n =
n  = 44,4 n =  bp x n
1
44,4 = 0,415 x n
1
n
1
= = 107 orang
Berdasarkan  perhitungan  di  atas  maka  besar  minimal  sampel  yang dibutuhkan  adalah  sebanyak  107  orang.  Untuk  mengantisipasi  tidak
dikembalikannya  kuesioner  atau  adanya  missing  jawaban  maka  peneliti menambakan  jumlah  sampel  sebanyak  10  sehingga  jumlah  sampel  sebanyak
120 orang. Teknik  pengambilan  sampel  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  yaitu
teknik sampel acak sederhana simple random sampling. Teknik  simple random sampling  dalam  penelitian  ini  berdasarkan  kerangka  sampling  yang  peneliti  buat
yakni  dibuat  berdasarkan  nama,  nomor  induk  dan  kelas  siswa  serta  diurutkan mulai dari nomor induk terkecil hingga terbesar. Setelah itu, dilakukan pemilihan
secara  acak  untuk  menentukan  siswa-siswi  mana  yang  terpilih  sebagai  sampel hingga memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan.
Pada saat
penelitian berlangsung,  peneliti  memberikan  kuesioner  kepada  semua    siswa-siswi  kelas  X
dan  XI  di  hari  yang  berbeda  serta  diukur  berat  badan  dan  tinggi  badan  mereka. Setelah  itu,  sebelum  dilakukan  analisis  data  dilakukan  pemilihan  kuesioner  yang
sudah diisi berdasarkan daftar nama siswa-siswi terpilih dimana pengundian nama sudah dilakukan sebelumnya oleh peneliti.
Kelas X terdiri dari XA, XB, XC dan kelas XI terdiri dari
XI IPA 1, XI IPA 2,  dan  XI  IPS
kemudian  peneliti  mengambil  tiap  kelas  berdasarkan  nama  siswa yang  telah  terpilih  untuk  dijadikan  sampel  sehingga  memenuhi  jumlah  sampel
yang  dibutuhkan  yaitu  120  orang.  Bagi  siswa  yang  terpilih  namun  isi  kuesioner kurang lengkap maka peneliti mengacak nama siswa lain yang mengisi kuesioner
secara  lengkap  untuk  dijadikan  sampel  dan  begitulah  seterusnya  guna meminimalisir terjadinya bias penelitian.
4.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1.  Kuesioner terlampir 2.  Microtoa untuk mengukur tinggi badan
3.  Timbangan seca untuk mengukur berat badan
4.5 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Pada  penelitian  ini  data  yang  dikumpulkan  merupakan  data  primer.  Data yang  dikumpulkan  meliputi  data  tentang  gangguan  makan,  jenis  kelamin,
pengetahuan,  rasa  percaya  diri,  citra  tubuh,  riwayat  diet,  pengaruh  keluarga, pengaruh teman sebaya, ejekan seputar berat badan atau bentuk tubuh, kekerasan
fisik, pelecehan seksual, dan pengaruh media massa didapatkan melalui pengisian kuesioner.  Data  Indeks  Massa  Tubuh  IMT  didapatkan  dari  perhitungan  berat
badan  dan  tinggi  badan,  berat  badan  diukur  menggunakan  timbangan  seca, sedangkan tinggi badan diukur dengan menggunakan microtoa.
4.6 Pengolahan Data
Pengolahan  data  dalam  penelitian  ini  dilakukan  melalu  beberapa  tahap, yaitu sebagai berikut :
1. Editing
Yaitu  kegiatan  yang  dilakukan  peneliti  untuk  melakukan  pengecekan  isi kuesioner, apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan
dan konsisten. 2.
Coding Yaitu proses pemberian kode pada jawaban kuesioner untuk memudahkan
data  ketika  dimasukkan  ke  dalam  kumputer  komputerisasi.  Coding merupakan  kegiatan  merubah  data  berbentuk  huruf  menjadi  data  berbentuk
angka atau bilangan. Dalam hal ini peneliti memberikan kode angka paa setiap pertanyaan yang ada di kuesioner. Salah satunya pertanyaan jenis kelamin jika
laki-laki diberi kode angka 1 dan jika perempuan diberi kode angka 2. Begitu seterusnya untuk pertanyaan berikutnya.
3. Entry Data
Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan  benar serta sudah melewati proses pengkodingan  maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar
dapat  dianalisis. Proses data ini dilakukan dengan  cara meng-entry  data  dari kuesioner  ke  dalam  komputer  dengan  menggunakan  program  komputer.
Program yang dipakai yaitu SPSS 16.
4. Cleaning
Yaitu  proses  pengecekan  kembali  data  yang  sudah  di-entry  apakah  ada kesalahan atau tidak sehingga dengan demikian data tersebut telah siap untuk
diolah dan dianalisis. Penentuan  kasus  gangguan  makan  menggunakan  kuesioner  dengan
pertanyaan  spesifik  mengenai  gangguan  makan  sesuai  dengan  kriteria gangguan makan pada DSM-IV 1994.
Variabel  pengetahuan  mengenai  dampak  dari  gangguan  makan  diukur dengan  melihat  skor  nilai  berdasarkan  kemampuan  siswa  menjawab  dengan
benar  pertanyaan  mengenai  dampak  gangguan  makan.  Untuk  variabel pengetahuan  dikelompokkan  menjadi  2  kategori.  Pengetahuan  dikategorikan
rendah  jika  skor  yang  diperoleh    median  dan  pengetahuan  dikategorikan tinggi jika skor yang diperoleh
≥ median. Variabel  rasa  percaya  diri  diukur  dengan  8  pertanyaan.  Jika  skor  yang
diperoleh ≥ median maka responden dikategorikan memiliki rasa percaya diri
rendah dan jika skor  yang diperoleh  median maka responden dikategorikan memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Variabel citra tubuh diukur dengan 3 pertanyaan .
Jika skor yang diperoleh ≤  median  maka  responden  dikategorikan  merasa  gemuk  dan  jika  skor  yang
diperoleh    median  maka  responden  dikategorikan  tidak  merasa  gemuk. Untuk  variabel  citra  tubuh  dilakukan  cross  check  dengan  menggunakan
variabel  IMT.  Hal  tersebut  bergunauntuk  melihat  perbandingan  jawaban antara persepsi citra tubuh responden melalui pertanyaan di kuesioner apakah
sudah relevan dengan citra tubuh mereka yang sebenarnya berdasarkan IMT.