Rantai Nilai Subsektor Industri Arsitektur
I.2 Rantai Nilai Subsektor Industri Arsitektur
Proses karya arsitektur sangat jarang ditemukan pembuatan desain secara masal maupun untuk tujuan stok/penyimpanan. Hal ini dikarenakan keunikan yang terdapat pada masing masing lokasi atau tempat diimplementasikannya desain arsitektur ditambah keinginan yang spesifik dari konsumen.
Model permintaan berupa make on demand membuat arsitek, baik biro maupun perorangan, hanya akan mendapat pekerjaan jika ada konsumen yang meminta jasanya. Implikasinya adalah aspek pemasaran dari arsitek sangat menentukan permintaan. Aspek pemasaran ini pada umumnya sangat bergantung kepada derajat kemashuran dari arsitek. Hal ini dapat dipenuhi melalui pengenalan karya cipta sebelumnya sebagai gambaran kualitas maupun kemampuan dari arsitek untuk dipilih oleh konsumen.
Rantai nilai yang terjadi pada industri arsitektur melalui proses sebagai berikut:
a. Permintaan konsumen/pengguna jasa
Konsumen merupakan pihak yang ingin dibuatkan sebuah karya arsitektur dengan spesifikasi dan permintaan tertentu pada sebuah lokasi tempat dibangunnya karya arsitektur. Konsumen ini dapat berupa individu, organisasi swasta maupun pemerintah.
Konsumen atau pengguna jasa menurut Ikatan Arsitektur Indonesia didefinisikan sebagai perorangan, kelompok orang atau suatu badan usaha yang memberikan penugasan atau pemberian tugas kepada arsitek, baik untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan perancangan arsitektur dan/atau pengawasan konstruksi maupun pengelolaan proses pembangunan lingkungan arsitektur (bangunan dan/atau lingkungan binaan).
Konsumen atau pengguna jasa dengan pemilik dapat merupakan entitas yang sama maupun entitas yang berbeda. Menurut Ikatan Arsitektur Indonesia Pemilik (owner) dapat didefinisikan sebagai perorangan, kelompok orang, atau suatu badan yang memiliki proyek pembangunan.
b. Pembuatan rancangan arsitektur
Menurut Ikatan Arsitek Indonesia, rancangan arsitektur adalah hasil penyusunan perencanaan (mulai dari proses pembuatan sampai tahap penjabaran TOR/Term of Reference atau KAK/Kerangka Acuan Kerja) dan perancangan (konsep rancangan, prarancangan, pengembangan rancangan dan gambar kerja, penyiapan dokumen pelaksanaan dan proses pengadaan pelaksana konstruksi, serta pengawasan berkala) sampai terbentuknya karya arsitektur, baik untuk proses perizinan maupun proses
pelaksanaan konstruksi. 17
Dalam proses pembuatan rancangan arsitektur ini, terdapat beberapa proses yang harus dilakukan, yaitu:
Proses kreasi. Proses kreasi merupakan sebuah proses konseptualisasi, yang dilakukan secara intensif antara arsitek dengan pemberi pekerjaan. Dari proses
17 Anggaran rumah tangga Ikatan Arsitek Indonesia, BAB2: Pengertian Umum, pasal 2, http://www.iai.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=71&Itemid=48
Produksi gambar teknik. Gambar teknik merupakan pengejawantahan dari sketsa menjadi objek yang dapat dilihat sebagai medium dalam mengkomunikasikan ide pada proses kreasi menjadi gambar yang dapat dipakai untuk implementasi. Medium yang dapat dipakai untuk penyampaian ide dapat berupa gambar dua dimensi maupun animasi tiga dimensi seperti digital mock-up unit (DMU) baik secara fisik seperti gambar dan maket maupun dalam bentuk softcopy.
c. Pengiriman hasil desain
Setelah proses kreasi dan gambar selesai dilakukan, hasil desain/rancangan arsitektur ini dikirimkan kepada konsumen dan kontraktor untuk dilakukan proses selanjutnya. Hasil desain ini bukan saja berupa maket ataupun gambar melainkan juga arsitek sebagai perancang yang harus terjun ke lokasi.
d. Implementasi dan pengawasan
Sebagai proses paling akhir dari rantai nilai industri arsitektur dilakukan pengawasan terhadap implementasi desain yang telah dilakukan. Hal ini menjaga agar kontraktor melakukan pekerjaan sesuai dengan desain yang telah dihasilkan oleh arsitek.
e. Komersialisasi
Komersialisasi sudah terlepas dari proses rangkaian penciptaan nilai pada industri arsitektur. Namun, komersialisasi dibutuhkan sebagai sarana promosi dan pemasaran dari seorang arsitek untuk mendapatkan proyek lainnya. Disini lebih ditekankan pada unsur publikasi dan unjuk karya sebagai portofolio dari arsitek yang bersangkutan.
Secara keseluruhan, rantai nilai dari industri arsitektur dapat dilihat pada gambar berikut:
CREATION PRODUCTION
DELIVERY
IMPLEMENTATION COMMERCIALIZATION MARKET
(Pemilik, Pemakai)
Biro Arsitek Biro Arsitek Biro Arsitek Biro Arsitek Biro Penjualan
Sayembara
Arsitek Arsitek
Gambar 5 Rantai Nilai Industri Arsitektur
Pada proses kreasi yang mengolah permintaan konsumen menjadi desain sangat ditentukan oleh kreativitas & daya kreasi arsitek, sedangkan produksi gambar teknik akan membutuhkan kemampuan yang sifatnya lebih teknis yang mengikuti standar tertentu. Gambar ini akan digunakan oleh pihak lain sebagai referensi pembangunan. Disini diperlukan peralatan dan teknologi yang diperlukan untuk menghasilkan desain. Proses kreasi dan produksi gambar teknik dapat dilakukan oleh satu pihak yang sama walau tidak tertutup kemungkinan dikerjakan oleh pihak terpisah.
Pada pengiriman hasil desain dan pengawasan, arsitek harus terjun ke lokasi tempat dilangsungkannya pembangunan hasil desain walaupun yang melakukan implementasi adalah pihak lain. Secara keseluruhan, hasil karya arsitektur dapat diidentikkan dengan lokasi tempat diimplementasikannya hasil desain dimana hal ini juga dapat digunakan