Rantai Nilai Subsektor Industri Televisi dan Radio

I.2 Rantai Nilai Subsektor Industri Televisi dan Radio

Pada umumnya, aktivitas-aktivitas dan pihak-pihak yang terkait dalam industri televisi dan radio dapat di gambarkan sebagai berikut:

Gambar 33 Rantai Nilai Subsektor Industri Televisi dan Radio

Dari gambar di atas, peran sentral di industri televisi dan radio, atau yang sering disebut industri penyiaran, berada pada perusahaan-perusahaan penyiaran. Secara garis besar, perusahaan penyiaran ini dapat dikelompokkan menjadi: Stasiun Radio, Stasiun Televisi dan Content Agregator.

 Stasiun radio

Stasiun radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

Keterbatasan jangkauan transmisi penyiaran radio merupakan kondisi utama yang harus dihadapi stasiun radio. Hal ini mengakibatkan munculnya stasiun-stasiun radio di hampir seluruh wilayah Indonesia. Belakangan ini, relay transmisi untuk memperluas jangkauan siaran sudah mulai berkembang, seperti yang dilakukan oleh Radio Elshinta.

 Stasiun televisi

Stasiun televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

Berdasarkan metode transmisi penyiaran, Craig Norris mengelompokkan stasiun televisi ini menjadi 14 kategori, yaitu:

a. Traditional Analog Free-to-Air Terrestrial Television

b. Digital Free-to-Air Terrestrial Television

c. Traditional Digital Satellite Television-Unencrypted

d. Traditional Digital Satellite Television-Encrypted

e. Traditional Analog Cable Television

f. MMDS

g. Digital Cable Television

h. Digital Cable Television

i. Video Clip Viewing Over the Internet (You Tube) j. Video Clip Download Over the Internet k. Long Form Video Programme Download Over the Internet l. Video Clip Viewing Over a 3G Celluler Phone Network m. Video Clip Download Over a 3G Celluler Phone Network n. Mobile Television to Handheld Receivers

Di Indonesia, teknologi utama yang digunakan stasiun televisi adalah Traditional Analog Free-to-Air Terrestrial Television. Stasiun-stasiun televisi yang ada dapat dikelompokkan menjadi: (i) Televisi Pemerintah, Nasional dan Daerah (TVRI), Televisi Swasta Nasional, (iii) Televisi Lokal Daerah. Ketiga jenis stasiun televisi tersebut, selain membeli atau merelay konten penyiaran, juga melakukan produksi konten siaran sendiri (inhouse production). Model-model transmisi siaran melalui internet, 3G dan ponsel semakin berkembang di dunia, dan sudah mulai memasuki pasar Indonesia. Akan tetapi di Indonesia jenis-jenis ini masih bersifat infant.

 Content Aggregator Content Agregator sebetulnya adalah stasiun televisi yang tidak melakukan produksi konten siaran. Jenis ini mengumpulkan konten penyiaran dari stasiun televisi-televisi lainnya. Televisi berlangganan seperti Indovision, Cablevision, Astro adalah contoh content agregator. Korporasi-korporasi televisi swasta nasional, seperti MNC bahkan

Konten penyiaran merupakan produk suatu stasiun radio dan televisi. Stasiun melayani pemirsa dan pendengar melalui konten siaran. Semakin menarik suatu konten siaran, semakin banyak pemirsa dan pendengarnya. Semakin banyak jumlah pemirsa dan pendengar, semakin baik untuk memasang iklan. Jumlah pemirsa dan penonton ini yang kemudian menjadi pertimbangan utama dalam penetapan tarif iklan. Iklan merupakan sumber utama pemasukan suatu stasiun televisi dan radio. Estimasi perhitungan jumlah pemirsa dilakukan oleh industri rating televisi, sementara untuk stasiun radio belum terdapat industri rating. Tetapi content agregator memperoleh pemasukannya tidak dari iklan, melainkan dari tarif berlangganan yang dikenakannya.

Berbeda dengan content agregator yang hanya melakukan distribusi dan komersialisasi konten siaran, aktivitas operasi stasiun radio dan televisi meliputi seluruh rantai nilai, mulai dari kreasi, produksi, distribusi, sampai kepada komersialisasi.

Pada rantai kreasi, stasiun melakukan upaya menciptakan ide-ide konten siaran yang akan diproduksinya. Pertimbangan utama stasiun tentunya adalah pilihan segmen yang dilayaninya, atau fokus konten yang dipilih. Dari sisi segmen, stasiun akan mengupayakan ide-ide konten yang sesuai untuk, anak-anak, dewasa, wanita, pria dan jenis segmen lain. Dari sisi fokus konten, stasiun memposisikan diri pada berita, olahraga, hiburan, dan lain- lain.

Sumber-sumber inspirasi di rantai kreasi bisa diperoleh dari buku cerita, novel, program- program stasiun luar negeri (seperti Indonesian Idol), hasil market research, sampai kepada hasil rating televisi.

Pada rantai produksi, stasiun melakukan aktivitas produksi konten. Berbagai jenis program penyiaran dihasilkan di ini, misalnya: film, sinetron, variety show (khusus televisi), berita, infotainment, siaran langsung dan lain-lain. Produksi oleh stasiun disebut inhouse production. Selain melakukan produksi sendiri, stasiun juga bisa melakukan pembelian konten siaran dari industri lain, seperti rumah produksi dan news resources. Pilihan konten siaran, diproduksi sendiri atau dibeli dari industri lain, umumnya bergantung pada kapasitas stasiun, profitability konten, dan rating. Rating tidak selalu menjadi acuan produksi. Misalnya konten siaran Empat Mata yang diproduksi inhouse, memang memiliki rating tinggi, tarif iklan mahal, pemasukan besar. Akan tetapi, biaya inhouse production juga tinggi. Jika dibandingkan dengan pilihan konten memutar 3 judul film yang tidak diproduksi inhouse, maka tingkat profitability mungkin tidak jauh berbeda. Memang rating memutar film tidak terlalu tinggi, akan tetapi biayanya juga rendah.

Untuk menjaga mutu, kesinambungan produksi pada rantai produksi, dukungan-dukungan industri dan lembaga lain sangat dibutuhkan, seperti: rumah produksi, perusahaan dubbing, industri lighting dan post production, pemilik dan pengelola lokasi syuting, news resources, dan biro iklan.

Pada rantai distribusi, dilakukan aktivitas proses penyiaran. Dukungan teknologi sangat vital. Dukungan untuk rantai distribusi berasal dari teknologi jaringan transmisi, jaringan

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24