Sasaran & Arah Pengembangan Subsektor Industri Televisi dan Radio Sasaran

IV.1 Sasaran & Arah Pengembangan Subsektor Industri Televisi dan Radio Sasaran

Desentralisasi daerah, keragaman bangsa, pemerataan pendapatan, dan efek multiplier yang lebih baik, merupakan pertimbangan-pertimbangan penting yang menjadi latar belakang penentuan sasaran dan arah pengembangan industri televisi dan radio nasional. Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka sudah waktunya melakukan penguatan industri televisi dan radio di daerah-daerah, tanpa mengabaikan penguatan industri televisi dan radio nasional.

Sasaran yang akan dicapai pada tahun 2015 adalah terwujudnya industri televisi dan radio lokal dan nasional yang kuat, menggunakan mekanisme Sistem Stasiun Berjaringan, yang mampu menghasilkan konten siaran bermutu, seimbang dalam edukasi, hiburan dan pemberdayaan, serta menempatkan konten daerah, nasional dan internasional pada porsi yang tepat, dengan berlandaskan prinsip-prinsip demokrasi yang benar.

Arah

Pencapaian sasasan dilakukan dengan skema penyiapan tatanan regulasi yang sesuai, peningkatan kapasitas televisi dan radio lokal, serta penciptaan industri televisi dan radio lokal yang mandiri, memiliki daya tarik dan nilai ekonomi.

Tiga skema pengembangan di atas menjadi arah utama untuk mencapai sasaran pengembangan subsektor industri Televisi dan Radio.

 Penyiapan tatanan regulasi yang sesuai untuk sistem stasiun berjaringan Di awal arah pengembangan, diharapkan akan tercipta arena bisnis penyiaran yang jelas dan kondusif, melalui tatanan regulasi yang baik. Pemerintah, bisnis, intelektual duduk bersama dalam penyusunan detil tatanan regulasi sistem stasiun berjaringan. Pola kemitraan stasiun nasional dan daerah, aturan persentase konten nasional di daerah, pola pentahapan kemitraan, dan lain-lain adalah beberapa persoalan yang harus segera ditata.

Tatanan regulasi yang telah tercipta, disosialisasikan kepada seluruh stakeholder industri penyiaran. Baik oleh pemerintah, bisnis, maupuan intelektual.

Tatanan baru memiliki dampak-dampak negatif bagi beberapa stakeholder. Langkah- langkah fasilitasi untuk minimasi kerugian dan dampak negatif lain harus disusun pada titik awal pengembangan ini.

Regulasi-regulasi lain yang mendukung juga perlu dikembangkan, misalnya: aturan kepemilikan untuk menghindari monopoli informasi, tatanan kerjasama dengan pihak stasiun luar negeri. Pola-pola yang dulu diterapkan Departemen Penerangan, dimana setiap konten stasiun luar negeri yang disiarkan di televisi nasional, harus disertakan salinan. Salinan konten terutama berguna untuk proses pembelajaran.

 Peningkatan kapasitas SDM dan infrastruktur televisi dan radio lokal

Setelah tatanan regulasi dimatangkan, kapasitas SDM dan infrastruktur stasiun lokal harus segera dikuatkan. Stasiun lokal diharapkan dapat beroperasi setidaknya pada kondisi standar minimum penyiaran. Pada titik ini, stasiun lokal beroperasi memanfaatkan pembiayaan dari bantuan pemerintah setempat, atau sharing iklan dengan televisi nasional.

Kapasitas SDM ditingkatkan melalui pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan, pengembangan kurikulum kreatif, edukasi masyarakat, pengembangan kompetensi- kompetensi spesifik dan penguasaan teknologi. Program-program kemitraan antara industri dan pendidikan dapat dikembangkan, misalnya program magang. Kemitraan ini akan bermanfaat untuk mematangkan para calon pekerja, dan juga memampukan mahasiswa untuk menyelesaikan studinya. Untuk lebih memahami preferensi masyarakat terhadap konten siaran, industri rating yang lebih kompetitif harus dikembangkan. Kompetisi akan meningkatkan kualitas riset rating, baik dalam hal metodologi, maupun jangkauan sampling.

Kapasitas infrastruktur teknologi lebih disempurnakan lagi kesesuaiannya terhadap sistem stasiun berjaringan. Persiapan pentahapan peralihan menuju teknologi digital, juga sudah harus dimulai, baik teknologi transmitter maupun kesesuaian teknologi

receiver.  Penciptaan industri televisi dan radio lokal dan nasional yang mandiri, memiliki daya

tarik dan nilai ekonomi

Selanjutnya, ketika stasiun lokal sudah mampu beroperasi pada kondisi standar minimum penyiaran, pengembangan inovasi konten mulai dilakukan melalui riset dan pengembangan. Ini ditujukan agar industri lebih memiliki daya tarik, nilai komersial dan mandiri. Konten siaran bisa dihasilkan oleh stasiun secara in-house, bisa juga dibeli dari para content provider. Pada tahap ini, diharapkan tercipta skema pembiyaan dan iklim yang kondusif untuk tumbuh kembangnya industri content provider di daerah-daerah.

Apresiasi insan kreatif profesi penyiaran terus dilaksanakan dan disempurnakan, tidak hanya di tingkat nasional, juga di tingkat daerah. Ini merupakan salah satu alternatif cara memeratakan sebaran pekerja kreatif industri televisi dan radio.

Pembentukan lembaga arsip, dan pengembangan televisi-televisi alternatif bisa dilakukan untuk lebih memperkaya konten siaran.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24