P UBLIKASI I NDUSTRI K REATIF DI M EDIA I NFORMASI
3.3 P UBLIKASI I NDUSTRI K REATIF DI M EDIA I NFORMASI
Sejak peluncuran Studi Pemetaan Industri Kreatif Indonesia tahun 2007, yang dilanjutkan dengan peluncuran Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional 2008, Pemerintah, khususnya Departemen Perdagangan mulai melakukan sosialisasi melalui berbagai media dan melalui berbagai event kreatif. Aktivitas sosialisasi ini mulai memicu pembicaraan, pembahasan sampai kepada riset mengenai industri kreatif. Di media cetak, baik berkelas nasional maupun berkelas daerah, industri kreatif semakin jamak menjadi topik pembahasan.
3.3.1 Media Nasional Gelombang ekonomi kreatif dan industri kreatif memberi imbas kepada media-media nasional, seperti Lintas berita, Suara
Merdeka, Antara News, Republika, Detik, Media Indonesia, Tempo Interaktif, dan Kompas. Media-media ini menyajikan berita melalui situs internet milik media tersebut. Selain melalui situs internet, beberapa media ini merupakan media cetak nasional, Statistik topik industri kreatif dibicarakan di media-media nasional di atas ditunjukkan pada gambar berikut. Statistik ini hanya menyajikan data dimana topik industri kreatif dibicarakan di situs internet masing-masing media, tidak mencakup pembahasan di media cetak.
Artikel Industri Kreatif di Media Nasional
kompas.com 1360 tempointeraktif.com
kapanlagi.com
mediaindo.co.id
detik.com
republika.co.id
antaranews.com
suaramerdeka.com
lintasberita.com
Jumlah artikel
Gambar 3-1
Artikel Industri Kreatif di Media Nasional
Kompas merupakan media yang paling banyak membahas mengenai industri kreatif, dengan jumlah artikel yang membahas industri kreatif sebanyak 1,360 artikel. Sedangkan media nasional yang paling sedikit memiliki artikel industri kreatif adalah Lintas Berita, dengan 53 artikel.
Pemberitaan dalam media nasional mengenai industri kreatif, sering mengangkat isu atau topik mengenai perkembangan industri kreatif di Indonesia, mulai dari potensi yang dimiliki hingga perkembangan industri kreatif di berbagai daerah di Indonesia. Isu atau topik lain yang juga sering diangkat adalah isu-isu yang berkembang mengenai industri kreatif di berbagai subsektor, seperti potensi subsektor tertentu di daerah, tantangan dan permasalahan yang sering dialami oleh para pelaku industri kreatif (seperti masalah HaKI, masalah pembiayaan), dan pembahasan suatu event kreatif yang sedang, akan atau sudah selesai diselenggarakan. Selain hal-hal di atas, program pemerintah pusat dalam mengembangkan industri kreatif juga disosialisasikan melalui media nasional ini, seperti Inpres No. 02/ 2009 tentang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), Pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan (BUMD) agar menyerap produk buatan dalam negeri dalam pengadaan barang/jasa, usulan insentif khusus baik fiskal maupun nonfiskal untuk produk-produk kreatif dan lain sebagainya. Tiga subsektor industri kreatif yang sering diangkat menjadi topik dalam media nasional adalah Subsektor Film, Subsektor Musik dan Subsektor Layanan Piranti Lunak. Pemberitaan subsektor ini berkisar mengenai potensi industri film, musik dan piranti lunak di Indonesia, kemudian event-event yang diselenggarakan oleh subsektor tersebut dan juga tantangan serta masalah yang dihadapi masing-masing subsektor.
3.3.2 Media Daerah Media-media di daerah juga tidak ketinggalan dalam mengulas industri kreatif. Namun demikian gaung industri kreatif di
media daerah belum sekuat media nasional. Dari jumlah pemberitaan industri kreatif di media daerah, terlihat bahwa wacana mengenai industri kreatif masih perlu untuk lebih disosialisasikan. Jika dibandingkan dengan jumlah artikel industri kreatif di media nasional yang paling banyak berjumlah 1,360 artikel, maka jumlah artikel industri kreatif di media daerah paling banyak berjumlah 17 artikel untuk media di Solo. Statistik pemberitaan mengenai industri kreatif selengkapnya ditunjukkan pada gambar berikut.
Artikel Industri Kreatif di Media Daerah
Jumlah Artikel
Gambar 3-2
Artikel Industri Kreatif di Media Daerah
Pemberitaan di media daerah lebih banyak membicarakan mengenai subsektor-subsektor industri kreatif tanpa mengaitkannya dengan wacana industri kreatif secara khusus. Topik atau isu yang sering ditulis dalam media daerah adalah mengenai program pemerintah daerah untuk mengembangkan industri kreatif di daerah tersebut seperti kerjasama riset yang dilakukan oleh Disperindag provinsi dengan institusi-institusi pendidikan untuk membuat cetak biru pengembangan industri kreatif di daerah tersebut. Pemberitaan di media daerah juga lebih banyak membicarakan mengenai aktivitas komunitas dan asosiasi industri kreatif di masing-masing subsektor dan juga publikasi event, festival, atau kompetisi kreatif di daerah tersebut tanpa mengaitkannya secara khusus dengan industri kreatif.
Tiga subsektor industri kreatif yang sering diangkat menjadi topik di media daerah adalah subsektor animasi, musik dan fesyen. Subsektor animasi di daerah semakin berkembang dan menunjukkan potensinya, seperti daerah Cimahi yang serius ingin menjadi pusat industri film dan animasi. Musik dalam negeri telah berkembang dengan pesat, ditandai dengan bermunculannya berbagai musisi baru dengan berbagai warna musik. Musisi-musisi ini banyak yang berasal dari daerah dan tidak jarang yang melejit sebagai pendatang baru yang sukses. Untuk subsektor fesyen, topik yang sering diangkat di media daerah adalah mengenai industri batik di berbagai daerah di Indonesia yang sedang berusaha dikembangkan, dimana batik tidak lagi hanya digunakan sebagai identitas dan ciri khas Indonesia, tetapi juga dapat berdaya jual tinggi dan memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia.