlalu banyak tetapi memiliki obsesi pada makanan selama kehidupan seseorang yang  mengarah  pada  perubahan  yang  parah.  Selain  pola  makan  abnormal  yang
berbahaya  dan  adanya  kekhawatiran  tentang  berat  badan  atau  bentuk  tubuh, gangguan  ini  seringkali  terjadi  bersama  dengan  penyakit  mental  lainnya  seperti
depresi,  penyalahgunaan  zat,  atau  gangguan  kecemasan  National  Institute  of Mental Health, 2011.
Dalam Diagnostic and Statistical Mental Disorders-IV DSM-IV terdapat tiga jenis gangguan makan yang memiliki kriteria dan ciri khusus yaitu  anorexia
nervosa,  bulimia  nervosa,  dan  binge  eating  disorders.  Namun  ada  satu  lagi kondisi dimana terlihat sangat mirip dengan ketiga jenis gangguan makan di atas
tapi  secara  keseluruhan  tidak  memenuhi  kriteria  yang  ada,  gangguan  makan  ini dinamakan  Eating  Disorders  Not  Otherwise    Specified  EDNOS  Sigman,  2003
dalam Erdianto, 2009. Gangguan makan sering muncul selama masa remaja atau dewasa muda tetapi juga bisa muncul selama masa kanak-kanak. Terdapat 2 tipe
gangguan makan  yang sangat  umum  dan sering terjadi di  kalangan remaja  yakni anorexia nervosa dan bulimia nervosa.
Sebagaimana yang dijelaskan Davison et al., 2010 dalam buku nya yakni anorexia  nervosa  dan  bulimia  nervosa  lebih  sering  terjadi  pada  perempuan
dibanding laki-laki dan dihubungkan dengan obesitas dan riwayat melakukan diet Kinzl dkk., 1999; Pike dkk., 2001 dalam Davison et al., 2010. Gangguan makan
ini dikaitkan dengan fungsi pekerjaan dan sosial, depresi, harga diri yang rendah, penyalahgunaan  zat,  dan  ketidakpuasan  atas  bentuk  tubuh  Spitzer  dkk.,  1993;
Striegel-Moore dkk, 1998, 2001 dalam Davison et al., 2010. Faktor-faktor risiko terbentuknya gangguan ini mencakup obesitas pada masa kanak-kanak, komentar-
komentar bernada mengkritik atas berat badan yang berlebihan, konsep diri yang rendah,  depresi,  dan  penyiksaan  fisik  atau  seksual  pada  masa  kanak-kanak
Fairburn dkk., 1998 dalam Davison et al., 2010.
2.3.1 Anorexia Nervosa
2.3.1.1 Definisi
Davison  et  al.,  2010  menjelaskan  anorexia  nervosa  berasal  dari istilah  anorexia  yang  berarti  hilangnya  selera  makan,  dan  nervosa  yang
berarti hilangnya selera makan tersebut dengan memiliki sebab emosional. Istilah  tersebut  tidak  tepat  karena  sebagian  besar  penderita  anorexia
nervosa  secara  aktual  tidak  kehilangan  selera  makan.  Secara  kontras, seraya  melaparkan  diri,  sebagian  besar  penderita  menjadi  sibuk  dengan
urusan  makanan,  mereka  dapat  membaca  buku-buku  masakan  secara konstan  dan  menyiapkan  aneka  makanan  untuk  keluarga  mereka.
Krummel  dan  Penny  1996  menjelaskan  istilah  Anorexia  berasal  dari