Kekerasan Fisik Faktor Eksternal

Menurut penelitian Kent et al 1999 dalam Putra 2008 yang menginvestigasi pengalaman kekerasanpelecehan masa kecil dengan kejadian ganguan makan ditemukan bahwa jika berbagai bentuk kekerasan dievaluasi secara simultan menggunakan regresi, hanya kekerasan emosional yang secara signifikan berhubungan dengan gangguan makan walaupun hanya dalam besaran yang kecil Mazzeo dan Espelage, 2002. Pernyataan tersebut hampir sama dengan hasil penelitian ini. Pada penelitian ini remaja yang merasakan trauma akibat kekerasan fisik yang yaitu sebanyak 17,5 dan pelaku kekerasan terbanyak adalah teman atau tetangga sebanyak 14,2. Perbedaan hubungan sosial antara kultur Indonesia dengan kultur Barat mungkin menjadi salah satu penyebabnya.

6.4.5 Pelecehan Seksual

Para ahli psikoanalisis melihat adanya hubungan antara seksualitas dan gangguan makan pada kelompok remaja dan dewasa muda. McCombs, 2001 dalam Syafiq dan Tantiani, 2013. Sebuah studi yang dilakukan pada perempuan berkulit hitam dan putih penderita binge eating disorders menjelaskan bahwa kedua perempuan tersebut mengalami pelecehan seksual Moore et al., 2002. Pada penelitian ini ditemukan bahwa remaja yang tidak pernah mengalami pelecehan seksual lebih tinggi sebesar 50,8 dibandingkan dengan remaja yang pernah mengalami pelecehan seksual. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pelecehan seksual dengan gangguan makan diperoleh informasi bahwa remaja yang tidak pernah mengalami pelecehan seksual sedikit lebih banyak 49,2 untuk memiliki gangguan makan dibandingkan dengan remaja yang pernah mengalami pelecehan seksual 45,8. Ketika dilakukan uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara pelecehan seksual dengan gangguan makan P value = 0,848. Temuan ini tidak sejalan dengan berbagai penelitian yang menunjukkan ada hubungan antara pelecehan seksual dengan gangguan makan. Fairburn et al 1999 menjelaskan bahwa perempuan yang pernah mengalami pelecehan seksual berisiko 3,4 kali untuk mengalami anorexia nervosa dibandingkan dengan yang tidak pernah mengalami pelecehan seksual. Namun terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kinzl dan rekan 1994 dalam Putra 2008 yang juga tidak menemukan hubungan signifikan antara pelecehan seksual dengan gangguan makan pada penelitiannya. Tetapi mereka menemukan bahwa tingkat keparahan gangguan makan meningkat sejalan dengan semakin tingginya disfungsi keluarga. Penemuan ini menggariskan perlunya evaluasi lebih lanjut tentang pengaruh potensial dari fungsi keluarga terhadap hubungan pelecehan seksual dengan gangguan makan Mazzeo dan Espelage, 2008 dalam Putra, 2008. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka peneliti berpendapat bahwa fungsi keluarga juga berpengaruh dalam penelitian ini dimana fungsi keluarga memiliki peran penting sebagai salah satu faktor yang menentukan mekanisme coping. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa menurut peneliti rata-rata remaja di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta berasal dari keluarga dengan sosial-ekonomi menengah ke atas sehingga keluarga memiliki peran yang penting dalam menentukan mekanisme coping. Merujuk pada hasil penelitian Kinzl dan rekan 1994 dalam Putra 2008, peneliti berpendapat bahwa pada umumnya fungsi keluarga remaja yang pernah mengalami pelecehan seksual masih berjalan dengan baik. Sehingga si anak merasa mendapatkan perlindungan dan kepedulian serta bisa menemukan mekanisme coping yang lebih baik selain dengan melakukan hal- hal yang mengarah pada gangguan makan. Selain itu peneliti berpendapat karena jumlah remaja yang pernah mengalami pelecehan seksual lebih sedikit sehingga tidak ada hubungan antara pelecehan seksual dengan gangguan makan. Selain itu, menurut peneliti tidak adanya hubungan antara pelecehan seksual dengan gangguan makan disebabkan karena adanya perbedaan faktor budaya Barat dengan budaya Indonesia. Bagi masyarakat Barat, pelecehan seksual merupakan hal yang biasa untuk diperbincangkan sedangkan bagi masyarakat Indonesia, pelecehan seksual mungkin masih menjadi hal yang tabu sehingga pada penelitian ini menyebabkan tidak adanya hubungan antara pelecehan seksual dengan gangguan makan.

6.4.6 Pengaruh Media Massa

Media massa diduga berpengaruh terhadap kejadian gangguan makan. Media massa memberikan kesan bahwa tubuh ideal adalah tubuh yang kurus dan rata-rata remaja telah terpapar oleh media terutama dari iklan TV maupun