3. P D EPARTEMEN P ERDAGANGAN R EPUBLIK I NDONESIA

ERAN I.3. P D EPARTEMEN P ERDAGANGAN R EPUBLIK I NDONESIA

Sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, maka Departemen Perdagangan mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang perdagangan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Departemen Perdagangan menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang perdagangan;

2. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya;

3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;

4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;

5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.

Sedangkan kewenangan Departemen Perdagangan adalah sebagai berikut:

1. Penetapan kebijakan di bidang perdagangan untuk mendukung pembangunan secara makro;

2. Penetapan pedoman untuk menentukan standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota di bidang perdagangan;

3. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang perdagangan;

4. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang perdagangan;

5. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi di bidang perdagangan;

6. Penetapan pedoman pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam di bidang perdagangan;

7. Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang disahkan atas nama negara di bidang perdagangan;

8. Penetapan standar pemberian ijin oleh Daerah di bidang perdagangan;

9. Pengaturan ekspor impor;

10. Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidang perdagangan;

11. Penetapan persyaratan kualifikasi dan pengaturan usaha jasa di bidang perdagangan;

12. Penyelesaian perselisihan antar Propinsi di bidang perdagangan;

13. Pengaturan sistem lembaga perekonomian negara di bidang perdagangan;

14. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: 14. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:

b. Penetapan kebijakan pelancaran, pembinaan dan pengembangan, serta pengawasan perdagangan berjangka komoditi;

c. Penetapan kebijakan, pedoman dan koordinasi penyelenggaraan perlindungan konsumen, pedoman pengembangan sistem pergudangan, serta pengkajian untuk mendukung perumusan kebijakan di bidang perdagangan;

d. Pelancaran dan koordinasi kegiatan distribusi bahan-bahan pokok, penetapan pedoman pengaturan lembaga perdagangan, sarana dagang dan keagenan, serta pengkajian untuk mendukung perumusan kebijakan di bidang perdagangan;

e. Pengaturan, penetapan kebijakan, penyelenggaraan dan pengkajian kemetrologian untuk mendukung perumusan kebijakan di bidang perdagangan;

f. Penetapan kebijakan dan koordinasi pengembangan ekspor non-migas. Berdasarkan tupoksi diatas, maka Departemen Perdagangan Republik Indonesia dapat

mengambil dua peran utama untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia, yaitu (1) sebagai pelaksana program, yaitu DEPERDAG berkomitmen untuk membuat program pengembangan melalui kegiatan-kegiatan yang nyata yang dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat, serta (2) sebagai fasilitator atau koordinator, yaitu sebagai perangkat pemerintah yang memfasilitasi perangkat pemerintah lain, pelaku usaha ataupun cendekiawan agar bersama-sama, berkolaborasi dan bersinergi mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia.

Jika dipaparkan secara lebih mendetil, maka peran Departemen Perdagangan Republik Indonesia dalam pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia, sesuai dengan cetak biru pengembangan ekonomi kreatif Indonesia 2025 adalah sebagai berikut:

Peran Departemen Perdagangan Sasaran

Arah

Strategi

Fasilitator/Koordinator Masyarakat dengan

Pelaksana Program

A. Peningkatan jumlah

1. Membangun akses pertukaran

Penciptaan informasi dan database

Melakukan koordinasi pengisian

pola pikir dan

SDM kreatif yang

informasi & pengetahuan

industri kreatif Indonesia yang

konten portal dengan:

berkualitas secara

(knowledge sharing) di masyarakat

didukung dengan teknologi

DEPKOMINFO, DEPDIKNAS,

moodset kreatif yang

berkesinambungan

lewat ruang publik baik secara

informasi

DEPNAKERTRANS,

didukung oleh

fisik maupun maya, dalam skala

DEPBUDPAR, DEPPERIN, KN

( sustainable) dan

talenta dan pekerja

nasional maupun internasional

KUKM

tersebar merata kreatif ( widespread) di

wilayah nusantara

B. Penekanan komitmen

1. Memberikan dukungan kepada

Fasilitasi kegiatan yang mendorong Berkoordinasi dengan

dan Political will

insan kreatif berbakat yang

lahirnya insan kreatif dan

DEPBUDPAR, DEPLU,

Pemerintah untuk

mendapat kesempatan di dunia

entrepreneur kreatif baru

DEPKEU, DEPKOMINFO,

meningkatkan

internasional

DEPPERIN dalam penentuan konsep branding, pemilihan

penghargaan

pelaku kreatif yang akan

masyarakat terhadap

dibranding, dan layanan

insan kreatif sebagai

administrasi

profesi yang membawa

2. Memberikan dukungan pada

Fasilitasi untuk mendorong

Berkoordinasi dengan

nilai tambah secara

kegiatan dan organisasi seni

lahirnya insan kreatif dan

DEPBUDPAR, DEPKOMINFO,

ekonomi & sosial

budaya dan iptek yang berperan

entrepreneur kreatif baru

DEPPERIN, MENNEGRISTEK,

dalam industri kreatif

dalam mensosialisasikan peran asosiasi-asosiasi, dan pembentukan Dewan Seni Nasional

3. Menyelenggarakan acara dan

 Fasilitasi untuk mendorong

Berkoordinasi dengan

program yang menggali,

lahirnya insan kreatif dan

DEPBUDPAR, DEPKOMINFO,

mengangkat dan

entrepreneur kreatif baru

DEPPERIN, MENEGRISTEK,

mempromosikan talenta kreatif

 Peningkatan jangkauan dan

DEPNAKERTRANS

yang ada di masyarakat

efektivitas promosi di dalam dan luar negeri

Peran Departemen Perdagangan Sasaran

Arah

Strategi

Pelaksana Program

Fasilitator/Koordinator

4. Membangun mekanisme

Fasilitasi untuk mendorong

Berkoordinasi dengan

kemitraan antara insan kreatif

lahirnya insan kreatif dan

DEPBUDPAR, DEPPERIN,

terkemuka dan yang potensial

entrepreneur kreatif baru

DEPKOMINFO, dalam

untuk dikembangkan lewat

pemilihan mekanisme

proses mentoring

kemitraan, dan insan kreatif yang akan bermitra

C. Peningkatan jumlah

1. Mendukung para entrepreneur

 Fasilitasi untuk mendorong

Berkoordinasi dengan

entrepreneur kreatif

kreatif yang membutuhkan

lahirnya insan kreatif dan

DEPDIKNAS, DEPKEU, BKPM,

secara signifikan

kemudahan dalam memulai dan

entrepreneur kreatif baru

BPPT, LIPI, KN KUKM,

sehingga mendorong menjalankan usaha, baik dari

 Peningkatan jangkauan dan

DEPNAKERTRANS

tumbuhnya lapangan efektivitas pemasaran di dalam

aspek permodalan, perijinan

maupun pemasaran

dan luar negeri

kerja kreatif

 Peningkatan efisiensi pelayanan

distribusi dalam dan luar negeri  Peningkatan kapasitas teknologi melalui program kemitraan baik dengan pihak dalam maupun luar negeri

 Pemberian insentif untuk eksportir dan importir teknologi

2. Membangun mekanisme

Fasilitasi untuk mendorong

Berkoordinasi dgn DEPPERIN,

kemitraan antara pelaku bisnis

lahirnya insan kreatif dan

DEPBUDPAR, DEPKOMINFO,

sebagai wadah business coaching

entrepreneur kreatif baru

DEPNAKERTRANS dalam pemilihan mekanisme kemitraan yang sesuai & pelaku bisnis yang akan bermitra

D. Pengakuan dunia

1. Membangun basis data talenta

Fasilitasi untuk mendorong

Berkoordinasi dengan

internasional terhadap

kreatif Indonesia di berbagai

lahirnya insan kreatif dan

DEPPERIN,

kualitas insan kreatif

belahan dunia dan

entrepreneur kreatif baru

DEPDIKNAS,

Indonesia yang DEPBUDPAR, DEPKOMINFO,

mempromosikan secara aktif

prestasi dan cerita sukses insan

DEPNAKERTRANS untuk

kiprahnya secara

kreatif Indonesia di dalam dan

melengkapi konten database, 9

Peran Departemen Perdagangan Sasaran

Arah

Strategi

Pelaksana Program

Fasilitator/Koordinator

langsung maupun

luar negeri

dan menpromosikannya

tidak langsung dapat dirasakan oleh bangsa Indonesia

Industri kreatif yg

A. Peningkatan daya tarik

1. Memperluas jangkauan

 Peningkatan jangkauan dan

Berkoordinasi dengan

unggul di pasar

subsektor industri

distribusi, misalnya dengan

efektivitas pemasaran di dalam

DEPPERIN, DEPKOMINFO,

domestik & asing,

kreatif, agar menjadi

memperluas saluran (channel)

dan luar negeri

PEMDA dalam hal konten e-

dengan peran dominan commerce, produk yang tempat yang menarik

distribusi

 Peningkatan efisiensi pelayanan

wirausahawan lokal, dipromosikan dan metode untuk berkarir dan

distribusi dalam dan luar negeri

promosi di ITPC

dalam suatu iklim

berinvestasi

2. Meningkatkan apresiasi pasar

Penciptaan informasi dan database

Berkoordinasi dengan

usaha & persaingan

terhadap produk/jasa industri

industri kreatif Indonesia yang

DEPPERIN dan PEMDA

yang sehat

kreatif yang akan meningkatkan

didukung dengan teknologi

potensi pasar subsektor industri

informasi

kreatif (art/media literacy, informasi, pencitraan, dll)

3. Mengumpulkan dan

 Penciptaan informasi dan

Berkoordinasi dengan

mengembangkan riset pasar

database industri kreatif

DEPPERIN dan DEPBUDPAR

domestik dan asing atas

Indonesia yang didukung dengan

produk/jasa industri kreatif, baik

teknologi informasi

preferensi maupun potensinya,

 Fasilitasi untuk mendorong

untuk meningkatkan jumlah

lahirnya insan kreatif dan

konsumen yang bisa dilayani

entrepreneur kreatif baru

4. Melakukan promosi dalam dan

 Fasilitasi untuk mendorong

Berkoordinasi dengan

luar negeri tentang produk & Jasa

lahirnya insan kreatif dan

DEPPERIN, DEPBUDPAR

Industri Kreatif Indonesia agar

entrepreneur kreatif baru

KN KUKM, BKPM,

lebih dikenal oleh pasar domestik

 Peningkatan jangkauan dan

DEPNAKERTRANS

& pasar luar negeri

efektivitas pemasaran di dalam dan luar negeri

5. Menata dan merevitalisasi

 Revitalisasi kebijakan dan

Berkoordinasi dengan

regulasi distribusi, regulasi

regulasi distribusi bahan baku

DEPKUMHAM, DEPPERIN 10

Peran Departemen Perdagangan Sasaran

Arah

Strategi

Pelaksana Program

Fasilitator/Koordinator

impor-ekspor (proteksi, tarif,

industri kreatif

DEPKEU dalam menentukan

quota), subsidi (pure art), untuk

 Perbaikan dan sosialiasi

detil perubahan kebijakan yang

menjamin nilai tambah dinikmati

kebijakan, regulasi distribusi

sesuai

dengan adil, dan untuk

produk/jasa kreatif serta Hak atas

meningkatkan potensi pasar

kekayaan Intelektual

6. Menciptakan Iklim persaingan

Fasilitasi dan pemberian insentif

KPPU, DEPERDAG, DEPPERIN,

usaha yang sehat dan fair untuk

yang mendukung inovasi

DEPBUDPAR, DEPKOMINFO,

menjamin setiap pelaku usaha

KN KUKM, DEPKUMHAM,

memiliki akses pasar yang sama

DEPNAKERTRANS

besar

B. Peningkatan efisiensi

1. Melakukan penataan industri

 Revitalisasi kebijakan dan

Berkoordinasi dengan

serta produktivitas

pendukung misalnya dengan

regulasi distribusi bahan baku

DEPKUMHAM, DEPPERIN

Industri untuk

penataan regulasi bahan baku,

industri kreatif

DEPKEU (PEMDA, DEPTAN,

meningkatkan

budidaya, relokasi, dan riset

DEPHUT) dalam menentukan

inovasi bahan baku alternatif

detil perubahan kebijakan yang

2. Memberikan insentif ekspor dan

 Fasilitasi riset industri kreatif

Berkoordinasi dengan

impor produk/jasa industri

dan pemberian insentif yang

DEPKUMHAM, DEPPERIN

kreatif

mendukung inovasi

DEPKEU dalam menentukan

 Pemberian insentif untuk

detil perubahan kebijakan yang

eksportir dan importir teknologi

sesuai

C. Peningkatan inovasi

1. Mengembangkan pusat/sentra

Fasilitasi kegiatan yang mendorong Berkoordinasi dengan

bermuatan lokal,

desain produk/jasa industri

lahirnya insan kreatif dan

DEPPERIN

untuk menciptakan

kreatif yang berfungsi sebagai

entrepreneur kreatif baru

keunggulan kompetitif jendela advokasi dan pertukaran

bisnis menuju perdagangan internasional

2. Melakukan disseminasi informasi

 Peningkatan kapasitas teknologi

Berkoordinasi dengan

pasar, pengetahuan, desain, dan

melalui program kemitraan

DEPKOMINFO, DEPDIKNAS

teknologi dengan

dengan pihak dalam maupun

Peran Departemen Perdagangan Sasaran

Arah

Strategi

Pelaksana Program

Fasilitator/Koordinator

dikembangkannya melalui pusat

luar negeri

informasi ekonomi kreatif

 Fasilitasi kegiatan yang

mendorong lahirnya insan kreatif dan entrepreneur kreatif baru

3. Memberikan

Fasilitasi untuk mendorong

Berkoordinasi dengan

apresiasi/penghargaan kepada

lahirnya insan kreatif dan

DEPKOMINFO,

insan kreatif secara

entrepreneur kreatif baru

DEPPERIN, DEPBUDPAR,

berkesinambungan

DEPDIKNAS, DEPNAKERTRANS dalam menetapkan pelaksanaan dan prosedur ajang apresiasi

Teknologi yang

A. Penguatan Iklim usaha

1. Melakukan revitalisasi regulasi

 Peningkatan kapasitas teknologi

Berkoordinasi dengan

memperkaya ide

kondusif untuk

impor teknologi pendukung

melalui program kemitraan

DEPKOMINFO, DEPKEU (BEA

Industri kreatif dan tarif

dengan pihak dalam maupun

CUKAI) untuk yang terkait,

kreasi,

merangsang investasi teknologi dan

komunikasi

luar negeri

BPPT, DEPKOMINFO DEPLU,

mentransformasikan

 Pemberian insentif untuk

DEPPERIN,

infrastruktur teknologi

ide menjadi karya

eksportir dan importir teknologi

LIPI, MENRISTEK

nyata, terjangkau masyarakat Indonesia dan senantiasa berevolusi menuju inovasi yang lebih

baik

Pemanfaatan bahan

A. Penciptaan iklim

1. Mengevaluasi kebijakan ekspor

Revitalisasi kebijakan dan regulasi

Berkoordinasi dengan

baku sebesar-

kondusif untuk

komoditi hayati yang merupakan

distribusi bahan baku industri

DEPKUMHAM, DEPPERIN

menjaga ketersediaan

bahan baku utama bagi industri

kreatif

DEPKEU dalam menentukan

besarnya bagi

kreatif

detil perubahan kebijakan yang

industri lokal untuk

pasokan bahan baku

sesuai

Peran Departemen Perdagangan Sasaran

Arah

Strategi

Fasilitator/Koordinator menciptakan nilai

Pelaksana Program

yang dibutuhkan oleh

tambah dan tingkat

industri kreatif dalam

2. Membuat peraturan perdagangan

Revitalisasi kebijakan dan regulasi

Berkoordinasi dengan

utilisasi yang tinggi DEPKUMHAM, DEPPERIN

negeri

komoditi hayati yang dibutuhkan

distribusi bahan baku industri

oleh industri kreatif yang

kreatif

DEPKEU dalam menentukan

& ramah lingkungan menguntungkan kedua belah

detil perubahan kebijakan yang

pihak,yaitu petani komoditi dan

sesuai

pelaku usaha industri kreatif

Masyarakat

A. Penciptaan

1. Memantapkan landasan interaksi

Perbaikan dan sosialiasi kebijakan,

Berkoordinasi dengan,

berpemikiran

penghargaan terhadap

bisnis antara perusahaan dengan

regulasi distribusi produk/jasa

DEPPERIN, DEPKUMHAM,

HKI & pengakuan

individu-individu kreatif berupa

kreatif serta Hak atas kekayaan

BKPM, DEPNAKERTRANS

terbuka yang

mengkonsumsi

terhadap manfaatnya bagi ekonomi menghargai HKI (sistem royalti,

standar kontrak bisnis yang

Intelektual

produk kreatif lokal pencegahan plagiarisme, dll)

B. Peningkatan apresiasi

1. Mengkampanyekan penggunaan

 Fasilitasi untuk mendorong

Berkoordinasi dengan:

terhadap budaya

produk kreatif dalam negeri

lahirnya insan kreatif dan

DEPBUDPAR, DEPPERIN, &

bangsa yang

sebagai budaya bagi masyarakat

entrepreneur kreatif baru

DEPKOMINFO

diwujudkan dalam

dan bentuk apresiasi masyarakat

 Peningkatan jangkauan dan

penghargaan pada efektivitas pemasaran di dalam

dan luar negeri

produk bermuatan budaya daerah/nasional yang berkualitas

C. Peningkatan kesadaran

1. Membangun konsep, strategi dan

 Fasilitasi untuk mendorong

Memfasilitasi atau

dan penghargaan

implementasi kampanye tentang

lahirnya insan kreatif dan

mengkoordinasikan kegiatan

dunia internasional

Indonesia berdasarkan

entrepreneur kreatif baru

yang akan dilakukan dengan

terhadap Indonesia

keragaman budaya dan

DEPBUDPAR dan DEPPERIN

keindahan alamnya, dan sesuai

dan produk/jasa

dengan citarasa pasar

bermuatan budayanya

internasional

yang membawa manfaat ekonomis

AKSUD I.4. M & T UJUAN Maksud dan Tujuan dari pembuatan Rencana pengembangan Ekonomi kreatif 2009-

2015 oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia adalah:

1. Mengembangkan pedoman operasional dalam membuat program serta kegiatan pengembangan ekonomi kreatif di jajaran Departemen Perdagangan Republik Indonesia khususnya;

2. Membuat sebuah rujukan bagi instansi yang terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif sehingga tercipta kolaborasi serta sinergi yang positif dalam pemanfaatan APBN maupun APBD untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia;

3. Membuat tolok-ukur pencapaian dalam pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia, khususnya bagi Departemen Perdagangan Republik Indonesia.

4. Mengembangkan sumber informasi tentang kebijakan, program serta kegiatan pengembangan ekonomi kreatif oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia sehingga dapat mendorong partisipasi masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pengembangan ekonomi kreatif ini.

UANG I.5. R L INGKUP P ENGEMBANGAN I NDUSTRI K REATIF O LEH D EPDAG Pada dasarnya ekonomi kreatif meliputi seluruh aktivitas ekonomi yang dilakukan di

segala lapisan masyarakat. Tetapi berdasarkan studi pemetaan serta cetak biru pengembangan ekonomi kreatif Indonesia, maka pemerintah telah memfokuskan pengembangan ekonomi kreatif ini terhadap 14 subsektor industri yang dikategorikan sebagai kelompok industri yang memiliki dominasi pencipataan nilai dengan memanfaatkan intelektualitas Sumber Daya Insani.

Empat belas subsektor Industri kreatif yang menjadi fokus pengembangan oleh Pemerintah hingga tahun 2025 adalah meliputi: periklanan; arsitektur; pasar barang seni; kerajinan; desain; fesyen; video, film dan fotografi; permainan interaktif; musik; seni pertunjukan; penerbitan dan percetakan; layanan komputer dan piranti lunak; televisi dan radio; dan riset dan pengembangan.

Dari ke-14 subsektor industri kreatif yang telah dijelaskan di atas, maka hingga tahun 2010, Departemen Perdagangan Republik Indonesia akan memfokuskan diri untuk mengembangkan Industri kreatif meliputi subsektor: (1) Arsitektur; (2) Film, video, dan fotografi; (3) Fesyen; (4) Musik; (5) Kerajinan; (6) Desain. Tetapi dalam kegiatan- kegiatan promosi yang dilakukan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri tidak akan menutup kemungkinan bahwa Departemen Perdagangan RI akan memfasilitasi seluruh pelaku industri kreatif untuk ikut serta dalam kegiatan promosi tersebut.

Pemilihan keenam subsektor di atas, didasari oleh pertimbangan:

1. Hasil kajian pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh DEPERDAG RI pada tahun 2007. Dari hasil kajian diperoleh beberapa kesimpulan terdapat beberapa subsektor industri kreatif yang memiliki potensi untuk dikembangkan;

2. Subsektor tersebut relevan dengan visi, misi, dan tupoksi DEPERDAG RI; serta

3. Merupakan subsektor potensial (mengacu kepada perkembangan industri saat ini) yang ingin dikembangkan oleh DEPERDAG.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24