Kontribusi Ekonomi Kelompok Arsitektur

2.2. Kontribusi Ekonomi Kelompok Arsitektur

Secara keseluruhan kontribusi ekonomi kelompok Arsitektur ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel B 2‐2 Kontribusi Ekonomi Kelompok Arsitektur

2005 2006 Rata ‐rata 1. Berbasis Produk Domestik Bruto (PDB)

a. Nilai Tambah Miliar Rupiah

b. % Nilai terhadap Industri Kreatif

c. Pertumbuhan Nilai 11,98%

12,77% d. % Nilai terhadap Total

Tambah Persen

2. Berbasis Ketenagakerjaan

a. Jumlah Tenaga Kerja Orang

b. Tingkat Partisipasi Kerja Terhadap

Tenaga c. Tingkat Partisipasi

Tenaga Kerja Terhadap d. Pertumbuhan Jumlah

Tenaga kerja Ribu e. Produktivitas Tenaga

Rupiah/pekerja 132.618

kerja pertahun

3. Berbasis Aktivitas Perusahaan

a. Nilai Ekspor Ribu Rupiah

b.Pertumbuhan Ekspor Persen

c. % Nilai ekspor thd kreatif

Persen

industri d. % Nilai Ekspor thd Total Persen

Ekspor e. Jumlah Perusahaan

f. Pertumbuhan Jumlah Persen

Perusahaan g.% Jumlah perusahaan thd Persen

industri kreatif h.% Jumlah perusahaan thd

perusahaan total Persen

2.2.1 Berbasis Produk Domestik Bruto (PDB)

Data nilai tambah pada kelompok ini tidak tersedia sehingga sebagai proksi digunakan aturan Ikatan Konsultan Indonesia (INKINDO) yang menyatakan bahwa nilai pekerjaan arsitektur adalah sekitar 2‐4% dari harga bangunan. Berdasarkan hal ini, maka secara umum dapat dikatakan bahwa nilai ekonomi atau nilai tambah kelompok industri arsitektur diestimasi sebesar 3% dari nilai tambah sektor konstruksi atau bangunan.

Tabel berikut ini menyajikan perkiraan nilai tambah kelompok arsitektur yang diperoleh dari persentase nilai PDB sektor konstruksi/bangunan.

Tabel B 2‐3 Estimasi PDB Kelompok Arsitektur

PDB Jasa PDB Harga Berlaku

% Jasa

PDB Jasa

Konsultansi Konsultansi Konsultansi

Deflator Arsitektur atas No Tahun Bangunan/Kons ‐

Untuk Arsitektur Arsitektur atas

PDB dasar harga truksi (Ribu Rupiah)

Terhadap dasar harga

PDB Sektor

berlaku (Ribu

konstan Industri Rupiah) (Ribu Rupiah)

Nilai persentase konstribusi PDB industri kreatif kelompok arsitektur terhadap industri kreatif dan PDB nasional dapat dilihat pada grafik berikut ini:

tase en

1,50% rs e 1,00%

% Nilai terhadap Industri Kreatif % Nilai terhadap Total PDB

Gambar B 2‐1 Persentase Nilai PDB Kelompok Arsitektur Terhadap Industri Kreatif Dan Total

PDB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

Industri Kreatif kelompok arsitektur merupakan penyumbang PDB terbesar ke‐6 bagi industri kreatif dengan kontribusi PDB rata‐rata dalam periode tahun 2002‐

2006 adalah sebesar 3.356 miliar rupiah. Rata‐rata kontribusi PDB kelompok arsitektur tahun 2002‐2006 terhadap PDB nasional adalah sebesar 0,20% dengan kontribusi terbesar, yaitu pada tahun 2006 sebesar 0,22%. Rata‐rata kontribusi PDB kelompok arsitektur tahun 2002‐2006 terhadap PDB industri kreatif adalah sebesar 3,21% dengan kontribusi terbesar, yaitu pada tahun 2006 sebesar 3,95%.

Nilai PDB kelompok arsitektur jika dibandingkan dengan Nilai PDB industri kreatif, dapat dilihat pada grafik berikut ini:

PDB Industri Kreatif

PDB Kelompok Arsitektur

Gambar B 2‐2 Nilai PDB Kelompok Arsitektur dan PDB Industri Kreatif

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

Kelompok Arsitektur merupakan kelompok industri yang memiliki rata‐rata pertumbuhan PDB lebih besar (2 kali lipat lebih) dari rata‐rata pertumbuhan PDB Nasional, yaitu sebesar 10,86% jika dibandingkan dengan PDB Nasional sebesar 5,24%. Bahkan nilainya terus meningkat di tahun 2005 dan 2006 yang lalu.

Growth PDB Kelompok Arsitektur (harga konstan tahun 2000) Growth PDB Industri Kreatif (harga konstan thn 2000)

Gambar B 2‐3 Pertumbuhan PDB Kelompok Arsitektur dan PDB Industri Kreatif Atas Dasar

Harga Konstan Tahun 2000

Perkembangan dunia arsitektur di Indonesia cukup pesat. Pada tahun 2007 ini bisnis jasa konsultan arsitektur jelas akan lebih berkembang, mengingat bahwa suku bunga juga terus menurun mencapai level terendah selama 1 dekade terakhir, yang mengakibatkan dunia properti akan tumbuh mencapai level yang lebih tinggi dari beberapa tahun terakhir. Maraknya pembangunan properti dapat dilihat dari pembangunan pusat perbelanjaan mewah bagi kalangan atas Perkembangan dunia arsitektur di Indonesia cukup pesat. Pada tahun 2007 ini bisnis jasa konsultan arsitektur jelas akan lebih berkembang, mengingat bahwa suku bunga juga terus menurun mencapai level terendah selama 1 dekade terakhir, yang mengakibatkan dunia properti akan tumbuh mencapai level yang lebih tinggi dari beberapa tahun terakhir. Maraknya pembangunan properti dapat dilihat dari pembangunan pusat perbelanjaan mewah bagi kalangan atas

meningkat, semua pasokan disambut hangat oleh masyarakat 6 . Bank Indonesia melaporkan jumlah kredit yang disalurkan naik 16%, sedangkan

kenaikan kredit properti mencapai 24% dengan posisi per April 2007 sebesar Rp 124,2 triliun. Posisi kredit properti pada periode yang sama di tahun 2006 hanya sebesar Rp 100,41 triliun.

2.2.2 Berbasis Ketenagakerjaan

Estimasi jumlah tenaga kerja kelompok industri kreatif Arsitektur dilakukan dengan mengalikan jumlah tenaga kerja di sektor utama Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan dengan rasio NTB Arsitektur. Data jumlah tenaga di sektor utama Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan diperoleh dari data Sakernas Indonesia (Survei Angkatan Kerja Nasional) di sektor utama Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan, yang dipublikasikan Biro Pusat Statistik setiap tahunnya. Yang dimaksud dengan Rasio NTB arsitektur adalah hasil bagi Nilai Tambah Bruto arsitektur terhadap Nilai Tambah Bruto sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan.

Jumlah tenaga kerja kelompok arsitektur jika dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja industri kreatif, dapat dilihat pada grafik berikut ini.

eker P

Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Arsitektur Jumlah Tenaga Kerja Industri Kreatif

Gambar B 2‐4 Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Arsitektur dan Industri Kreatif Periode 2002‐2006

Rata ‐rata kontribusi jumlah tenaga kerja kelompok arsitektur 25.739 pekerja di periode 2002‐2006. Nilai ini terus bertambah setiap tahunnya hingga mencapai

6 ”Bisnis Properti Bukan Sekedar Membangun Gedung Arsitektur”, Kompas, 9 Agustus 2007.

puncaknya di tahun 2006 sebesar 32.642 pekerja, walaupun sempat terjadi sedikit penurunan di tahun 2004 (24.737 pekerja) dan di tahun 2005 (23.856 pekerja)

Dari data yang diperoleh juga dapat diolah menjadi tingkat partisipasi tenaga kerja kelompok arsitektur terhadap industri kreatif serta terhadap total pekerja, yang dapat dilihat pada grafik berikut.

tase K

sen 0,2% P er 0,1%

Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Terhadap Industri Kreatif Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Terhadap Total Pekerja

Gambar B 2‐5 Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Kelompok Arsitektur Terhadap Industri Kreatif

Dan Total Pekerja Periode 2002‐2006

Grafik memperlihatkan bahwa tingkat partisipasi tenaga kerja kelompok arsitektur terhadap industri kreatif terus meningkat secara positif walaupun nilainya cukup berfluktuatif. Pada tahun 2002, persentasenya hanya 0,35%, dan sempat naik di tahun 2003 menjadi 0,54%. Walaupun sempat turun di dua tahun berikutnya, tingkat partisipasinya naik kembali dan mencapai puncaknya di tahun 2006 menjadi 0,67%.

Sedikit berbeda dengan yang diperlihatkan oleh tingkat partisipasi tenaga kerja kelompok arsitektur terhadap total pekerja yang cukup stabil di kisaran 0,02% ‐ 0,03%.

Pertumbuhan jumlah tenaga kerja kelompok arsitektur jika dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah tenaga kerja industri kreatif, dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Arsitektur Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Industri Kreatif

Gambar B 2‐6 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Arsitektur Dan

Industri Kreatif Periode 2002‐2006

Pertumbuhan jumlah tenaga kerja kelompok arsitektur yang sempat mencapai angka yang cukup tinggi di awal periode (2003), yaitu sebesar 31,50%, turun cukup tajam di tahun 2004 hingga ‐10,28%. Untungnya penurunan ini tidak terjadi di tahun 2005, dan terus naik hingga mencapai nilai yang sangat tinggi di akhir periode, yaitu sebesar 36,83% di tahun 2006.

Selanjutnya disajikan nilai produktivitas tenaga kerja kelompok arsitektur serta industri kreatif sebagaimana yang terlihat pada Gambar B 2‐6 ini.

p R 100.000

80.000 it a 60.000

Produktivitas Tenaga kerja Kelompok Arsitektur Produktivitas Tenaga kerja Industri Kreatif

Gambar B 2‐7 Produktivitas Tenaga Kerja Kelompok Arsitektur dan Industri

Kreatif Periode 2002‐2006

Dari grafik di atas terlihat bahwa produktivitas kelompok arsitektur jauh di atas industri kreatif secara keseluruhan. Pada tahun 2005 bahkan nilainya sempat mencapai 154 juta rupiah per orang per tahunnya. Walaupun nilainya sangat berfluktuatif dari 2002 sampai 2006, dimana di tahun 2006 nilainya sebesar 126 juta rupiah per orang, nilai tersebut masih sangat tinggi jika dibandingkan Dari grafik di atas terlihat bahwa produktivitas kelompok arsitektur jauh di atas industri kreatif secara keseluruhan. Pada tahun 2005 bahkan nilainya sempat mencapai 154 juta rupiah per orang per tahunnya. Walaupun nilainya sangat berfluktuatif dari 2002 sampai 2006, dimana di tahun 2006 nilainya sebesar 126 juta rupiah per orang, nilai tersebut masih sangat tinggi jika dibandingkan

2.2.3 Berbasis Aktivitas Perusahaan

Jumlah perusahaan pada kelompok Arsitektur diestimasi dengan menggunakan data jumlah perusahaan di sektor utama Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan, dikalikan dengan rasio NTB Arsitektur. Rasio NTB Arsitektur yang dimaksud adalah hasil bagi NTB Arsitektur terhadap NTB Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan. Jumlah Perusahaan Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan diperoleh dari data tahunan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), yaitu jumlah total status pekerjaan: SPU 1 (status berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain), SPU 2 (berusaha dibantu pekerja keluarga atau karyawan tidak tetap), dan SPU 3 (berusaha dengan dibantu oleh karyawan tetap).

Jumlah perusahaan kelompok Arsitektur jika dibandingkan dengan jumlah perusahaan industri kreatif, dapat dilihat pada grafik berikut ini:

aan h 2.000.000

Jumlah Perusahaan Kelompok Arsitektur

Jumlah Perusahaan Kelompok Industri Kreatif

Gambar B 2‐8 Jumlah Perusahaan Kelompok Arsitektur dan Jumlah Perusahaan

Industri Kreatif Periode 2002‐2006

Terlihat dari gambar diatas jumlah perusahaan kelompok Arsitektur terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2002 jumlah perusahaan dalam kelompok ini hanya berjumlah 1.396 perusahaan dan berkembang cukup pesat menjadi 4.515 perusahaan di tahun 2006. Hal ini cukup berbeda dengan aktivitas jumlah perusahaan di Industri Kreatif yang mengalami penurunan selama periode 2002‐2006, dimana di tahun 2002 jumlahnya mencapai 2,9 juta perusahaan dan pada tahun 2006 jumlahnya menjadi 2,1 juta perusahaan.

Persentase jumlah perusahaan kelompok Arsitektur jika dibandingkan dengan jumlah perusahaan industri kreatif dan total jumlah perusahaan secara nasional, dapat dilihat pada grafik berikut ini.

n 0,15% Ko

Persentase Kontribusi Jumlah Perusahaan Terhadap Industri Kreatif Persentase Kontribusi Jumlah Perusahaan Terhadap Total Jumlah Perusahaan

Gambar B 2‐9 Persentase Jumlah Perusahaan Kelompok Arsitektur terhadap Jumlah Perusahaan Industri Kreatif dan Jumlah Perusahaan Total Periode 2002‐2006

Persentase jumlah perusahaan di kelompok Arsitektur terhadap jumlah perusahaan di industri kreatif memiliki tren yang terus meningkat. Dimana pada tahun 2002 tingkat partisipasi jumlah perusahaan di kelompok ini adalah sebesar 0,05% terus meningkat menjadi 0,08% di tahun 2003 dan tahun 2004. Tetapi nilai tertinggi terjadi di tahun 2006, yaitu sebesar 0,21%. Sedangkan di tingkat Nasional tingkat partisipasi kelompok Arsitektur ini berkisar diantara nilai 0,00% ‐ 0,01%.

Sedangkan untuk tingkat pertumbuhan dari jumlah perusahaan kelompok Arsitektur bila dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan dari jumlah perusahaan di industri kreatif, dapat dilihat di gambar dibawah ini.

Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Kelompok Arsitektur Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Industri Kreatif

Gambar B 2‐10 Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Kelompok Arsitektur dan Pertumbuhan

Jumlah Perusahaan Industri Kreatif Periode 2003‐2006

Dapat dilihat dari gambar diatas, pertumbuhan jumlah perusahaan di kelompok Arsitektur ini mencapai nilai tertinggi di tahun 2006 yaitu sebesar 54,97%. Walaupun terjadi penurunan tingkat pertumbuhan di tahun 2004 dan 2005, pertumbuhan jumlah perusahaan di kelompok periklanan ini tidak mengalami Dapat dilihat dari gambar diatas, pertumbuhan jumlah perusahaan di kelompok Arsitektur ini mencapai nilai tertinggi di tahun 2006 yaitu sebesar 54,97%. Walaupun terjadi penurunan tingkat pertumbuhan di tahun 2004 dan 2005, pertumbuhan jumlah perusahaan di kelompok periklanan ini tidak mengalami

Nilai ekspor Arsitektur diperoleh dari data Direktori Ekspor Indonesia, yang dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik Indonesia setiap tahunnya. Metode yang dilakukan untuk melakukan estimasi nilai ekspor kelompok arsitektur yaitu dengan menterjemahkan komoditi‐komoditi berdasarkan kode Harmonized System Code (HS Code) yang sesuai dengan lapangan usaha kelompok arsitektur berdasarkan klasifikasi baku lapangan usaha indonesia 2005.

Nilai ekspor kelompok Arsitektur jika dibandingkan dengan nilai ekspor industri kreatif, dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Nilai Ekspor Kelompok Arsitektur Nilai Ekspor Kelompok Industri Kreatif

Gambar B 2‐11 Nilai Ekspor Kelompok Arsitektur terhadap Nilai Ekspor

Industri Kreatif Periode 2002‐2006

Rata ‐rata nilai ekspor dari kelompok Arsitektur ini adalah sebesar 167 juta rupiah, dengan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 236 juta rupiah.

Tingkat kontribusi ekspor dari kelompok Arsitektur ini dapat dilihat di gambar berikut.

b 0,0003% tri n

0,0003% Ko

se 0,0002% n ta

rse 0,0002% Pe 0,0001%

Persentase Kontribusi Ekspor Terhadap Industri Kreatif Persentase Kontribusi Ekspor Terhadap Total Ekspor

Gambar B 2‐12 Persentase Nilai Ekspor Kelompok Arsitektur terhadap Nilai Ekspor Industri

Kreatif dan Total Ekspor Periode 2002‐2006

Persentase ekspor kelompok Arsitektur ini memiliki tren yang fluktuatif, dimana nilai partisipasinya masih sangat kecil. Nilai partispasi tertinggi terjadi di tahun 2004 yaitu sebesar 0,00042%.

Gambar berikut menunjukkan pertumbuhan ekspor dari kelompok Arsitektur terhadap pertumbuhan ekspor industri kreatif.

Pertumbuhan Ekspor Kelompok Arsitektur Pertumbuhan Ekspor Industri Kreatif

Gambar B 2‐12 Pertumbuhan Ekspor Kelompok Arsitektur terhadap Pertumbuhan Ekspor

Industri Kreatif Periode 2003‐2006

Dapat dilihat fluktuatif nilai pertumbuhan ekspor dari kelompok Arsitektur ini, dimana tingkat pertumbuhannya di tahun 2003 adalah sebesar 174,80% anjlok Dapat dilihat fluktuatif nilai pertumbuhan ekspor dari kelompok Arsitektur ini, dimana tingkat pertumbuhannya di tahun 2003 adalah sebesar 174,80% anjlok

2.2.4 Dampak terhadap Sektor Lain

Berdasarkan definisi kelompok industri kreatif studi ini, dan dengan menggunakan tabel input output update 2003 Indonesia 175 sektor, diperoleh angka pengganda output kelompok Arsitektur sebesar 1,9707. Angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan satu satuan uang permintaan akhir pada kelompok industri kreatif Arsitektur, maka output perekonomian total akan meningkat sebesar 1,9707 satuan uang. Misalnya permintaan akhir berbentuk investasi, dilakukan pada kelompok industri Arsitektur sebesar Rp. 1 miliar, maka output total perekonomian nasional akan meningkat sebesar Rp. 1,9707 miliar. Dari 14 kelompok industri kreatif yang telah didefinisikan dalam studi ini, kelompok Arsitektur berada pada urutan ke‐8 dalam peringkat angka pengganda output.

Ke arah hulu, koefisien backward linkage kelompok Arsitektur sebesar 1,9707. Peningkatan output Arsitektur sebesar 1 satuan uang, baik akibat peningkatan konsumsi, investasi atau peningkatan ekspor, akan memicu peningkatan output sektor ‐sektor industri hulu Arsitektur sebesar 1,9707. Misalnya dilakukan investasi Arsitektur sebesar Rp. 1 miliar, maka diperlukan tambahan input produksi Arsitektur yang berasal dari sektor‐sektor hulunya sebesar Rp. 1,9707 miliar. Dari 14 kelompok industri kreatif, kelompok Arsitektur berada pada urutan ke‐7 dalam peringkat backward linkage. Sektor‐sektor industri hulu yang paling terpengaruh terhadap perubahan output Arsitektur adalah sektor Jasa Perusahaan, Bank dan Jasa Perdagangan.

Ke arah hilir, koefisien forward linkage kelompok Arsitektur sebesar 5,747. Peningkatan output Arsitektur sebesar 1 satuan uang, baik akibat peningkatan konsumsi, investasi atau ekspor, akan memicu peningkatan output sektor‐sektor industri hilir Arsitektur sebesar 5,747 satuan uang. Misalnya terjadi peningkatan konsumsi iklan sebesar Rp. 1 miliar, maka output sektor‐sektor industri hilir Arsitektur akan meningkat sebesar Rp. 5,747 miliar. Dari 14 kelompok industri kreatif, Arsitektur berada pada urutan ke‐4 dalam peringkat forward linkage. Sektor ‐sektor industri hilir yang paling terpengaruh terhadap perubahan output Arsitektur adalah sektor Jasa Perusahaan, Bangunan dan Instalasi Listrik‐Gas‐ Air, dan Bangunan Tempat Tinggal dan bukan Tempat Tinggal.

Rata ‐rata backward linkage dan forward linkage menunjukkan bahwa keterkaitan kelompok Arsitektur dengan sektor industri lain, paling erat dengan sektor Jasa Perusahaan, Bank dan Sektor Bangunan dan Instalasi Listrik‐Gas‐Air.

Rekapitulasi linkage dapat dilihat pada tabel B 2‐4 berikut.

Tabel B 2‐4 Linkage Kelompok Arsitektur

TOTAL AVERAGE 1 164 jasa perusahaan

AVERAGE BL

AVERAGE FL

1.056 164 jasa perusahaan

1.056 164 jasa perusahaan 1.056

0.101 3 149 jasa perdagangan

2 160 bank 0.142 147 bangunan & inst. listrik, ga 0.154 160 bank

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24