Kontribusi Ekonomi Kelompok Penerbitan dan Percetakan
11.2. Kontribusi Ekonomi Kelompok Penerbitan dan Percetakan
Secara keseluruhan kontribusi ekonomi kelompok penerbitan dan percetakan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel B 11‐2 Kontribusi Ekonomi Kelompok Penerbitan dan Percetakan
2005 2006 Rata ‐rata 1. Berbasis Produk Domestik Bruto (PDB)
a. Nilai Tambah Miliar Rupiah
b. % Nilai terhadap Persen
Industri Kreatif c. Pertumbuhan Nilai Tambah
5,73% 4,28% 12,59% d. % Nilai terhadap Total
PDB Persen
0,21% 2. Berbasis Ketenagakerjaan
a. Jumlah Tenaga Kerja Orang
b. Tingkat Partisipasi Tenaga
1,30% 1,34% Kerja Terhadap 1,24% c. Tingkat Partisipasi
Tenaga Persen
0,07% 0,07% Kerja Terhadap 0,07% d. Pertumbuhan Jumlah
Persen Tenaga kerja
Ribu e. Produktivitas Tenaga
kerja
Rupiah/pekerja 38.926
3. Berbasis Aktivitas Perusahaan
a. Nilai Ekspor Ribu Rupiah
b.Pertumbuhan Ekspor Persen
c. % Nilai ekspor thd industri
0,090% 0,075% kreatif 0,094% d. % Nilai Ekspor thd
Total Persen
Ekspor 0,010% e. Jumlah Perusahaan
f. Pertumbuhan Jumlah Perusahaan
g.% Jumlah perusahaan Persen
thd industri kreatif h.% Jumlah perusahaan thd jumlah perusahaan
11.2.1 Berbasis Produk Domestik Bruto (PDB)
Nilai tambah Bruto atau PDB kelompok Penerbitan dan Percetakan diestimasi dengan metode berikut ini:
1. Khususnya untuk lapangan usaha dengan 3 kode digit pertama 221 dan 222 diestimasi dari statistik industri besar & sedang bagian I yang dipublikasikan oleh BPS setiap tahunnya. Oleh karena data yang tersedia hanya tiga tahun berturut ‐turut maka perhitungan nilai tambah kelompok penerbitan dan percetakan untuk tahun berikutnya (2005 dan 2006) diestimasi dari nilai pertumbuhan sektor induknya, yaitu industri pengolahan. Nilai pertumbuhan tahun 2005 dan 2006 secara berturut‐turut adalah 4,57% dan 4,63%.
2. Khususnya untuk lapangan usaha dengan 2 kode digit pertama 51 dan 52 diestimasi dengan menggunakan data ekspor dan impor komoditi yang merupakan kelompok industri penerbitan dan percetakan. NTB Perdagangan besar dan eceran adalah selisih dari nilai output perdagangan besar dan eceran dikurangi total biaya (input antara yang diperlukan oleh subsektor‐ subsektor perdagangan besar dan eceran). Sedangkan Estimasi NTB perdagangan ekspor (kode 53) dilakukan dengan cara yang sama dengan 2. Khususnya untuk lapangan usaha dengan 2 kode digit pertama 51 dan 52 diestimasi dengan menggunakan data ekspor dan impor komoditi yang merupakan kelompok industri penerbitan dan percetakan. NTB Perdagangan besar dan eceran adalah selisih dari nilai output perdagangan besar dan eceran dikurangi total biaya (input antara yang diperlukan oleh subsektor‐ subsektor perdagangan besar dan eceran). Sedangkan Estimasi NTB perdagangan ekspor (kode 53) dilakukan dengan cara yang sama dengan
3. Khususnya untuk lapangan usaha dengan 2 kode digit pertama 92 (kegiatan kantor berita) belum berhasil diestimasi.
Dari sumber‐sumber data yang telah disebutkan di atas, maka nilai tambah industri penerbitan dan percetakan dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel B 11‐3 Estimasi PDB Kelompok Penerbitan dan Percetakan
Estimasi PDB Kelompok
PDB Kelompok Penerbitan & No Tahun Penerbitan & Percetakan
Estimasi PDB Kelompok
& Percetakan Deflator Percetakan atas dasar Harga Konstan (Ribu
Penerbitan
Rupiah) PDB Rupiah) Tahun 2000 (Ribu Rupiah)
Nilai PDB industri kreatif kelompok penerbitan dan percetakan dan industri kreatif dapat dilihat pada grafik berikut ini.
rR ilia
PDB Kelompok Penerbitan & Percetakan PDB Industri Kreatif
Gambar B 11‐1 Nilai PDB Industri Kreatif dan PDB Kelompok Penerbitan dan Percetakan
Periode Tahun 2002‐2006
Persentase PDB industri kreatif kelompok penerbitan dan percetakan terhadap PDB industri kreatif dan PDB Nasional, dapat dilihat pada grafik berikut ini:
2,67% n tr o
% Nilai terhadap Industri Kreatif
% Nilai terhadap Total PDB
Gambar B 11‐2 PDB Kelompok Penerbitan dan Percetakan Terhadap PDB Industri Kreatif dan
PDB Nasional Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Kontribusi untuk nilai tambah terbesar dari kelompok penerbitan dan percetakan ini adalah dari kegiatan penerbitan buku, buku pelajaran, atlas/peta, brosur, pamflet, buku musik, dan publikasi lainnya, yaitu sebesar Rp. 1,9 triliun di tahun 2004. Kontribusi terbesar kedua adalah dari kegiatan penerbitan surat kabar, jurnal, tabloid, dan majalah, yaitu sebesar Rp. 1,7 triliun.
Rata ‐rata kontribusi PDB kelompok penerbitan dan percetakan terhadap PDB nasional adalah sebesar 0,21% dengan kontribusi terbesar, yaitu pada tahun 2004, 2005, dan 2006 sebesar 0,23%. Sedangkan rata‐rata kontribusi PDB dari kelompok penerbitan dan percetakan ini terhadap industri kreatif adalah sebesar 3,41% dengan nilai kontribusi tertinggi adalah sebesar 4,09% di tahun 2006.
Tingkat pertumbuhan dari kelompok penerbitan dan percetakan mempunyai tren yang terus meningkat. Dimana nilai tambah dari kelompok ini sebesar Rp. 2,7 triliun di tahun 2002 dan terus meningkat dengan nilai Rp 4,2 triliun di tahun 2006. Pertumbuhan yang cukup signifikan terjadi tahun 2004 yaitu sebesar 34,68%, dimana di tahun 2003 nilai tambah dari kelompok ini sebesar Rp. 2,8 triliun dan menjadi Rp. 3,8 triliun di tahun 2004. Persentase pertumbuhan PDB kelompok industri ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Growth PDB Kelompok Penerbitan & Percetakan (harga konstan tahun 2000) Growth PDB Industri Kreatif (harga konstan thn 2000)
Gambar B 11‐3 Persentase Pertumbuhan PDB Kelompok Penerbitan dan
Percetakan dan Industri Kreatif
11.2.2 Kontribusi Ketenagakerjaan
Estimasi jumlah pekerja kelompok Penerbitan dan Percetakan diperoleh dari: 1. Untuk lapangan usaha dengan 3 kode digit pertama 221 dan 222 diambil dari
statistik industri besar & sedang bagian I yang dipublikasikan oleh BPS setiap tahunnya. Oleh karena data yang tersedia hanya tiga tahun berturut‐turut maka perhitungan jumlah pekerja kelompok penerbitan dan percetakan untuk tahun berikutnya (2005 dan 2006) diestimasi dari nilai pertumbuhan sektor induknya, yaitu industri pengolahan. Nilai pertumbuhan tahun 2005 dan 2006 secara berturut‐turut adalah 4,57% dan 4,63%.
2. Untuk lapangan usaha dengan 2 kode digit pertama 51,52 , dan 53 diestimasi dengan mengalikan jumlah tenaga kerja di sektor perdagangan, hotel dan restoran dari data Sakernas Indonesia (Survei Angkatan Kerja Nasional), yang dipublikasikan Biro Pusat Statistik setiap tahunnya dengan rasio NTB penerbitan dan percetakan. Rasio NTB penerbitan dan percetakan adalah hasil bagi Nilai Tambah Bruto penerbitan dan percetakan khususnya untuk perdangan eceran, besar dan ekspor terhadap Nilai Tambah Bruto sektor sektor perdagangan, hotel dan restoran.
3. Untuk lapangan usaha dengan 2 kode digit pertama 92 (kegiatan kantor berita) diestimasi dengan mengalikan jumlah tenaga kerja di sektor jasa kemasyarakatan dari data Sakernas Indonesia (Survei Angkatan Kerja Nasional), yang dipublikasikan Biro Pusat Statistik setiap tahunnya dengan rasio NTB penerbitan dan percetakan. Rasio NTB penerbitan dan percetakan adalah hasil bagi Nilai Tambah Bruto penerbitan dan percetakan khususnya untuk jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga terhadap Nilai Tambah Bruto sektor jasa kemasyaratan.
Jumlah tenaga kerja kelompok penerbitan dan percetakan jika dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja industri kreatif, dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Penerbitan & Percetakan Jumlah Tenaga Kerja Industri Kreatif
Gambar B 11‐4 Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Penerbitan dan Percetakan dan Industri Kreatif
Periode 2002‐2006
Rata ‐rata kontribusi jumlah tenaga kerja kelompok penerbitan dan percetakan adalah sebesar 66.906 pekerja di periode 2002‐2006. Nilai ini berfluktuatif dari tahun ke tahun antara 50–56 ribu pekerja, dengan jumlah tertinggi terjadi di tahun 2002 sebesar 70.138 pekerja.
Dari data yang diperoleh juga dapat diolah menjadi tingkat partisipasi tenaga kerja industri kreatif kelompok penerbitan dan percetakan terhadap industri kreatif serta terhadap total pekerja, yang dapat dilihat pada grafik berikut.
nt e 0,6%
rs
P e 0,4% 0,2%
Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Terhadap Industri Kreatif Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Terhadap Total Pekerja
Gambar B 11‐5 Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Kelompok Penerbitan dan Percetakan terhadap
Industri Kreatif dan Total Pekerja Periode 2002‐2006
Grafik memperlihatkan bahwa tingkat partisipasi tenaga kerja kelompok penerbitan dan percetakan terhadap industri kreatif mengalami kecenderungan meningkat yang berfluktuatif dari tahun 2002 hingga 2006. Pada tahun 2002, persentasenya mencapai 1,20%, menjadi 1,34% di akhir periode.
Pertumbuhan jumlah tenaga kerja kelompok seni pertunjukan jika dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah tenaga kerja industri kreatif, dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
-20% Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Penerbitan & Percetakan Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Industri Kreatif
Gambar B 11‐6 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Penerbitan dan Percetakan
terhadap Industri Kreatif Periode 2002‐2006
Pertumbuhan jumlah tenaga kerja kelompok penerbitan dan percetakan sempat mengalami kenaikan jumlah yang cukup tinggi di tahun 2004 hingga 2005, yaitu bergerak dari ‐0,19% mencapai 7,73%, tetapi kemudian kembali mengalami pertumbuhan negatif di tahun 2006 menjadi ‐5,08%.
Selanjutnya disajikan nilai produktivitas tenaga kerja kelompok penerbitan dan percetakan serta industri kreatif sebagaimana yang terlihat pada Gambar B 11‐7 ini.
it a 30.000
Produktivitas Tenaga kerja Kelompok Penerbitan & Percetakan Produktivitas Tenag
Gambar B 11‐7 Produktivitas Tenaga Kerja Kelompok Penerbitan dan Percetakan dan Industri
Kreatif Periode 2002‐2006
Dari grafik di atas terlihat bahwa produktivitas kelompok penerbitan dan percetakan dua hingga tiga kali lipat di atas nilai produktivitas industri kreatif secara keseluruhan. Nilai produktivitas kelompok ini terus bertambah dari awal periode hingga akhir periode. Berawal dari nilai 38,926 juta per orang per tahunnya di awal periode, naik pesat menjadi 64,995 juta per orang per tahunnya di akhir periode. Sementara produktivitas industri kreatif secara keseluruhan relatif rendah berada di kisaran 17–21 juta per orang per tahunnya.
11.2.3 Berbasis Aktivitas Perusahaan
Estimasi jumlah perusahaan kelompok Penerbitan dan Percetakan menggunakan metode yang hampir sama dengan estimasi jumlah tenaga kerja kelompok ini hanya saja data dari Sakernas Indonesia yang dimaksudkan hanyalah terbatas pada jumlah total pekerja dengan status pekerjaan: SPU 1 (status berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain), SPU 2 (berusaha dibantu pekerja keluarga atau karyawan tidak tetap), dan SPU 3 (berusaha dengan dibantu oleh karyawan tetap). Hal ini diasumsikan bahwa pekerja dengan SPU1‐SPU3 merupakan pengusaha baik yang formal (berbadan hukum) maupun informal (tidak berbadan hukum)
Jumlah perusahaan kelompok penerbitan dan percetakan jika dibandingkan dengan jumlah perusahaan industri kreatif, dapat dilihat pada grafik berikut ini
Jumlah Perusahaan Kelompok Penerbitan & Percetakan Jumlah Perusahaan Industri Kreatif
Gambar B 11‐8 Jumlah Perusahaan Kelompok Penerbitan dan Percetakan dan Jumlah
Perusahaan Industri Kreatif Periode 2002‐2006
Terlihat dari gambar di atas jumlah perusahaan kelompok penerbitan dan percetakan mengalami pertumbuhan yang cenderung menurun dan sangat berfluktuatif, dimana pada tahun 2002 jumlah perusahaan dalam kelompok ini hanya berjumlah 11.252 perusahaan dan turun menjadi 8.379 perusahaan di tahun 2006. Hal ini tidak jauh berbeda dengan aktivitas jumlah perusahaan di industri kreatif keseluruhan yang mengalami penurunan selama periode 2002‐
2006. Dimana di tahun 2002 jumlahnya ada 2,9 juta perusahaan menjadi 2,1 juta perusahaan yang berkecimpung di Industri Kreatif di tahun 2006.
Persentase jumlah perusahaan kelompok penerbitan dan percetakan jika dibandingkan dengan jumlah perusahaan industri kreatif dan total jumlah perusahaan secara nasional, dapat dilihat pada grafik berikut ini.
0,381% 0,383% o n tr ib
tase K en
% Jumlah Perusahaan thd Industri Kreatif % Jumlah Perusahaan thd Total Perusahaan
Gambar B 11‐9 Persentase Jumlah Perusahaan Kelompok Penerbitan dan Percetakan terhadap Jumlah Perusahaan Industri Kreatif dan Jumlah Perusahaan Total Periode 2002‐2006
Persentase jumlah perusahaan di kelompok penerbitan dan percetakan terhadap jumlah perusahaan di industri kreatif memiliki tren yang berfluktuatif. Sedangkan di tingkat Nasional tingkat partisipasi kelompok penerbitan dan percetakan ini berkisar diantara nilai 0,02% ‐ 0,03%.
Sedangkan untuk tingkat pertumbuhan dari jumlah perusahaan kelompok penerbitan dan percetakan bila dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan dari jumlah perusahaan di industri kreatif, dapat dilihat di gambar dibawah ini.
Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Kelompok Penerbitan & Percetakan Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Industri Kreatif
Gambar B 11‐10 Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Kelompok Penerbitan dan Percetakan terhadap Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Industri Kreatif Periode 2003‐2006
Dapat dilihat dari gambar di atas, pertumbuhan jumlah perusahaan di kelompok penerbitan dan percetakan ini mencapai nilai tertinggi di tahun 2005 yaitu sebesar 15,48%. Di tahun 2006 terjadi penurunan secara drastis yang mengakibatkan tingkat pertumbuhan jumlah perusahaan bernilai negatif (‐ 30,67%).
Data nilai ekspor yang termasuk dalam kelompok ini sebagaimana kelompok lainnya secara keseluruhan didapat dari beberapa data sekunder yang dihasilkan oleh BPS, yaitu dari data Direktori Ekspor Indonesia, yang dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik Indonesia setiap tahunnya. Metode yang dilakukan yaitu dengan menterjemahkan komoditi‐komoditi berdasarkan kode Harmonized System Code (HS Code) ke dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2005 yang merupakan kelompok industri penerbitan dan percetakan.
Nilai ekspor kelompok penerbitan dan percetakan jika dibandingkan dengan nilai ekspor industri kreatif, dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Nilai Ekspor Kelompok Penerbitan & Percetakan Nilai Ekspor Industri Kreatif
Gambar B 11‐11 Nilai Ekspor Kelompok Penerbitan dan Percetakan terhadap Nilai Ekspor
Industri Kreatif Periode 2002‐2006
Rata ‐rata nilai ekspor dari kelompok penerbitan dan percetakan ini adalah sebesar
64 miliar rupiah, dengan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 69 miliar rupiah.
Tingkat kontribusi ekspor dari kelompok penerbitan dan percetakan ini dapat dilihat di gambar berikut.
0,0897% u s i
o n e K s 0,0600% ta n
% Nilai Ekspor thd Industri Kreatif % Nilai Ekspor thd Total Ekspor
Gambar B 11‐12 Persentase Nilai Ekspor Kelompok Penerbitan dan Percetakan terhadap Nilai
Ekspor Industri Kreatif dan Total Ekspor Periode 2002‐2006
Persentase kontribusi ekspor dari kelompok penerbitan dan percetakan ini memiliki tren yang menurun, dimana ditahun 2002 nilainya 0,11% meningkat menjadi 0,07% di tahun 2006.
Gambar berikut menunjukkan pertumbuhan ekspor dari kelompok penerbitan dan percetakan terhadap pertumbuhan ekspor industri kreatif.
Pertumbuhan Ekspor Kelompok Penerbitan & Percetakan Pertumbuhan Ekspor Industri Kreatif
Gambar B 11‐13 Pertumbuhan Ekspor Kelompok Penerbitan dan Percetakan terhadap
Pertumbuhan Ekspor Industri Kreatif Periode 2003‐2006
Dilihat dari trennya, tingkat pertumbuhan nilai ekspor dari kelompok penerbitan dan percetakan memiliki kecenderungan yang sangat berfluktuatif dan cenderung menurun. Dimana di tahun 2004 memiliki tingkat pertumbuhan sebesar ‐2,06% meningkat secara tajam menjadi 14,67% di tahun 2005, tetapi hal Dilihat dari trennya, tingkat pertumbuhan nilai ekspor dari kelompok penerbitan dan percetakan memiliki kecenderungan yang sangat berfluktuatif dan cenderung menurun. Dimana di tahun 2004 memiliki tingkat pertumbuhan sebesar ‐2,06% meningkat secara tajam menjadi 14,67% di tahun 2005, tetapi hal
11.2.4 Dampak Terhadap Sektor Lain
Berdasarkan definisi kelompok industri kreatif studi ini, dan dengan menggunakan tabel input output update 2003 Indonesia 175 sektor, diperoleh angka pengganda output kelompok Penerbitan dan Percetakan sebesar 1,759. Angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan satu satuan uang permintaan akhir pada kelompok industri kreatif Penerbitan dan Percetakan, maka output perekonomian total akan meningkat sebesar 1,759 satuan uang. Misalnya permintaan akhir berbentuk investasi, dilakukan pada kelompok industri Penerbitan dan Percetakan sebesar Rp. 1 miliar, maka output total perekonomian nasional akan meningkat sebesar Rp. 1,759 miliar. Dari 14 kelompok industri kreatif yang telah didefinisikan dalam studi ini, kelompok Penerbitan dan Percetakan berada pada urutan ke‐13 dalam peringkat angka pengganda output.
Ke arah hulu, koefisien backward linkage kelompok Penerbitan dan Percetakan sebesar 1,759. Peningkatan output Penerbitan dan Percetakan sebesar 1 satuan uang, baik akibat peningkatan konsumsi, investasi atau peningkatan ekspor, akan memicu peningkatan output sektor‐sektor industri hulu Penerbitan dan Percetakan sebesar 1,759. Misalnya dilakukan investasi Penerbitan dan Percetakan sebesar Rp. 1 miliar, maka diperlukan tambahan input produksi Penerbitan dan Percetakan yang berasal dari sektor‐sektor hulunya sebesar Rp. 1,759 miliar. Dari 14 kelompok industri kreatif, kelompok Penerbitan dan Percetakan berada pada urutan ke‐13 dalam peringkat backward linkage. Sektor‐ sektor industri hulu yang paling terpengaruh terhadap perubahan output Penerbitan dan Percetakan adalah sektor Jasa Perdagangan, Jasa Komunikasi, dan Barang Cetakan.
Ke arah hilir, koefisien forward linkage kelompok Penerbitan dan Percetakan sebesar 7,52. Peningkatan output Penerbitan dan Percetakan sebesar 1 satuan uang, baik akibat peningkatan konsumsi, investasi atau ekspor, akan memicu peningkatan output sektor‐sektor industri hilir Penerbitan dan Percetakan sebesar 7,52 satuan uang. Misalnya terjadi peningkatan konsumsi iklan sebesar Rp. 1 miliar, maka output sektor‐sektor industri hilir Penerbitan dan Percetakan akan meningkat sebesar Rp. 7,52 miliar. Dari 14 kelompok industri kreatif, Penerbitan dan Percetakan berada pada urutan ke‐1 dalam peringkat forward linkage. Hal ini menunjukkan bahwa produk kelompok Penerbitan dan Percetakan paling banyak digunakan oleh sektor‐sektor industri lainnya sebagai input antara. Sektor ‐sektor industri hilir yang paling terpengaruh terhadap perubahan output Penerbitan dan Percetakan adalah sektor Jasa Perdagangan, Jasa Komunikasi, dan Barang Cetakan.
Rata ‐rata backward linkage dan forward linkage menunjukkan bahwa keterkaitan kelompok Penerbitan dan Percetakan dengan sektor industri lain, paling erat dengan sektor Jasa Perdagangan, Jasa Komunikasi, dan Barang Cetakan.
Rekapitulasi linkage dapat dilihat pada tabel B 11‐4 berikut.
Tabel B 11‐4 Linkage Kelompok Penerbitan dan Percetakan
TOTAL AVERAGE 1 149 jasa perdagangan
AVERAGE BL
AVERAGE FL
0.368 149 jasa perdagangan 0.369 2 159 jasa komunikasi
93 barang cetakan
0.360 159 jasa komunikasi 0.361 3 93 barang cetakan
0.363 159 jasa komunikasi
0.340 149 jasa perdagangan
93 barang cetakan