Kontribusi Ekonomi Kelompok Riset dan Pengembangan

14.2. Kontribusi Ekonomi Kelompok Riset dan Pengembangan

Secara keseluruhan kontribusi ekonomi kelompok riset dan pengembangan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel B 14‐2 Kontribusi Ekonomi Kelompok Riset dan Pengembangan

2005 2006 Rata ‐rata 1. Berbasis Produk Domestik Bruto (PDB)

a. Nilai Tambah

Miliar Rupiah

b. % Nilai terhadap Industri

Kreatif c. Pertumbuhan Nilai Tambah

0,05% 2. Berbasis Ketenagakerjaan

d. % Nilai terhadap Total PDB

a. Jumlah Tenaga Kerja

b. Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Terhadap Industri Kreatif

c. Tingkat Partisipasi Tenaga

Kerja Terhadap Total Pekerja d. Pertumbuhan Jumlah Tenaga

e. Produktivitas Tenaga kerja

Rupiah/pekerja 132.618

3. Berbasis Aktivitas Perusahaan

a. Nilai Ekspor

Ribu Rupiah

b.Pertumbuhan Ekspor

c. % Nilai ekspor thd industri

kreatif d. % Nilai Ekspor thd Total

Ekspor e. Jumlah Perusahaan

f. Pertumbuhan Jumlah

Perusahaan g.% Jumlah perusahaan thd

industri kreatif h.% Jumlah perusahaan thd

jumlah perusahaan total

14.2.1 Berbasis Produk Domestik Bruto (PDB)

Estimasi besarnya nilai ekonomi kelompok riset dan pengembangan cukup sulit karena tidak adanya data statistik tentang kegiatan riset dan pengembangan Estimasi besarnya nilai ekonomi kelompok riset dan pengembangan cukup sulit karena tidak adanya data statistik tentang kegiatan riset dan pengembangan

Menurut Menristek, belanja riset dan penelitian Indonesia pada tahun 2007 ini hanya 0,04% atau sekitar Rp 1,32 triliun dari produk domestik bruto (PDB)

Indonesia yang sebesar Rp 3.300 triliun 33 . Persentase tersebut masih sangat kecil dibandingkan R&D negara lain yang rata‐rata 3%. Sebagai perbandingan, Malaysia memiliki anggaran R&D 1,6%, Singapura sebesar 2%, dan Korea di atas rata ‐rata dengan R&D mencapai 3,3% dari PDB‐nya.

Berdasarkan rekomendasi UNESCO, rasio anggaran riset dan pengembangan yang memadai adalah sebesar 2 persen. Rasio biaya riset pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2003 hanya 0,065 persen atau hanya Rp 1,164

triliun dari PDB Rp 1.787,7 triliun 34 . Indonesia pada 2001 memiliki 4,7 peneliti per

10 ribu penduduk. Sangat jauh lebih kecil dibandingkan Jepang yang mencapai 70,7 peneliti per 10 ribu penduduk.

Berdasarkan data‐data di atas, maka estimasi nilai Riset dan Pengembangan adalah sebagai berikut:

Tabel B 14‐3 Estimasi PDB Kelompok Riset dan Pengembangan

Pengembangan Riset & No Tahun

Belanja Riset &

Belanja PDB

% Riset dan

Pengembangan

Atas (Ribu Rupiah)

Harga Berlaku

Penelitan dari

Atas dasar

Deflator PDB

Dasar

Harga Konstan

PDB

Harga Berlaku

Rupiah) Thn 2000 (Ribu Rupiah)

Nilai PDB industri kreatif kelompok riset dan pengembangan jika dibandingkan dengan PDB industri kreatif, dapat dilihat pada grafik berikut ini:

PDB Kelompok Riset & Pengembangan

PDB Industri Kreatif

Gambar B 14‐1 PDB Industri Kreatif vs PDB Kelompok Riset dan Pengembangan Atas Harga Konstan Tahun 2000

33 ”R&D Indonesia Cuma Rp 1,32 T dari PDB”, Investor Indonesia, 25 Juli 2007. 34 “Dana penelitian dari sektor swasta harus dimaksimalkan”, Suara Pembaruan, 8 Juni 2005.

Nilai persentase kontribusi PDB industri kreatif kelompok komputer dan piranti lunak terhadap PDB industri kreatif dan PDB nasional dapat dilihat pada gambar di bawah.

0,50% nt e 0,40%

% Nilai terhadap Industri Kreatif % Nilai terhadap Total PDB

Gambar B 14‐2 Kontribusi PDB Kelompok Riset & Pengembangan Terhadap PDB Industri

Kreatif dan Total PDB

Meskipun rata‐rata kontribusi PDB kelompok riset dan pengembangan terhadap PDB nasional masih terbilang kecil, sebesar 0,05%, namun tren pertumbuhan positif dan peningkatan nilai PDB dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa kelompok industri kreatif ini patut diperhatikan untuk dikembangkan pada waktu ‐waktu yang akan datang.

Tingkat pertumbuhan nilai tambah dari kelompok riset dan pengembangan mengalami tren yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, meski mengalami sedikit penurunan sebesar 0,2% pada tahun 2006. Rata‐rata pertumbuhan sebesar 5,24% merupakan angka yang cukup baik. Pertumbuhan yang selalu positif ini menunjukkan bahwa nilai tambah PDB yang tercipta pada kelompok ini selalu mengalami peningkatan, mulai dari 790 miliar rupiah tahun 2002 hingga mencapai 969 miliar rupiah pada tahun 2006. Dibandingkan dengan pertumbuhan industri kreatif yang selalu menurun sejak tahun 2004, pertumbuhan PDB kelompok riset dan pengembangan selalu diatas pertumbuhan industri kreatif, kecuali pada tahun 2004.

Growth PDB Kelompok Riset & Pengembangan (harga konstan tahun 2000) Growth PDB Industri Kreatif (harga konstan thn 2000)

Gambar B 14‐3 Pertumbuhan Industri Kreatif vs PDB Kelompok Riset dan Pengembangan Atas

Harga Konstan Tahun 2000

14.2.2 Berbasis Ketenagakerjaan

Estimasi jumlah tenaga kerja kelompok industri kreatif Riset dan Pengembangan dilakukan dengan mengalikan jumlah tenaga kerja di sektor utama Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan dengan rasio NTB Riset dan Pengembangan. Data jumlah tenaga di sektor utama Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan diperoleh dari data Sakernas Indonesia (Survei Angkatan Kerja Nasional), yang dipublikasikan Biro Pusat Statistik setiap tahunnya. Rasio NTB adalah hasil bagi Nilai Tambah Bruto Riset dan Pengembangan baik kelompok lapangan usaha Penelitian dan pengembangan maupun kelompok lapangan usaha Jasa perusahaan lainnya terhadap Nilai Tambah Bruto sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan.

Jumlah tenaga kerja kelompok riset dan pengembangan jika dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja industri kreatif, dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Riset & Pengembangan Jumlah Tenaga Kerja Industri Kreatif

Gambar B 14‐4 Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Riset dan Pengembangan dan Industri Kreatif

Periode 2002‐2006

Rata ‐rata kontribusi jumlah tenaga kerja kelompok riset dan pengembangan terbilang rendah yaitu sebesar 6.733 pekerja pada periode 2002‐2006. Angka ini masih sangat jauh jika dibandingkan jumlah tenaga kerja industri kreatif yang mencapai angka rata‐rata 5.400.910 orang pekerja.

Dari data yang diperoleh juga dapat diolah menjadi tingkat partisipasi tenaga kerja industri kreatif kelompok riset dan pengembangan terhadap industri kreatif serta terhadap total pekerja, yang dapat dilihat pada grafik berikut.

K s e ta 0,1% n

Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Terhadap Industri Kreatif Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Terhadap Total Pekerja

Gambar B 14‐5 Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Kelompok Riset dan Pengembangan terhadap

Industri Kreatif dan Total Pekerja Periode 2002‐2006

Rata ‐rata tingkat partisipasi tenaga kerja kelompok riset dan pengembangan terhadap pekerja industri kreatif dan total pekerja juga masih terbilang rendah, Rata ‐rata tingkat partisipasi tenaga kerja kelompok riset dan pengembangan terhadap pekerja industri kreatif dan total pekerja juga masih terbilang rendah,

Pertumbuhan jumlah tenaga kerja kelompok riset dan pengembangan jika dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah tenaga kerja industri kreatif, dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Riset & Pengembangan Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Industri Kreatif

Gambar B 14‐6 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Riset dan Pengembangan

terhadap Industri Kreatif Periode 2002‐2006

Penurunan tajam pertumbuhan jumlah tenaga kerja kelompok riset dan pengembangan terjadi pada tahun 2004, dari 28,18% tahun 2003 hingga mencapai pertumbuhan negatif tahun 2004 sebesar ‐15,23%. Akan tetapi pada tahun 2006 pertumbuhan jumlah tenaga kerja kelompok ini kembali peningkatan yang fantastis, dari 8,27% tahun 2005 hingga mencapai 28,89%.

Selanjutnya disajikan nilai produktivitas tenaga kerja kelompok riset dan pengembangan serta industri kreatif sebagaimana yang terlihat pada Gambar B

14 ‐7 ini.

ng 17.417 ra /O

13.415 pR R s (

k ti v it a 10.000

P rodu

Produktivitas Tenaga kerja Kelompok Layanan Riset & Pengembangan Produktivitas Tenaga kerja Industri Kreatif

Gambar B 14‐7 Produktivitas Tenaga Kerja Kelompok Riset dan Pengembangan dan Industri

Kreatif Periode 2002‐2006

Produktivitas tenaga kerja di kelompok riset dan pengembangan ini merupakan angka yang sangat tinggi, dengan rata‐rata produktivitas 131,355 juta rupiah per orang per tahun, jauh diatas rata‐rata industri kreatif yang hanya mencapai 19,466 juta rupiah per orang per tahun. Angka ini menunjukkan bahwa memang kelompok industri riset dan pengembangan ini tidak cocok untuk labor intensive. Angka tertinggi produktivitas kelompok riset dan pengembangan terjadi pada tahun 2005 sebesar 154,763 juta rupiah per orang per tahun, dan terendah pada tahun 2003 sebesar 108,411 juta per orang per tahun.

14.2.3 Berbasis Aktivitas Perusahaan

Jumlah perusahaan pada kelompok Riset dan Pengembangan diestimasi dengan menggunakan data jumlah perusahaan di sektor‐sektor utamanya, dikalikan dengan rasio NTB Riset dan Pengembangan. Rasio NTB Riset dan Pengembangan yang dimaksud adalah hasil bagi NTB Riset dan Pengembangan terhadap NTB sektor‐sektor utama terkait. Jumlah Perusahaan sektor‐sektor utama terkait tersebut diperoleh dari data tahunan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), yaitu jumlah total Status Pekerjaan 1, 2, dan 3.

Jumlah perusahaan kelompok Riset dan Pengembangan jika dibandingkan dengan jumlah perusahaan industri kreatif, dapat dilihat pada grafik berikut ini

aan 2.500.000 u sah 2.000.000

Jumlah Perusahaan Kelompok Riset & Pengembangan Jumlah Perusahaan Industri Kreatif

Gambar B 14‐8 Jumlah Perusahaan Kelompok Riset dan Pengembangan dan Jumlah Perusahaan

Industri Kreatif Periode 2002‐2006

Dari gambar di atas terlihat bahwa jumlah perusahaan kelompok Riset dan Pengembangan masih memiliki jumlah yang sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah perusahaan industri kreatif. Misalnya untuk tahun 2002, jumlah perusahaan industri kreatif mencapai 2,9 juta, sedangkan kelompok ini mencatat angka hanya 403 buah saja. Namun prospek yang baik terlihat dimana jumlah perusahaan selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, mulai dari 403 buah pada tahun 2002, hingga mencapai puncaknya tahun 2006 sebanyak 1.059 buah. Peningkatan jumlah yang fantastis terjadi antara tahun 2005‐2006. Dalam periode waktu 1 tahun, muncul 324 perusahaan riset dan pengembangan yang baru.

Persentase jumlah perusahaan kelompok Riset dan Pengembangan jika dibandingkan dengan jumlah perusahaan industri kreatif dan total jumlah perusahaan secara nasional, dapat dilihat pada grafik berikut ini.

0,048% u s i

se K 0,030%

% Jumlah Perusahaan Terhadap Industri Kreatif % Jumlah Perusahaan terhadap Total Perusahaan

Gambar B 14‐9 Persentase Jumlah Perusahaan Kelompok Layanan Riset dan Pengembangan

terhadap Jumlah Perusahaan Industri Kreatif dan Jumlah Perusahaan Total Periode 2002‐2006

Persentase jumlah perusahaan di kelompok Riset dan Pengembangan terhadap jumlah perusahaan di industri kreatif memiliki tren yang terus meningkat. Dimana pada tahun 2002 tingkat partisipasi jumlah perusahaan di kelompok ini adalah sebesar 0,01% terus meningkat menjadi 0,05% di tahun 2006. Meskipun dalam jumlah yang kecil, trend yang sama juga ditunjukkan pada persentase kelompok ini terhadap total perusahaan secara nasional.

Sedangkan untuk tingkat pertumbuhan dari jumlah perusahaan kelompok Riset dan Pengembangan bila dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan dari jumlah perusahaan di industri kreatif, dapat dilihat di gambar dibawah ini.

Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Kelompok Riset & Pengembangan Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Industri Kreatif

Gambar B 14‐10 Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Kelompok Layanan Riset dan Pengembangan terhadap Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Industri Kreatif Periode 2003‐2006

Meskipun jumlah perusahaan Riset dan Pengembangan mengalami senantiasa peningkatan, akan tetapi pertumbuhan mengalami penurunan pada tahun 2003 sampai 2005. Meski mengalami penurunan pertumbuhan, tetapi angka pertumbuhan tetap tinggi, yaitu sebesar 16,6% tahun 2005 dan 17,74% tahun 2004. Pertumbuhan kembali meningkat signifikan pada tahun 2006, mencapai 45,98%.

Berdasarkan data Direktori Ekspor Indonesia, yang dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik Indonesia setiap tahunnya, kelompok industri Riset dan Pengembangan tercatat masih belum dapat menembus pasar internasional. Ada beberapa anak bangsa yang telah berhasil mematenkan karyanya di luar negeri, tetapi jumlahnya sangat sedikit dan tidak kontinu terjadi setiap tahunnya.

14.2.4 Dampak Terhadap Sektor Lain

Berdasarkan definisi kelompok industri kreatif studi ini, dan dengan menggunakan tabel input output update 2003 Indonesia 175 sektor, diperoleh angka pengganda output kelompok Riset dan Pengembangan sebesar 1,9707. Angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan satu satuan uang permintaan akhir pada kelompok industri kreatif Riset dan Pengembangan, maka output perekonomian total akan meningkat sebesar 1,9707 satuan uang. Misalnya permintaan akhir berbentuk investasi, dilakukan pada kelompok industri Riset dan Pengembangan sebesar Rp. 1 miliar, maka output total perekonomian nasional akan meningkat sebesar Rp. 1,9707 miliar. Dari 14 kelompok industri kreatif yang telah didefinisikan dalam studi ini, kelompok Riset dan Pengembangan berada pada urutan ke‐9 dalam peringkat angka pengganda output.

Ke arah hulu, koefisien backward linkage kelompok Riset dan Pengembangan sebesar 1,9707. Peningkatan output Riset dan Pengembangan sebesar 1 satuan uang, baik akibat peningkatan konsumsi, investasi atau peningkatan ekspor, akan memicu peningkatan output sektor‐sektor industri hulu Riset dan Pengembangan sebesar 1,9707. Misalnya dilakukan investasi Riset dan Pengembangan sebesar Rp. 1 miliar, maka diperlukan tambahan input produksi Riset dan Pengembangan yang berasal dari sektor‐sektor hulunya sebesar Rp. 1,9707 miliar. Dari 14 kelompok industri kreatif, kelompok Riset dan Pengembangan berada pada urutan ke‐8 dalam peringkat backward linkage. Sektor ‐sektor industri hulu yang paling terpengaruh terhadap perubahan output Riset dan Pengembangan adalah sektor Jasa Perusahaan, Bank, Mesin dan Perlengkapannya.

Ke arah hilir, koefisien forward linkage kelompok Riset dan Pengembangan sebesar 5,747. Peningkatan output Riset dan Pengembangan sebesar 1 satuan uang, baik akibat peningkatan konsumsi, investasi atau ekspor, akan memicu peningkatan output sektor‐sektor industri hilir Riset dan Pengembangan sebesar 5,747 satuan uang. Misalnya terjadi peningkatan konsumsi iklan sebesar Rp. 1 miliar, maka output sektor‐sektor industri hilir Riset dan Pengembangan akan meningkat sebesar Rp. 5,747 miliar. Dari 14 kelompok industri kreatif, Riset dan

Pengembangan berada pada urutan ke‐5 dalam peringkat forward linkage. Sektor‐ sektor industri hilir yang paling terpengaruh terhadap perubahan output Riset dan Pengembangan adalah sektor Jasa Perusahaan, Bangunan dan Instalasi Listrik ‐Gas‐Air, Jasa Pendidikan Swasta.

Rata ‐rata backward linkage dan forward linkage menunjukkan bahwa keterkaitan kelompok Riset dan Pengembangan dengan sektor industri lain, paling erat dengan sektor Jasa Perusahaan, Bank, Mesin dan Perlengkapannya.

Rekapitulasi linkage dapat dilihat pada tabel B 14‐4 berikut.

Tabel 14‐4 Linkage Kelompok Riset dan Pengembangan

TOTAL AVERAGE 1 164 jasa perusahaan

AVERAGE BL

AVERAGE FL

1.056 164 jasa perusahaan

1.056 164 jasa perusahaan 1.056

0.101 3 124 mesin dan perlengkapannya

2 160 bank 0.142 147 bangunan & inst. listrik, ga 0.154 160 bank

0.109 169 jasa pendidikan swasta

0.073 147 bangunan & inst. listrik, gas, ai 0.078

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24