S UCCESS AND F AILED S TORIES
3.6 S UCCESS AND F AILED S TORIES
3.6.1 Cerita Sukses Insan Kreatif Beragam prestasi dan pencapaian sudah ditorehkan oleh para insan kreatif Indonesia, baik di tingkat daerah, nasional
maupun internasional. Kesuksesan sebagian kecil di antara mereka kembali diangkat pada studi ini. a. Popo Danes – Subsektor Arsitektur Popo Danes merupakan seorang arsitek asal Bali yang secara konsisten
menggunakan dan mengintegrasikan karakter arsitektur tradisional Bali yang ramah lingkungan ke dalam proyek-proyeknya. Melalui biro arsitek ―Popo Danes Architect‖ yang dimilikinya kini Popo Dane sudah memiliki banyak klien dari berbagai negara seperti UAE, Jerman, Australia, Amerika
Serikat, Kosta Rika, Taiwan, Malaysia, India, Thailand, dan Vietnam. Berkat karya-karyanya Popo Dane mendapat berbagai macam penghargaan, dan sering mendapat undangan sebagai pembicara dalam guest lecture atau seminar.
Popo Dane lulus dari Universitas Udayana Denpasar dengan jurusan Arsitektur. Saat masih menjadi mahasiswa, Popo Dane pernah memenangkan lomba desain arsitektur yang diadakan provinsi Bali. Pada tahun 1992, Popo Dane mendapatkan dana dari Rotary Foundation untuk mengunjungi museum, studio desain, dan tempat konstruksi bangunan. Kemudian pada tahun 1993 Popo Dane mendirikan biro arsitektur miliknya yang sebagian besar proyeknya merupakan resor wisata yang mewah, hotel butik, dan rumah kediaman kelas tinggi. Berikut ini merupakan beberapa penghargaan dan karya Popo Dane:
Lokasi
Karya Fish Market Restourant
Dubai InterContinental Hotel
Private Villa
Kauai Hawaii
Natural Heritage Orchard & Country Resort
Melaka Malaysia
Kanakadurgha Amusement, Water park, and Island
Vijayawada India
Resort Bay Park Beach Resort
Visakaphatnam India
Penghargaan yang diterima
Tahun Natura Eco Resort
Even
2004 Energy efficient pada kategori bangunan tropis untuk
ASEAN Energy Award
2008 Ubud Hanging Garden
ASEAN Energy Award
3 Top Architect
Somfy Living Architecture "Biennale
d'architecture"
Los Angeles, California, Amerika Serikat. Sejak kecil bakat seninya sudah sangat menonjol, dan selalu menjadi yang terbaik di kelas seni. Seperti yang dituturkannya: ―masa depanku sudah terpahat di batu‖ nampaknya Yolanda memang terlahir untuk menjadi seniman dan desainer. Setelah lulus dari Art Center College of Design di Los Angeles pada tahun
2000, Yolanda mulai bekerja di yU+co mendesain grafis judul untuk proyek-proyek seperti film 300, Desparate Housewives, dan Ugly Betty.
Ketertarikan Yolanda terhadap branding mendorongnya untuk mendirikan perusahaan sendiri yaitu Ferroconcrete pada tahun 2006. Ferroconcrete adalah sebuah perusahaan desain dan branding yang berlandaskan pada ide-ide cerdas dan sederhana. Ferrocencrete bertuiuan untuk memberi karakater dan kepribadian pada sebuah brand dan meyakini bahwa brand yang tahan lama tidak akan ada tanpa desain. Berkat hasil kerjanya, Yolanda telah menerima berbagai penghargaan yang beberapa di antaranya adalah:
Tahun Penghargaan yang diterima
Even
Nominasi untuk Opening Title Design "Desperate Emmy Award 2005 Housewives" Nominasi untuk Opening Title Design "Ugly
2006 Betty" Nominasi untuk Opening Title Design "The
Emmy Award
2007 Triangle"
Emmy Award
c. Wahyu Aditya – Subsektor Film, Video Fotografi (Animasi) Wahyu Aditya merupakan juara dunia Screen Entrepreneur dalam acara
IYCE (International Young Creative Entrepreneur) award 2007 yang diselenggarakan British Council. Saat itu, Wahyu Aditya baru berumur 27
tahun dan menjadi pemenang termuda dalam sejarah IYCE award. Kesukaan pada menggambar dan dunia film telah memicu pria kelahiran Malang, Jawa Timur ini untuk belajar Interactive Multimedia di KvB
Institute of Technology Sydney, Australia. Bakatnya terlihat dengan gelar ‗ Best Student ‘ yang diperoleh dari sekolah ketika itu. Pada usia 24 tahun, Adit mendirikan sekolah animasi Hello:Motion. Pilihan ini bisa
dikatakan sangat berani karena selain harus meninggalkan pekerjaannya, Adit juga harus berhutang ke bank sebesar $US 400.000. Namun pilihannya tak salah, ia sukses dan bahkan sudah mampu melunasi utangnya pada usia 27 tahun. Kini, Hello Motion, telah mencetak ratusan siswa muda berbakat di bidang film dan animasi. Selain itu, Festival Hello;Motion yang diadakannya berhasil menarik 400 lebih pekerja dan 10 ribu pemerhati, sehingga menghasilkan banyak lapangan pekerjaan baru dan kesempatan pengembangan industri film di Indonesia. Adit pun mengadakan festival film yang diberi nama Hello;Fest. Festival ini menyuguhkan berbagai karya motion picture seperti animasi, film pendek, musik klip, dokumenter hingga experimentalyang segar dan tidak mainstream. Beberapa penghargaan yang dimenangkan Wahyu Aditya antara lain:
Penghargaan yang diterima
Tahun Finalist
Even
2004 Finalist
Short Film Festival – Tokyo, Jepang
2005 8 Penghargaan
Asiana Film Festival – South Korea
2005 World Winner, Film Category
Festival Animasi Indonesia
British Council International Young 2007 Creative Entrepreneur of The Year
30 Most Inspiring People under 30
2008 d. Gita Gutawa – Subsektor Musik
Award from Hard Rock FM Indonesia
Sejak kecil Gita Gutawa sudah mendalami musik dengan arahan ayahnya yang merupakan penata musik dan produser musik kenamaan Indonesia. Gita Gutawa mulai belajar piano klasik sejak kelas 2 SD kemudian memperkuat ilmu musiknya dengan mempelajari piano jazz, gitar akustik, dan latiha vocal. Ciri khas gadis belia ini adalah suara sopran yang mampu membawa genre pop klasik dengan high pitch -nya.
Gita mulai dikenal publik sebagai penyanyi cilik saat berduet dengan ADA Band, membawakan lagu ―Yang Terbaik Bagimu‖. Menginjak usia ke-15 tahun, Gita sudah mengeluarkan 2 album yaitu Kembang Perawan (2007) dan Harmoni Cinta (2009). Album pertamanya sukses meraih Platinum Award denganterjual sebanyak 150.000 kopi hanya dalam 4 bulan. Lagu-lagu yang menjadi hits pada album pertama antara lain Bukan Permainan, Doo Be Doo, Kembang Perawan, To Be One, dan Surga Di Telapak Kakimu. Sementara album terbarunya yaitu Harmoni Cinta baru saja beredar dengan mengeluarkan lagu andalan ―Parasit‖. Sukses komersil Gita Gutawa diikuti dengan berbagai penghargaan musik. Selain itu, Gita Gutawa juga telah mengharumkan nama Indonesia di berbagai festival Internasional yang diikutinya. Beberapa penghargaan yang diperoleh Gita Gutawa antara lain:
Tahun Penghargaan yang diterima
Even
Pendatang Baru Terbaik
2008 Album Terbaik
Anugerah Musik Indonesia
2008 Penghargaan Tertinggi untuk semua kategori
Anugerah Musik Indonesia
6 th International Nile Song Festival di
Kairo, Mesir 6 th International Nile Song Festival di Kairo, Mesir
e. 347 Bandung – Subsektor Fesyen 347 yang dimotori oleh Dendy Darman dapat dikatakan sebagai salah satu pionir distro di
Bandung. Saat ini 347 merupakan salah satu distro dengan omset terbesar se-Bandung dan merupakan brand yang paling familiar ( Top-of-mind) dari para peminat produk-produk distro. 347 lahir karena hobi para pendirinya berselancar yang dilengkapi dengan berbagai
perlengkapan termasuk clothing nya. Clothing produksi luar negeri pada saat itu termasuk langka dan mahal sehingga memicu sekelompok anak muda pencinta selancar ini untuk membuat produk clothing sendiri. Maka dengan modal patungan 1 juta rupiah, didirikanlah 347 Boardrider pada tahun 1996. Pada awalnya, 347 hanya memproduksi berdasarkan pesanan ( by order ). Namun, sedikit demi sedikit permintaan terus meningkat sehingga harus melakukan sistem stock . 347 terus berkembang dan penjualannya telah merambah berbagai bagian dari Indonesia dan juga negara-negara lain seperti Australia, Singapura, Inggris, Spanyol, dan Jepang. Sebagai
pun melebarkan
sayap
keberbagai bidang yang
bisa
dieksplorasi oleh kemampuan desain mereka. Mereka juga mempunyai perusahaan rekaman yang memunculkan musisi seperti Superman Is Dead dan The Milo.
f. Indrawati Lukman – Subsektor Seni Pertunjukan Dedikasi Indrawati Lukman dalam dunia Seni Tari dan kemampuannya mengelola Studio Tari
telah terbukti dengan berbagai penghargaan yang diterimanya. Berbagai kegiatan penting yang diselenggarakan di Kota Bandung, apabila melibatkan unit kesenian khususnya Seni Tari akan meminta penanganan Indrawati Lukman bersama Studio Tari Indra.
Peran sebagai Duta Seni dan Budaya Indonesia telah membawa Indrawati keliling dunia. Sejak tahun 1957 sampai tahun 1997 Indrawati telah berkunjung ke berbagai negara di belahan penjuru dunia diantaranya Rusia, Cekoslovakia, Hungaria, Mesir, RRC, Korea Utara, Thailand, Philipina, Singapura, Malaysia, Jepang, Uzbekistan, Toronto, Braunschweig & Hamburg Jerman
serta beberapa negara lainnya. Selain itu juga Indrawati pernah mengisi acara pada kegiatan New York World‘s Fair di Amerika Serikat dan yang terakhir adalah muhibahnya ke Vancouver-Canada.
Tahun 1968 Indrawati mendirikan Studio Tari Indra di Bandung dengan maksud melestarikan kesenian tradisional Jawa Barat, khususnya seni Tari Sunda, melalui pembelajaran tari Sunda klasik maupun pengembangannya secara konsisten kepada anak-anak usia dini, remaja hingga dewasa. Studio Tari Indra kini telah memiliki cabang di Garut, Sumedang, dan Serang. Secara terus menerus
Indrawati dan Studionya berusaha mengembangkan bentuk kreasi baru dan memasarkan hasil garapannya. Menurut Indrawati, mengembangkan tari Sunda pada saat ini tidak gampang, apalagi untuk mengharumkannya di luar negeri.
Kerja keras dan dedikasi Indrawati terbayar ketika Studio Tari Indra yang ia pimpin berhasil keluar sebagai juara pertama dalam acara Sisli International Culture & Art Festival ke-9 , yang berlangsung pada 24-30 Juni 2008 lalu di Turki. Prestasi ini mendorong Pemerintah Indonesia memberikan Penghargaan Berprestasi dari Pemerintah Republik Indonesia Prestasi yang diraih Studio Tari Indra di Turki menunjukkan sebuah bukti bahwa perkembangan dan pertumbuhan tari Sunda di mata dunia internasional mempunyai nilai dan citra yang tinggi, yang tidak kalah dengan perkembangan dan pertumbuhan seni tari lainnya di nusantara maupun di berbagai belahan dunia lainnya.
g. TVOne – Subsektor Televisi dan Radio TvOne adalah stasiun televisi swasta Indonesia yang
sebelumnya bernama Lativi. Lativi didirikan pada tahun 2002 oleh pengusaha Abdul Latief. Pada saat itu konsep penyusunan acaranya banyak menonjolkan masalah yang
berbau klenik, erotisme, kriminalitas, dan hiburan ringan lainnya.
Pada 14 Februari 2008, Lativi secara resmi berganti nama menjadi tvOne, dengan komposisi 70 persen berita, sisanya gabungan program olahraga dan hiburan. Sementara Abdul Latief tidak lagi berada dalam kepemilikan saham tvOne. Komposisi kepemilikan saham tvOne terdiri dari PT Visi Media Asia sebesar 49%, PT Redal Semesta 31%, Good Response Ltd 10%, dan Promise Result Ltd 10%. Sejak perubahan konsep inilah tvOne meraih berbagai penghargaan terutama untuk konten acara beritanya. Pada musim Pemilu 2009 tvOne memberikan porsi besar dalam acara beritanya dan menobatkan dirinya menjadi Televisi Pemilu. Beberapa penghargaan yang diperoleh tvOne antara lain:
Tahun Penghargaan yang diterima
Even
Nominasi untuk Kabar Petang
2009 Nominasi untuk Apa Kabar Indonesia Malam
Panasonic Award
2009 Nominasi untuk Cover Story
Panasonic Award
2009 Nominasi untuk Debat
Panasonic Award
2009 Nominasi untuk Telusur
Panasonic Award
2009 Nominasi untuk Negeri Impian
Panasonic Award
2009 Nominasi untuk Liga Djarum
Panasonic Award
2009 Nominasi untuk Copa Indonesia
Panasonic Award
Panasonic Award
h. David Setiabudi – Subsektor Permainan Interaktif David Setiabudi sering dilihat sebagai pelopor pengembang game Indonesia. Pada
awalnya, David yang pembuat komik melihat bahwa perkomikan, peranimasian dan pergamean Indonesia sangat lemah. Saat itu David berangan-angan, bagaimana jika karakter komik yang dibuatnya bisa bergerak? Nah, semenjak itulah David mulai belajar sedikit-sedikit tentang pemrograman sederhana. Padahal, latar belakang pendidikan Pak David adalah jurusan desain dan refraksinis optisien
(kedokteran optik mata D3), dan tidak ada background teknik informatika sama sekali.
Pada tahun 2004, Divine Kids Associates dibentuk oleh David dan mulai mencoba menghasilkan game. Setelah memilih 16 game dari puluhan game yang diseleksi, dan diterbitkan (sebagai bonus CD)
Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan bagi David sebagai ―Pembuat Game Pertama di Indonesia‖ pada tanggal 27 Januari 2004 di Semarang. Di sini disahkan 2 hal, yaitu David Setiabudi sebagai pembuat game pertama
di Indonesia, dan Divine Kids sebagai game pertama Indonesia. Penghargaan diserahkan secara langsung oleh Bapak Jaya Suprana, pendiri MURI. Saat itu Kak Seto Mulyadi juga menghadiri acara itu. Kak Seto terus menerus mendukung David sejak pertama kali menulis skripsinya tentang game. Beberapa penghargaan yang diterima David Setiabudi/Divine Kids antara lain:
Tahun Pembuat Game Pertama di Indonesia (Divine Museum Rekor Indonesia
Penghargaan yang diterima
Even
2004 Kids) Game Developer Indonesia Terfavorit
2008 i. Joko Hartanto – Subsektor Penerbitan dan Percetakan
Indonesia Game Show
Namanya Djoko Hartanto, pria asal Semarang yang lahir pada tanggal 17 Juli 1972 ini membangun sebuah penerbitan yang dinamakan Concept Media sejak tahun 2003. Dia membangun usaha tersebut setelah keluar dari tempat kerja dan menjaminkan rumah pribadinya untuk mendapat modal pinjaman sebesar 500 juta rupiah. Keberanian Djoko patut diacungi jempol terutama karena ia tidak memiliki latar belakang publisher namun berani menceburkan diri di industri yang hampir 85 % dikuasai penerbit-penerbit kelas kakap. PT. Concept Media berdiri, dengan visi sebagai penerbit yang kreatif dan berkomitmen tinggi untuk menghadirkan sesuatu yang berkualitas dan bisa menginspirasi para pembaca. Melalui perusahaannya Djoko kemudian menelurkan sebuah majalah dengan title Concept Magazine.
Concept Magazine hadir sebagai penerbit untuk menyajikan media desain grafis di Indonesia yang terbilang langka. Padahal dunia desain grafis di Indonesia terbilang booming , sejalan masuknya informasi dengan cepat sehingga cepat pula menghasilkan ahli ‐ahli desain dari bangsa ini. Tapi hal tersebut kurang disertai kehadiran bahan ‐bahan yang bisa menjadi referensi yang baik, atau media informasi yang dapat menggenjot kreativitas para desainer kita. Kehadiran Concept Magazine pun jadi bisa dianggap pioner untuk media di bidang desain grafis dan cukup memuaskan dahaga para desainer kita. Dapat dikatakan, bahwa majalah Concept merupakan satu- satunya majalah desain grafis berskala nasional. Ternyata konsep yang ditawarkan Djoko berhasil, majalah Concept terjual cukup bagus dan bahkan sekarang sudah memiliki langganan fanatiknya, yakni sekitar 30% dari pembeli. Majalah Concept kini sudah menjadi bahan referensi untuk para desainer grafis di Indonesia, terbukti menurut Djoko setiap edisi majalahnya selalu terjual habis dalam skala lebih dari 1000 eksemplar. Sukses secara penjualan diikuti pula penghargaan terhadap hasil karya Djoko dan rekan-rekannya. Salah satu penghargaannya adalah Australian Alumni Awards untuk Creativity and Design pada tahun 2009. Kemudian Djoko menerbitkan maja lah yang lain yang bernama ― BabyBoss ‖. Babyboss berkonsep sebagai majalah yang mencoba mengupas serta menampilkan perkembangan
, juga ada Oyas dan Iput yang banyak membuat komik dalam negeri. G.I Joe Motif sesungguhnya di balik cergam Alia ini adalah pemikiran idealis seorang Djoko yang ingin mengangkat karya anak bangsa dan menularkan trend cergam atau cerita bergambar. ―Jepang punya Manga, China punya Manhua, dan Indonesia punya Cergam.
j. Kendro Hendra – Subsektor Layanan Piranti Lunak Kendro Hendra, pria kelahiran Palembang, 31 Desember 1955, orang Indonesia yang
mampu menciptakan aplikasi peranti bergerak yang memungkinkan sebuah ponsel lebih bermakna dan bergaya. Sarjana Ilmu Komputer dari University of Manitoba,
Kanada, ini telah mencipta puluhan aplikasi peranti lunak untuk membuat ponsel memiliki kelebihan.
Kendro Hendra dikenal telah menciptakan aplikasi AirGuard, yang sudah ditanamkan di ponsel communicator Nokia. AirGuard merupakan teknologi yang dapat
menyelamatkan data dari sebuah ponsel. Kelebihan dari teknologi ini yaitu dapat menghubungi pencuri telepon, meski dia sudah mengganti simcard -nya dengan
nomor lain.
Selain AirGuard, temuan lainnya antara lain AirAlbum, AirFax, AirRadio, dan AirVouchers. Tetapi, aplikasi paling luas dan banyak digunakan adalah SettingsWizard dan S80-DataMover yang dilisensi Nokia secara global untuk dimasukkan dalam setiap ponsel Symbian S60 Nokia. SettingsWizard adalah peranti lunak yang ditanamkan di ponsel Nokia, di mana saat pemilik ponsel memasukkan simcard dari operator seluler mana pun, ponsel itu otomatis bisa men-setting sendiri, baik SMS, MMS, e-mail, maupun GPRS, sehingga tidak harus diketik ulang. Demikian juga S80- DataMover yang memungkinkan pemindahan data secara otomatis dari satu ponsel ke ponsel lain atau dari satu communicator ke communicator lain, juga tanpa harus mengetik ulang. Kini, temuan Kendro itu diterjemahkan ke dalam 127 bahasa. Kendro Hendra merupakan pendiri perusahaan InTouch, yang merupakan satu dari sedikit perusahaan komunikasi dan informasi Indonesia dengan reputasi internasional. Kantor pemasaran perusahaan yang didirikan tahun 1996 itu berada di Singapura. Sementara untuk pengembangan tetap dilakukan di Indonesia. Selain itu pada tahun 1983 Kendro juga mendirikan sebuah sekolah pendidikan komputer yang dinamakan Pusdikom.
3.6.2 Lesson Learned Pelaku Kreatif yang Kurang Berhasil Sebelum meraih kesuksesan, tak sedikit dari para insan kreatif harus mengalami kegagalan terlebih dahulu. Berikut
adalah beberapa pelajaran dari kegagalan yang pernah dialami oleh beberapa insan kreatif Indonesia. a. Henky Eko Sriyanto – Subsektor Kerajinan & Fesyen Hengky Eko Sriyanto merupakan sarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Surabaya (ITS) yang dapat dikatakan menyimpang
dalam hal pekerjaan setelah lulus. Saat ini Eko terkenal sebagai seorang pengusaha franchise makanan. Arek Suroboyo asli ini adalah pendiri dan pemilik waralaba Bakso Malang Kota ―Cak Eko‖. Tidak hanya bisnis bakso, Cak Eko juga dikenal memiliki waralaba ―Soto Ayam Kampoeng Jolali‖ serta ―Ayam & Bebek Goreng Sambel Bledeg‖. Sampai tahun 2008 franchise Eko telah berjumlah 82 buah dan tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Eko mendapatkan penghargaan dan pencapaian yang luar biasa karena bisnisnya tersebut. Di umur yang relatif muda ia baru saja dinobatkan oleh koran Bisnis Indonesia sebagai juara I ―Bisnis Indonesia Young Entrepreneur Award 2008‖ untuk kategori utama. Kemudian salah satu penghargaan bergengsi adalah juara I Wirausaha Muda Mandiri 2008. Penyerahaan penghargaan ajang tersebut dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi oleh Menteri BUMN
Sofyan Jalil di Jakarta Convention Center, 3 Desember 2008. Tanggal 11 Desember 2008 usaha Cak Eko Bakso Malang Kota ―Cak Eko‖ menyabet Penghargaan The Best In Business Prospect Indonesia Franchise Start Up 2008. Penghargaan lainnya adalah ―Indonesian Innovative Creative Award 2007‖ dari Menteri Koperasi & UKM, Menakertrans & Menperin,
―Indonesian Small Medium Business Entrepreneur Award 2007‖ dari Menkop & UKM. Namun demikian, Eko juga memiliki sisi lain dari perjalanan bisnisnya, beberapa kali Eko sempat mengalami kegagalan
dalam berbisnis dan hidup dengan keadaan serba keterbatasan. Eko telah mencoba berbagai bidang usaha sebelum terlibat dalam bisnis waralaba makanan. Tahun 1997, saat baru pertama kali hijrah di Jakarta Eko pernah jual-beli HP bekas namun hanya bertahan 1 tahun. Tahun 1998, Eko mencoba peruntungan di bisnis MLM namun hanya bertahan 6 bulan. Eko pun pernah mengalami kegagalan dalam bisnis agrobisnis.
Eko mendapatkan modal sebesar 13 juta rupiah yang merupakan sisa dari biaya perjalanan saat ia mempublikasikan artikel tekniknya di Jepang. Eko memutar otak bisnisnya dan menjatuhkan pilihan pada bisnis tas dan dompet kulit produksi Tanggulangin Sidoarjo. Eko cukup berhasi menjalankan bisnisnya. Barang yang didatangkan dari Tanggulangin disebarkan ke butik-butik di Jakarta. Namun persoalannya adalah pembayaran dari butik-butik tersebut tidak selancar yang diharapkan. Sistem konsinyasi yang diterapkan tidak mendukung kelancaran cash flow . Banyak tagihan yang tertunda hingga membuat Eko kesulitan memutar uang. Setelah satu tahun berjalan Eko memutuskan untuk berhenti dari bisnis tersebut. Barang-barang yang berada di butik pun saya tarik semuanya dan dibawa pulang ke rumah untuk saya bagi-bagikan kepada keluarga. Alih-alih mendapat untung, modal usaha sebesar 13 juta pun hilang tak berbekas.
Namun Eko bukan orang yang mudah menyerah dan putus asa. Dengan modal sebesar 5 juta yang berasal dari pinjaman koperasi kantor, bisnis busana muslim pun dijalani Eko. Pasar Tanah Abang Jakarta dan kota Surabaya dipilih oleh Eko menjadi tujuan saya untuk melempar barang. Bisni Eko berkembang pesat dengan tingkat keuntungan mencapai 100%. Kala itu Eko tidak mengambil keuntungan usaha untuk keperluan konsumtif. Keuntungan yang didapatkan ditambahkan lagi
makin berkembang. Namun lama kelamaan banyak orang yang meniru bisnis ini dan kompetitor mulai bermunculan dengan harga yang lebih murah. Hingga akhirnya omset bisnis Eko turun drastis. Setelah Eko jalani selama 1 ½ tahun, Walaupun tidak rugi total, Eko memutuskan untuk berhenti dan beralih ke bisnis kerajinan tangan (handy craft).
sebagai modal
Pertengahan tahun 2002, Eko melihat-lihat pameran handy craft dan tertarik dengan kerajinan miniatur becak & sepeda yang dipajang di salah satu stand. Eko kemudian mencoba untuk memproduksinya sendiri. Tiap sabtu dan minggu Eko membawa proposal penawaran ke beberapa hotel dan pasar swalayan di Jakarta. Beberapa tempat bersedia menerima produk tersebut. Lagi-lagi persoalannya semua hanya bersedia menerima barang dengan sistem konsinyasi. Kesulitan cash flow kembali terulang. Setelah berjalan 6 bulan bisnis kerajinan tangan ini pun Eko tutup.
Sebagai hasil dari pengalamannya berbisnis, menurut Eko ada beberapa hal yang harus diperhatikan apabila ingin maju, yaitu:
1. Berani memulai 2. Mempunyai keyakinan yang kuat untuk sukses 3. Jeli melihat peluang 4. Menciptakan merek usaha yang unik 5. Memodifikasi produk sesuai keinginan pasar 6. Terlibat secara langsung dari awal proses usaha
Eko berbagi pengalaman bisnisnya pada masyarakat lewat empat buku yang sudah diterbitkan, yaitu ‖Resep Paling Manjur Menjadi Karyawan Kaya Raya (September 2007)‖, ―15 Jurus Antirugi Buka Usaha Rumah Makan (Juli 2008)‖,
‖Obat Paling Mujarab Sembuhkan Penyakit Penyebab Kebangkrutan Usaha (Oktober 2008)‖, dan ―The Cak Eko Way, Kiat Menggapai Kesuksesan Bisnis Bermodal Tekad dan Sedekah (terbit
22 Desember 2008)‖
b. Animik dan QN – Subsektor Penerbitan dan Percetakan Pada dekade 1990-an muncul studio-studio komik yang didominasi oleh generasi muda sebagai sebuah indikasi akan
kebangkitan kedua dunia komik Indonesia. Tidak berbeda dengan masa 1950-an, kebangkitan ini membawa naluri ‘tanding‘ melawan derasnya komik impor dan semangat memunculkan budaya lokal. Namun hal yang menarik disini adalah saat konteks budaya yang sudah berubah. Perubahan itu bisa kita lihat dalam cermin komik Indonesia era 90-an ini dimana komik Indonesia tidak hanya menghadapi komik imporan, tapi juga menghadapi realitas industrialisasi, modernitas. Industrialisasi menjadi jalan hidup, bahkan dalam komik.
Contoh yang dapat diambil adalah kemunculan Animik dan QN pada tahun 1992 di Bandung yang berbasiskan komik industri. Sebagai industri orientasi profit adalah prioritas utama, maka langkah pertama membuat komik adalah mencari pasar sebagai pembeli, dan pasar komik Indonesia yang ditemukan adalah pembeli yang sedang tergila-gila komik impor. Animik dan QN kemudian melakukan strategi dengan memberikan suguhan komik yang hampir sama. Strategi mendekati pasar seperti dilakukan Animik dan QN menjebak mereka pada situasi tahun 1940-an. Dimana mainstream pada saat itu adalah komik imporan Amerika, walhasil komik Indonesia seperti Sri Asih, Kapten Bintang 8 Garuda Putih, Kapten Komet dihujat karena memiliki kemiripan bentuk dengan komik Amerika dan yang paling utama adalah ketakutan pada gagasan (budaya yang dibawa). Akhirnya nasib Caroq (QN) dan Si Jail (Animik) hanya mengulang kegagalan yang sama, yang membedakannya adalah proses pada pola adaptasinya saja.
Salah satu hal terpenting dalam industri komik adalah bagaimana memperhitungkan keberlanjutan produk (kontinuitas). Komik adalah barang dagangan yang ‘harus‘ dapat dijual terus- menerus dengan kualitas yang tetap terjaga. Tokohnya harus dapat terus dihidupkan hingga tidak hanya berlaga dalam adegan sebuah komik, tapi juga dalam baju tidur, pin, topi, kaos, poster dan lain-lain. Untuk mewujudkan semua itu, maka diperlukan sebuah tim dari berbagai spesifikasi untuk menangani riset, kreatif dan pemasaran. Dalam sebuah tim kreatif misalkan, akan dibagi pula berdasarkan spesifikasi
bidang kerja seperti penulis, pensiler, peninta, pewarna. Industri ini akan bertemu lagi dengan instrumen industri lain seperti penerbit. Penerbitan sebagai bidang usaha, yang
akan menyusun pula perhitungan-perhitungan untung rugi dengan sistem royalti, pembelian hak cipta atau kontrak jumlah produksi per tahun. Di Indonesia keterlibatan penerbit pada proses kreatif komikus sangat dominan sehingga dapat sangat mempengaruhi, tidak hanya studio komik berbasiskan industri tapi juga komikus profesional dengan idealisme tertentu. Akibat dari perbedaan cara pandang industri penerbitan dan pembuat komik maka berkembanglah jalur independen di mana para kreator komik tidak menggantungkan diri pada sistem yang ada (industri), tapi lebih cenderung membentuk sistem sendiri. Para kreator ini bergerak dalam bentuk komunitas, mendistribusikan melalui satu kegiatan ke kegiatan lain atau dari teman ke teman. Para komikus indenpenden ini akhirnya mempunyai pangsa pasarnya sendiri.
Komunitas komik diluar sistem industri ini, berjalan seiring dalam distribusi (event ke event), mereka bukan tidak jengah dengan sistem industri dan booming komik impor, namun mereka tidak menghiraukannya. Komikus-komikus ini asyik dengan ‘dunia‘ komik yang mereka ciptakan sendiri, dunia komik yang akhirnya membentuk komunitas dan segmen pasar dengan sendirinya komunitas yang bergerak dari event ke event mencari perkawanan dan menjual komiknya dari tangan ke tangan.
c. Film
Akhir dekade 1980-an film Indonesia hanya berisikan tema-tema komedi, seks, seks horor, dan musik (dangdut) dengan tujuan untuk mencapai keuntungan saja tanpa memperhatikan mutu, jalan cerita, sinematografi. Akibat penurunan kualitas secara drastic dari film-film yang diproduksi, Festival Film Indonesia (FFI) yang diadakan sejak 1973 harus dihentikan penyelenggaraannya pada 1994. Di saat yang bersamaan film Amerika, Mandarin, dan India tengah marak- maraknya beredar di Indonesia. Indonesia menerima 1000 sampai 1200 film asing per tahun melalui bioskop, televisi, video compact disc dan download melalui internet.
Penyebab utama begitu tingginya animo masyarakat terhadap film asing adalah karena merosotnya produksi film nasional. Produksi film nasional pada 1970-an mencapai 604 judul film dengan rata-rata produksi 60 film per tahun, sementara pada 1980-an mencapai 721 judul film dengan rata-rata 70 film per tahun. Hal ini sangat bertolak belakang dibandingkan dengan dekade 1990-an. BP2N mencatat produksi film nasional tak sampai separuh dari jumlah produksi tahun 1980-an, yakni berkisar 200 sampai 300 film dalam 10 tahun terakhir. Sangat jauh jika dibanding industri Bollywood di India yang mampu menembus angka 1000-1500 film dalam 10 tahun.
Selama rentang 1990-an tema sinema Indonesia tak pernah bergeser dari seks, kekerasan dan sadisme mistis. Hal ini merupakan Cermin kegagapan insan film atas mandeknya kreativitas akibat ketatnya aturan main pemerintah. Selain itu, ini bisa menjadi cerminan atas selera masyarakat yang rendah. Sebagai contoh, Film Akibat Pergaulan Bebas (1974) meraup 311.286 penonton, 30 persen lebih banyak dibanding film Badai Pasti Berlalu (1974) garapan sutradara Slamet Raharjo Djarot yang memenangi piala Antemas untuk kategori film laris yang bermutu. Secara umum ada tiga faktor yang melatari mandeknya indutri film Indonesia, yaitu; peraturan yang membatasi sehingga cenderung mematikan. Kedua, monopoli bioskop yang merugikan film lokal dengan hanya memutar film Hollywood yang eksklusif. Ketiga, sinetron atau opera sabun yang ditayangkan TV swasta sejak awal 1990-an yang terbukti lebih popular dibanding film.
d. Musik Grup Band Gigi resmi dibentuk pada tanggal 22 Maret 1994. Pada awalnya Grup Band ini terdiri atas Armand Maulana
(vokalis), Thomas Ramdhan (bassis), Dewa Budjana (gitaris), Ronald Fristianto (drummer), dan Baron Arafat (gitaris). Nama "Gigi" sendiri muncul setelah para personilnya tertawa lebar mengomentari nama "Orang Utan" yang nyaris dijadikan nama band ini. Dengan latar belakang musik yang beda-beda, mereka menggabungkannya ke dalam satu musik yang menjadi ciri khas Gigi.
Gigi melempar album perdana yang berjudul "Angan" ke pasaran dengan dukungan dari Union Artist/Musica. Pada waktu itu Gigi belum membentuk suatu manajemen artis untuk mengelola kegiatan mereka sehingga semua dilakukan sendiri oleh para personel Gigi. Pada saat itu mereka merilis dua singel yang disertai dengan video klip, yaitu Kuingin dan Angan. Tetapi kedua lagu andalan tersebut tidak banyak mendongkrak angka penjualan. Kurangnya promosi dan tidak adanya pengelolaan manajemen menjadi penyebab utama kegagalan album pertama group musik ini.
Pengalaman dari album pertama membuat Gigi memutuskan untuk membentuk Gigi Management agar pengelolaan band menjadi lebih profesional. Hasilnya terlihat pada album kedua Gigi yaitu "Dunia". Album ini terbilang cukup sukses di pasaran. Dengan mengusung lagu unggulan pertama "Janji", Gigi berhasil menjual sekitar 400.000 kopi serta meraih penghargaan sebagai "Kelompok Musik Terbaik‖.
e. Braincode Solution/Ari Sudrajat – Subsektor Perangkat Lunak Braincode Solution adalah salah satu provider layanan konten yang menonjol di tengah maraknya bisnis layanan konten.
Perusahaan ini digagas oleh empat sekawan —Ari Sudrajat, Anton Nasser, Herjuno Wahyu Aji, dan Agung Saptono— berdiri pada tahun 2004. Awalnya mereka memulai bisnis sebagai content developer dan membuat mobile game untuk dijual. Setelah berhasil melahirkan lebih banyak game dan mobile comic, barulah mereka mengarahkan Braincode Solution menjadi sebuah content provider .
Menurut CEO Braincode Solution, Ari Sudrajat, layanan konten ke depannya akan menjadi raja. Media apa pun itu baik televisi, radio, atau ponsel, semuanya memerlukan konten yang baik. Apabila kontennya menarik maka orang dapat dengan mudah berpindah media. Kreativitas jelas dituntut dari BrainCode untuk tetap tampil di jagat konten, apalagi mereka punya banyak kompetitor. Bentuk kreativitas mereka bisa dilihat dari keberagaman produk yang telah mereka ciptakan. Braincode menonjolkan orisinalitas dalam karya-karyanya dengan menciptakan konten-konten sendiri sementara banyak perusahaan kompetitor hanya berperan sebagai re-seller . Ini yang membuat BrainCode Solution dapat terus bersaing dalam bisnis layanan konten.
Memulai sebuah bisnis bukan hal yang mudah. Beragam kegagalan juga sudah pernah Ari dan kawan-kawannya alami. Contohnya promosi yang gagal, atau membuat konten yang sulit dengan biaya yang besar, namun tidak mencapai break even point . Menurut Ari, kegagalan itu diperlukan sebagai proses pembelajaran. Apabila tidak berani gagal maka tidak mungkin berani mencoba hal yang baru. Beruntung kegagalan yang dialami Ari dan kawan-kawan tidak menyebabkan perusahaan bangkrut. Dengan usaha gigih, kegagalan di satu waktu digantikan dengan keberhasilan di waktu yang lain. Itulah yang membuat Braincode kembali bangkit. Beberapa bukti keberhasilan BrainCode dapat dilihat dari kemenangan mereka meraih penghargaan sebagai Content Provider dengan Best Content di ajang Telkomsel Award 2005. Selain itu, berkat aplikasi MobileTTS ciptaan mereka, posisi juara ke-2 di ajang Cellular Award juga pernah mereka raih.