Kontribusi Ekonomi Kelompok Desain
5.2. Kontribusi Ekonomi Kelompok Desain
Secara keseluruhan kontribusi ekonomi kelompok Desain dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel B 5‐2 Kontribusi Ekonomi Kelompok Desain
2006 Rata ‐rata 1. Berbasis Produk Domestik Bruto (PDB)
Indikator Satuan
a. Nilai Tambah Miliar Rupiah
b. % Nilai terhadap Industri Kreatif
c. Pertumbuhan Nilai Tambah Persen
d. % Nilai terhadap Total Persen
2. Berbasis Ketenagakerjaan
a. Jumlah Tenaga Kerja Orang
b. Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Terhadap
Industri Kreatif c. Tingkat Partisipasi
Tenaga Kerja Terhadap Persen
d. Pertumbuhan Jumlah Tenaga kerja
e. Produktivitas Tenaga Ribu Rupiah/
kerja pekerja 19.195
3. Berbasis Aktivitas Perusahaan
a. Nilai Ekspor Ribu Rupiah
b.Pertumbuhan Ekspor Persen
c. % Nilai ekspor thd industri kreatif
d. % Nilai Ekspor thd Total Ekspor
e. Jumlah Perusahaan Perusahaan
f. Pertumbuhan Jumlah Perusahaan
g.% Jumlah perusahaan thd industri kreatif
h.% Jumlah perusahaan thd jumlah perusahaan
5.2.1 Berbasis Produk Domestik Bruto (PDB)
Data Nilai Tambah pada kelompok kerajinan diperoleh dari dua sumber utama, yaitu:
1. Untuk kelompok industri pengolahan, data nilai tambah diperoleh dari statistik industri besar & sedang bagian I yang dipublikasikan oleh BPS setiap tahunnya. Oleh karena data yang tersedia hanya tiga tahun berturut‐turut maka perhitungan nilai tambah kelompok desain untuk tahun berikutnya (2005 dan 2006) diestimasi dari nilai pertumbuhan sektor induknya, yaitu industri pengolahan. Nilai pertumbuhan tahun 2005 dan 2006 secara berturut ‐turut adalah 4,57% dan 4,63%.
2. Untuk kelompok perdagangan besar, eceran diestimasi dengan menggunakan data ekspor dan impor komoditi yang merupakan kelompok 2. Untuk kelompok perdagangan besar, eceran diestimasi dengan menggunakan data ekspor dan impor komoditi yang merupakan kelompok
3. Untuk kelompok usaha jasa perusahaan lainnya, yaitu khususnya untuk lapangan usaha kelompok jasa pengepakan didapat dari harian Dumai Pos Online (27 Juli 2007) yang menyebutkan bahwa pada tahun 2006 omzet industri pengepakan mencapai USD 15 juta per tahun. Di berita itu juga disebutkan bahwa pertumbuhan industri ini adalah sekitar 5% per tahun. Berdasar atas data itu maka diperoleh total pendapatan subkelompok pengepakan. Untuk nilai tambahnya diestimasi dengan cara mengalikan total pendapatan tiap tahunnya dengan angka 0,5 (ditetapkan berdasarkan estimasi persentase input primer terhadap total input pada tabel IO Indonesia untuk kelompok sektor jasa perusahaan). Secara lebih detailnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel B 5‐3 Omzet dan Pertumbuhan Industri Pengepakan Periode 2002‐2006
NTB Industri Total Omzet /
Total Omzet / tahun Tahun tahun
Pertumbuhan / tahun
Kurs Tengah BI
Pengepakan
(USD) Rp) (Ribu Rp)
Nilai estimasi PDB untuk kelompok Desain ini merupakan nilai estimasi yang sifatnya undervalue, karena belum memasukan nilai PDB dari jasa perusahaan yang terkait dengan riset Pasar. Hasil pengolahan data PDB kelompok Desain ini diperoleh data‐data sebagai berikut:
Tabel B 5‐4 Estimasi PDB Kelompok Desain PDB
PDB Kelompok Desain
Kelompok Desain
atas dasar Harga No Tahun atas dasar Harga Berlaku
Pertumbuhan PDB
Deflator PDB
Konstan Tahun 2000 (Ribu Rupiah) (Ribu Rupiah)
Industri Kreatif kelompok desain merupakan salah satu penyumbang utama PDB industri kreatif, yaitu urutan ke‐4, serta berkontribusi sekitar 6,16 triliun rupiah di tahun 2006, dengan rata‐rata persentase kontribusi terhadap PDB industri kreatif yaitu sebesar 6,82%.
PDB Kelompok Desain
PDB Industri Kreatif
Gambar B 5‐1 Nilai PDB Kelompok Desain dan PDB Industri Kreatif Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000
Secara umum bisa dikatakan bahwa industri desain di Indonesia masih belum berkembang dengan baik, jika dibandingkan dengan sektor‐sektor lain seperti kerajinan dan periklanan. Sudah ada beberapa asosiasi yang terlibat dalam sektor ini, walaupun belum banyak data yang diperoleh dari mereka mengenai industri ini secara lebih mendetail. Jumlah nilai tambah yang diberikan dalam studi ini sebenarnya masih di bawah dari nilai yang sebenarnya, mengingat kesulitan dalam pencarian data.
Nilai persentase kontribusi PDB industri kreatif kelompok desain terhadap industri kreatif dan PDB nasional dapat dilihat pada gambar berikut ini.
u b 5,88%
tri 6,00%
K 5,00% se 4,00%
ta
e n 3,00%
% Nilai terhadap Industri Kreatif
% Nilai terhadap Total PDB
Gambar B 5‐2 Persentase Nilai PDB Kelompok Desain terhadap Industri Kreatif dan Total PDB
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Rata ‐rata kontribusi PDB kelompok desain terhadap PDB nasional adalah sebesar 0,43% dengan kontribusi terbesar pada tahun 2002 yaitu sebesar 0,49%.
Pertumbuhan PDB industri kreatif kelompok desain dan pertumbuhan PDB industri kreatif, dapat dilihat pada grafik berikut:
Persentase Pertumbuhan PDB Kelompok Desain Persentase Pertumbuhan PDB Industri Kreatif
Gambar B 5‐3 Nilai dan Pertumbuhan PDB Kelompok Desain dan PDB Industri Kreatif Atas
Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Dari grafik di atas terlihat bahwa pertumbuhan nilai tambah sektor desain menunjukkan tren yang agak fluktuatif dari tahun 2003 hingga 2006 yang lalu. Pertumbuhan positif hanya terjadi di tahun 2004, diselingi penurunan yang cukup besar di tahun 2005 sebesar 0,04%. Tahun 2006 masih turun menjadi 20,80%. Walaupun data yang diinginkan sulit untuk dicari, akan tetapi banyak pihak berpendapat bahwa sebenarnya kelompok desain ini memiliki prospek yang cerah di masa depan. Karakteristik industri Indonesia akan berubah dan membutuhkan banyak aktivitas desain di dalamnya dalam upaya untuk meningkatkan daya saing produk, baik di pasar domestik maupun dunia. Apalagi jika hal ini juga didukung secara penuh oleh pemerintah dan lembaga‐ lembaga terkait, khususnya dalam mengedukasi pasar domestik akan pentingnya desain dalam memberi nilai tambah di tiap industri. Sebagai salah satu inisiatif membangun dan memperkokoh daya saing Indonesia baik dari sektor barang maupun jasa, Departemen Perdagangan berkoordinasi dengan departemen terkait termasuk Departemen Perindustrian, Departemen UKM dan Koperasi, serta didukung oleh Kamar Dagang Indonesia telah melahirkan inisiatif “Indonesia Design Power (IDP)” dengan menyepakati suatu peta jalan 2006–2009 untuk mencapai “Good Design Made in Indonesia” yang diakui oleh dunia. Saat ini program tersebut telah diluncurkan untuk produk mebel dan kerajinan tangan bekerjasama dengan Departemen Perindustrian serta Departemen UKM dan Koperasi. Perkembangan teknologi informasi juga akan sangat membantu pertumbuhan sektor ini. Sebagai informasi tambahan, dari data BPS didapat sub kelompok yang memberikan kontribusi terbesar di Dari grafik di atas terlihat bahwa pertumbuhan nilai tambah sektor desain menunjukkan tren yang agak fluktuatif dari tahun 2003 hingga 2006 yang lalu. Pertumbuhan positif hanya terjadi di tahun 2004, diselingi penurunan yang cukup besar di tahun 2005 sebesar 0,04%. Tahun 2006 masih turun menjadi 20,80%. Walaupun data yang diinginkan sulit untuk dicari, akan tetapi banyak pihak berpendapat bahwa sebenarnya kelompok desain ini memiliki prospek yang cerah di masa depan. Karakteristik industri Indonesia akan berubah dan membutuhkan banyak aktivitas desain di dalamnya dalam upaya untuk meningkatkan daya saing produk, baik di pasar domestik maupun dunia. Apalagi jika hal ini juga didukung secara penuh oleh pemerintah dan lembaga‐ lembaga terkait, khususnya dalam mengedukasi pasar domestik akan pentingnya desain dalam memberi nilai tambah di tiap industri. Sebagai salah satu inisiatif membangun dan memperkokoh daya saing Indonesia baik dari sektor barang maupun jasa, Departemen Perdagangan berkoordinasi dengan departemen terkait termasuk Departemen Perindustrian, Departemen UKM dan Koperasi, serta didukung oleh Kamar Dagang Indonesia telah melahirkan inisiatif “Indonesia Design Power (IDP)” dengan menyepakati suatu peta jalan 2006–2009 untuk mencapai “Good Design Made in Indonesia” yang diakui oleh dunia. Saat ini program tersebut telah diluncurkan untuk produk mebel dan kerajinan tangan bekerjasama dengan Departemen Perindustrian serta Departemen UKM dan Koperasi. Perkembangan teknologi informasi juga akan sangat membantu pertumbuhan sektor ini. Sebagai informasi tambahan, dari data BPS didapat sub kelompok yang memberikan kontribusi terbesar di
5.2.2 Berbasis Ketenagakerjaan
Data jumlah pekerja yang terlibat dalam sektor ini sebagaimana sektor lainnya secara keseluruhan didapat dari beberapa data sekunder yang dihasilkan oleh BPS, seperti: Data Sakernas, Data Statistik Industri, dan Data Statistik Indonesia.
Jumlah tenaga kerja kelompok desain ini diestimasi berdasarkan lapangan usaha yang merupakan klasifikasi dalam kelompok desain, yaitu:
1. Untuk lapangan usaha dari sektor industri pengolahan, data tenaga kerja diperoleh dari data statistik industri besar dan sedang bagian I yang dipublikasi oleh BPS setiap tahunnya (2002‐2004). Untuk tahun berikutnya (2005 dan 2006) diestimasi dari nilai pertumbuhan sektor induknya, yaitu industri pengolahan. Nilai pertumbuhan tahun 2005 dan 2006 secara berturut ‐turut adalah 4,57% dan 4,63%
2. Untuk lapangan usaha kelompok perdagangan (perdagangan eceran, besar dan ekspor) diestimasi dengan mengalikan jumlah tenaga kerja di sektor perdagangan dari data Sakernas Indonesia (Survei Angkatan Kerja Nasional), yang dipublikasikan Biro Pusat Statistik setiap tahunnya dengan rasio NTB Desain. Rasio NTB Desain adalah hasil bagi Nilai Tambah Bruto Desain khususnya kelompok perdagangan (perdagangan eceran, besar dan ekspor) terhadap Nilai Tambah Bruto sektor perdagangan
3. Untuk lapangan usaha jasa perusahaan lainnya, yaitu lapangan usaha jasa pengepakan diestimasi dengan mengalikan jumlah tenaga kerja di sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan dari data Sakernas Indonesia (Survei Angkatan Kerja Nasional), yang dipublikasikan Biro Pusat Statistik setiap tahunnya dengan rasio NTB Desain. Rasio NTB Desain adalah hasil bagi Nilai Tambah Bruto Desain khususnya kelompok jasa perusahaan lainnya terhadap Nilai Tambah Bruto sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan.
Jika dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja industri kreatif, maka jumlah tenaga kerja pada kelompok Desain dilihat pada grafik berikut ini.
7.000.000 6.000.000 a 5.000.000
rj e
k e 4.000.000
a n 3.000.000
Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Desain Jumlah Tenaga Kerja Industri Kreatif
Gambar B 5‐4 Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Desain dan Industri Kreatif Periode 2002‐2006
Rata ‐rata kontribusi jumlah tenaga kerja kelompok desain hampir 353 ribu pekerja tiap tahunnya di periode 2002‐2006. Nilai ini terus bertambah dari awal hingga tahun 2004 dan mencapai punyaknya sebesar 432.362 pekerja. Setelah itu nilainya terus menurun di tahun 2005 dan 2006.
Dari data yang diperoleh juga dapat diolah menjadi tingkat partisipasi tenaga kerja industri kreatif kelompok desain terhadap industri kreatif serta terhadap total pekerja, yang dapat dilihat pada grafik berikut.
6,59% si u
ib 6,0%
5,56% tr n
o 5,0% 4,0%
tase K
sen
P er 2,0% 1,0%
Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Terhadap Industri Kreatif Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Terhadap Total Pekerja
Gambar B 5‐5 Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Kelompok Desain terhadap Industri Kreatif dan
Total Pekerja Periode 2002‐2006
Grafik memperlihatkan bahwa tingkat partisipasi tenaga kerja kelompok desain terhadap industri kreatif tidak terlalu signifikan nilainya dan cukup berfluktuatif. Pada tahun 2002, persentasenya hanya 6,59%, dan sempat turun di Grafik memperlihatkan bahwa tingkat partisipasi tenaga kerja kelompok desain terhadap industri kreatif tidak terlalu signifikan nilainya dan cukup berfluktuatif. Pada tahun 2002, persentasenya hanya 6,59%, dan sempat turun di
Pertumbuhan jumlah tenaga kerja kelompok desain jika dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah tenaga kerja industri kreatif, dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
-8,12% -20% -13,75%
Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Desain Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Industri Kreatif
Gambar B 5‐6 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Desain dan
Industri Kreatif Periode 2002‐2006
Pertumbuhan jumlah tenaga kerja kelompok desain yang sempat mencapai angka negatif cukup besar di tahun 2003 yaitu sebesar 27,55%, naik drastis di tahun 2004 menjadi 54,55%. Penurunan negative terjadi kembali di tahun 2005dan 2006 yang bahkan mencapai nilai ‐30,85%.
Selanjutnya disajikan nilai produktivitas tenaga kerja kelompok desain serta industri kreatif sebagaimana yang terlihat pada Gambar B 5‐6 ini.
) 22.601 n g
u /O 17.417
ib
p R 15.000
o d 5.000
Produktivitas Tenaga kerja Kelompok Desain Produktivitas Tenaga kerja Industri Kreatif
Gambar B 5‐7 Produktivitas Tenaga Kerja Kelompok Desain dan Industri Kreatif Periode 2002‐
Dari grafik di atas terlihat bahwa produktivitas kelompok desain terkadang lebih besar atau lebih kecil jika dibandingkan industri kreatif secara keseluruhan. Pada tahun 2003 nilainya mencapai tingkat tertinggi yang hampir mencapai 23,5 juta rupiah per orang per tahunnya.
5.2.3 Berbasis Aktivitas Perusahaan
Jumlah perusahaan yang bergerak di industri desain ini diestimasi dengan pendekatan yang relatif sama dengan metode estimasi jumlah tenaga kerja pada kelompok ini, yaitu:
1. Untuk lapangan usaha dari sektor industri pengolahan, data jumlah perusahaan diperoleh dari data statistik industri besar dan sedang bagian I yang dipublikasi oleh BPS setiap tahunnya (2002‐2004). Untuk tahun berikutnya (2005 dan 2006) diestimasi dari nilai pertumbuhan sektor induknya, yaitu industri pengolahan. Nilai pertumbuhan tahun 2005 dan 2006 secara berturut‐turut adalah 4,57% dan 4,63%
2. Untuk lapangan usaha kelompok perdagangan (perdagangan eceran, besar dan ekspor) diestimasi dengan mengalikan jumlah tenaga kerja di sektor perdagangan dari data Sakernas Indonesia (Survei Angkatan Kerja Nasional), yang dipublikasikan Biro Pusat Statistik setiap tahunnya dengan rasio NTB Desain. Data sakernas yang digunakan adalah jumlah total pekerja dengan status pekerjaan: SPU 1 (status berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain), SPU 2 (berusaha dibantu pekerja keluarga atau karyawan tidak tetap), dan SPU 3 (berusaha dengan dibantu oleh karyawan tetap). Rasio NTB Desain adalah hasil bagi Nilai Tambah Bruto Desain khususnya kelompok perdagangan (perdagangan eceran, besar dan ekspor) terhadap Nilai Tambah Bruto sektor perdagangan.
3. Untuk lapangan usaha jasa perusahaan lainnya, yaitu lapangan usaha jasa pengepakan diestimasi dengan mengalikan jumlah tenaga kerja di sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan dari data Sakernas Indonesia (Survei Angkatan Kerja Nasional), yang dipublikasikan Biro Pusat Statistik setiap tahunnya dengan rasio NTB Desain. Data sakernas yang digunakan adalah jumlah total pekerja dengan status pekerjaan: SPU 1 (status berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain), SPU 2 (berusaha dibantu pekerja keluarga atau karyawan tidak tetap), dan SPU 3 (berusaha dengan dibantu oleh karyawan tetap). Rasio NTB Desain adalah hasil bagi Nilai Tambah Bruto Desain khususnya kelompok jasa perusahaan lainnya terhadap Nilai Tambah Bruto sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan.
Besarnya atau banyaknya jumlah perusahaan yang ada di kelompok desain dari tahun 2002 hingga 2006 jika dibandingkan dengan jumlah perusahaan di industri kreatif, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Jumlah Perusahaan Kelompok Desain Jumlah Perusahaan Kelompok Industri Kreatif
Gambar B 5‐8 Jumlah Perusahaan Kelompok Desain dan Industri Kreatif Periode 2002‐2006
Sementara untuk nilai persentase jumlah perusahaan kelompok desain masih kurang dari 10% untuk tiap tahunnya jika dibandingkan terhadap industri kreatif secara keseluruhan. Nilai tertinggi terjadi di tahun 2005 yang mampu mencapai kisaran lebih dari 9%.
7,69% b u tri
Persentase Kontribusi Jumlah Perusahaan Terhadap Industri Kreatif Persentase Kontribusi Jumlah Perusahaan Terhadap Total Jumlah Perusahaan
Gambar B 5‐9 Persentase Jumlah Perusahaan Kelompok Desain terhadap Industri Kreatif dan
Total Pekerja Periode 2002‐2006
Untuk pertumbuhan jumlah perusahaan kelompok desain, hampir sepanjang periode dipenuhi dengan pertumbuhan yang negatif, kecuali di tahun 2004 yang sempat mencapai angka fantastis sebesar 64,10%. Selebihnya pertumbuhannya negatif, bahkan di tahun 2006 sempat mencapai ‐34,52%.
Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Kelompok Desain Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Industri Kreatif
Gambar B 5‐10 Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Kelompok Desain dan
Industri Kreatif Periode 2002‐2006
Nilai ekspor Desain diperoleh dari data Direktori Ekspor Indonesia, yang dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik Indonesia setiap tahunnya. Metode yang dilakukan yaitu dengan menterjemahkan komoditi‐komoditi berdasarkan kode Harmonized System Code (HS Code) ke dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2005.
Di bawah ini disajikan besarnya ekspor kelompok desain dan industri kreatif secara keseluruhan.
Nilai Ekspor Kelompok Desain Nilai Ekspor Kelompok Industri Kreatif
Gambar B 5‐11 Nilai Ekspor Kelompok Desain dan Industri Kreatif Periode 2002‐2006
Nilai ekspor kelompok desain terus memperlihatkan peningkatan dari tahun ke tahun walaupun sempat sedikit turun di tahun 2003. Akan tetapi sejak 2004 nilainya mengalami pertambahan yang cukup besar hingga mencapai nilai tertinggi di tahun 2006 yang hampir mencapai 1 triliun rupiah.
Nilai persentase ekspor kelompok desain terhadap nilai ekspor industri kreatif berkisar diantara 1%, dengan nilai tertinggi adalah 1,19% (2006). Secara lebih detailnya dapat dilihat pada gambar di bawah.
si u 0,98%
o n 0,80%
K se
n ta 0,60% e
Persentase Kontribusi Ekspor Terhadap Industri Kreatif Persentase Kontribusi Ekspor Terhadap Total Ekspor
Gambar B 5‐12 Persentase Ekspor Kelompok Desain terhadap Industri Kreatif dan Total
Ekspor Periode 2002‐2006
Dari Grafik B 5‐10 di bawah, terlihat bahwa pertumbuhan nilai ekspor kelompok desain sangat berfluktuatif. Pertumbuhan negatif di tahun 2003, langsung diikuti dengan pertumbuhan positif yang cukup tinggi di 2004, yaitu sebesar 37,63%. Turun kembali hingga hanya mencapai 9,16% di tahun 2005 dan sedikit mengalami kenaikan di tahun 2006 menjadi 14,56%.
Pertumbuhan Ekspor Kelompok Desain Pertumbuhan Ekspor Industri Kreatif
Gambar
B 5‐ 10 Pertumbuhan Ekspor Kelompok Desain Industri Kreatif Periode 2002‐2006