2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Makan
Seperti dalam berbagai psikopatologi lain, satu faktor tunggal tidak mungkin menjadi penyebab gangguan makan. Beberapa bidang penelitian dewasa
ini-genetik, peran otak, tekanan sosiokultural untuk menjadi langsing, kepribadian, peran keluarga dan peran stress lingkungan-menunjukkan bahwa
gangguan makan terjadi bila beberapa faktor yang berpengaruh terjadi dalam kehidupan seseorang Davison et al., 2010. Beberapa para ahli menyatakan
bahwa gangguan makan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah :
2.4.1 Genetik
Beberapa penelitian menunjukkan adanya kemungkinan hubungan antara faktor genetik dengan terjadinya gangguan makan. Penelitian
dilakukan pada kelompok kembar identik dan kembar yang tidak identi. Secara umum penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok kembar identik
memiliki insiden mengalami gangguan makan yang lebih tinggi daripada mereka yang kembar identik. Diperkirakan hal ini terjadi karena kembar
identik memiliki DNA yang sama Wardlaw, 2002 dalam Syafiq dan Tantiani, 2013.
Anorexia nervosa dan bulimia nervosa dapat terjadi dalam satu keluarga. Kerabat tingkat pertama dari perempuan muda yang menderita
anorexia nervosa memiliki kemungkinan sepuluh kali lebih besar dibanding rata-rata untuk menderita gangguan tersebut a.l. Strober dkk.,
2000 dalam Davison et al., 2010. Hasil yang sama juga ditemukan terkait bulimia nervosa, dimana kerabat tingkat pertama dari perempuan muda
yang menderita bulimia nervosa memiliki kemungkinan sekitar empat kali
lebih besar dibanding rata-rata untuk menderita gangguan tersebut a.l. Kasset dkk., 1987; Strober dkk., 2000 dalam Davison et al., 2010.
2.4.2 Usia
WHO 2012 menyebutkan batasan usia remaja adalah 10-19 tahun. Dengan mempertimbangkan konteks sosio-historis maka masa
remaja adolescence didefinisikan sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan
perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional Santrock, 2007. Pada masa remaja juga merupakan sebuah fase usia yang rentan
untuk mengalami gangguan makan. Rata- rata penderita anorexia nervosa mulai menahan diri untuk tidak makan sejak usia 17 tahun. Beberapa data
menunjukkan gangguan makan mulai terjadi pada usia 13-18 tahun. Sebagaimana dijelaskan pada penelitian Lee et al., 2005 dalam Erdianto
2009 bahwa kasus anorexia nervosa di Singapura menunjukkan hasil rerata usia onset gejala anorexia nervosa pada usia 15,5 tahun dengan
standar deviasi sebesar 3,85. Gangguan makan sering terjadi pada usia remaja dikarenakan
jumlah stressor yang sangat fantastis yang dihadapi pada usia tersebut terutama pada remaja putri. Pada awal fase remaja terjadi perubahan
bentuk tubuh sehingga bagi orang yang merasa tertekan oleh kebutuhan untuk bertambah dewasa ini kadang menggunakan anorexia untuk
memperthankan tubuhnya agar tetap kecil. Bahkan pertumbuhan tinggi badan menjadi berhenti karena kekurangan nutrisi dan remaja remaja