B ERBASIS P RODUK D OMESTIK B RUTO : J UMLAH , % K ONTRIBUSI DAN P ERTUMBUHAN

4.1 B ERBASIS P RODUK D OMESTIK B RUTO : J UMLAH , % K ONTRIBUSI DAN P ERTUMBUHAN

4.1.1 PDB Sektor Industri Kreatif Nilai tambah bruto yang dihasilkan industri kreatif, baik berdasarkan harga berlaku menunjukkan trend peningkatan yang

konsisten sejak tahun 2002 sampai 2008. Namun demikian nilai tambah berdasarkan harga konstan, yang sudah memperhitungkan pengaruh inflasi, mengalami penurunan di tahun 2003 dan 2005. Hal ini ditunjukkan pada gambar berikut.

Nilai Tambah Harga Berlaku

Nilai Tambah Harga Konstan

Gambar 4-1 Nilai Tambah Bruto Industri Kreatif 2002-2008 (Miliar Rupiah) Pada tahun 2007 dan 2008, nilai nominal berdasarkan harga berlaku dari Nilai Tambah Bruto Sektor Industri Kreatif

meningkat signifikan dari Rp. 256.848 miliar di tahun 2006 menjadi Rp. 297.557 miliar di tahun 2007 dan Rp. 360.663 miliar di tahun 2008. Peningkatan tahun 2007 sebesar Rp. 40.709 miliar, dan peningkatan tahun 2008 Rp. 63.106 miliar. Kondisi ini merupakan indikasi positif terhadap perkembangan industri kreatif nasional, dimana industri kreatif terus tumbuh positif di tengah-tengah kondisi krisis global yang melanda dunia.

Rata-Rata Pertumbuhan 2002-2008

Gambar 4-2

Pertumbuhan NTB Konstan Industri Kreatif 2002-2008

Pertumbuhan PDB (NTB) Sektor Industri Kreatif, yang sudah memperhitungkan pengaruh inflasi, di tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan, dari 4,95% tahun 2006 menjadi 4,09% tahun 2007 dan 2,48% tahun 2008. Perlambatan memang terjadi, namun demikian PDB Sektor Industri Kreatif tetap tumbuh positif di atas rata-rata pertumbuhan PDB Sektor Industri Kreatif tahun 2003-2008 sebesar 2,32%.

Salah satu karakteristik yang dimiliki oleh industri kreatif, yang berbeda dengan sektor lainnya, adalah fluktuasi pertumbuhan yang cukup tinggi dari tahun ke tahun. Fluktuasi yang sangat signifikan terjadi dari tahun 2003 sampai 2006, dimana setiap tahun pertumbuhan berubah dari pertumbuhan positif menjadi pertumbuhan negatif. Namun demikian sejak tahun 2006 sampai 2008, sektor industri kreatif mulai konsisten menunjukkan pertumbuhan yang positif.

4.1.2 Perbandingan terhadap PDB Nasional Dibandingkan dengan rata-rata kontribusi PDB nasional sektoral berdasarkan harga berlaku, di tahun 2002-2008, Sektor

Industri Kreatif memberikan kontribusi PDB di peringkat ke-6, sebesar 7,8% atau senilai Rp. 235.633 miliar, lebih tinggi dari rata-rata kontribusi Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Konstruksi dan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih. Rata-rata kontribusi terbesar diberikan oleh Sektor Industri Pengolahan sebesar 24,1%, Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan sebesar 14,53%, dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 13,42%. Indikasi ini menunjukkan bahwa Sektor Industri Kreatif merupakan sektor penting dalam perekonomian nasional, karena memiliki kontribusi PDB yang cukup besar.

Tabel 4-2 Perbandingan Kontribusi PDB Sektor Industri Nasional 2002-2008 (miliar Rp)

NO LAPANGAN USAHA

1 Industri Pengolahan 25,0% 24,6% 24,4% 24,1% 23,9% 23,5% 24,4% 24,2% 2 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

15,5% 15,2% 14,3% 13,1% 13,0% 13,7% 14,4% 14,0% 3 Perdagangan, Hotel, dan Restoran

13,0% 13,0% 12,4% 12,2% 12,1% 12,1% 11,3% 12,1% 4 Pertambangan dan Penggalian

8,9% 11,1% 11,0% 11,2% 11,0% 10,4% 5 Jasa Kemasyarakatan

6 Industri Kreatif

7,7% 8,5% 7,4% 8 Keuangan, Real Estate, & Jasa Perusahaan

6,8% 6,5% 7,1% 9 Pengangkutan dan Komunikasi

6,7% 6,3% 6,4% 10 Listrik, Gas, dan Air Bersih

0,9% Rata-rata nilai dan persentase kontribusi PDB sektoral selengkapnya tahun 2002-2008, ditunjukkan pada gambar

Pertanian, Peternakan, Jasa Kemasyarakatan

Industri Kreatif

Kehutanan dan Rp294.077

Pertambangan dan

Penggalian Keuangan, Real Estate,

Rp313.379 & Jasa Perusahaan

11% Rp215.629 7%

Pengangkutan dan Komunikasi Rp192.135

6% Industri Pengolahan Rp730.231

Perdagangan, Hotel, 24% dan Restoran

Konstruksi

Listrik, Gas, dan Air

Gambar 4-3 Rata-rata Nilai dan % Kontribusi NTB Sektoral Berdasarkan Harga Berlaku Tahun 2002-2008 Jika dibandingkan berdasarkan rata-rata pertumbuhan NTB tahunan 2002-2008, maka Sektor Industri Kreatif berada

pada peringkat ke-9, dengan rata-rata pertumbuhan 2,32%. Besaran ini merupakan kedua terkecil setelah Sektor Pertambangan dan Penggalian yang memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 0,26%, serta masih berada di bawah rata- rata pertumbuhan PDB Nasional 5,56%. Rata-rata pertumbuhan terbesar dimiliki oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 13,89%, diikuti sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 9,33%, dan sektor Konstruksi sebesar 7,57%.

Rata-Rata Pertumbuhan PDB Sektor-Sektor Utama

Pengangkutan dan

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Keuangan, Real Estate, &

Listrik, Gas, dan Air Bersih

Konstruksi

Jasa Perusahaan

Jasa Kemasyarakatan

Industri Pengolahan

Pertanian, Peternakan,

Industri Kreatif

Kehutanan dan Perikanan 3,48%

Pertambangan dan

Penggalian 0,26%

Rata-rata Pertumbuhan PDB Nasional 2002-2008

Gambar 4-4 Rata-Rata Pertumbuhan PDB Sektoral, termasuk Industri Kreatif, 2002-2008

4.1.3 PDB Subsektor Industri Kreatif Tahun 2007 dan 2008, NTB 14 Subsektor Industri Kreatif mengalami peningkatan, kecuali pada Subsektor Kerajinan dan

Subsektor Pasar Barang Seni. NTB Subsektor Kerajinan tahun 2007 masih meningkat, namun mengalami penurunan kecil 0,42% di tahun 2008, yaitu sebesar Rp. 37.423 miliar tahun 2007 menjadi Rp. 37.266 tahun 2008. NTB Subsektor Pasar Barang Seni mengalami penurunan tahun 2007 sebesar 21,19%, yaitu Rp. 808 miliar tahun 2006 menjadi Rp. 637 miliar tahun 2007. Namun demikian tahun 2008 NTB Subsektor Pasar Barang Seni kembali meningkat 10,8% menjadi Rp. 706 miliar.

Subsektor-subsektor yang meningkat signifikan di tahun 2007 dan 2008, dibandingkan tahun 2006, adalah Subsektor Arsitektur, Desain, Film, dan Musik. Tahun 2006 keempat subsektor tersebut mengalami pertumbuhan negatif (penurunan NTB, kecuali Film), dan kembali tumbuh positif dengan besaran yang baik di tahun 2007. NTB Arsitektur tahun 2006 turun -8,85% dan tumbuh 8,61% tahun 2007, yaitu sebesar Rp. 3.367 miliar menjadi Rp. 3.657 miliar. Pertumbuhan NTB Arsitektur ini terus berlanjut di tahun 2008. NTB Subsektor Desain tahun 2006 turun -5,13% dan tumbuh 8,74% tahun 2007. Pertumbuhan NTB Subsektor Desain ini terus berlanjut hingga tahun 2008. NTB Subsektor Film, Video dan Fotografi tahun 2006 hanya tumbuh 2,14% namun tumbuh sebesar 7,52% tahun 2007 dan terus tumbuh positif di tahun 2008. NTB Subsektor Musik tahun 2006 turun sebesar -8,49% dan tumbuh 5,14% tahun 2007. Pertumbuhan positif NTB Musik terus berlanjut di tahun 2008. Informasi selengkapnya mengenai peningkatan dan penurunan NTB 14 subsektor tahun 2002-2008 ditunjukkan pada gambar berikut.

NTB Konstan Desain 2002-2008 (Miliar Rp) NTB Konstan Arsitektur 2002-2008 (Miliar Rp)

NTB Konstan Fesyen 2002-2008 (Miliar Rp) NTB Konstan FILM, VIDEO, DAN FOTOGRAFI 2002-2008

(Miliar Rp)

NTB Konstan Layanan Piranti Lunak 2002-2008 (Miliar Rp) NTB Konstan Kerajinan 2002-2008 (Miliar Rp)

NTB Konstan MUSIK 2002-2008 (Miliar Rp) NTB Konstan PASAR DAN BARANG SENI 2002-2008

(Miliar Rp)

NTB Konstan PENERBITAN DAN PERCETAKAN 2002-2008 NTB Konstan PERIKLANAN 2002-2008 (Miliar Rp) (Miliar Rp)

NTB Konstan PERMAINAN INTERAKTIF2002-2008 (Miliar NTB Konstan RISET DAN PENGEMBANGAN2002-2008

Rp)

(Miliar Rp)

NTB Konstan SENI PERTUNJUKAN 2002-2008 (Miliar Rp) NTB Konstan TELEVISI DAN RADIO 2002-2008 (Miliar Rp)

Gambar 4-5 NTB Konstan 14 Subsektor Industri Kreatif tahun 2002-2008

4.1.4 Perbandingan 14 Subsektor Industri Kreatif Dari 14 Subsektor Industri Kreatif yang telah dipetakan, Subsektor yang memberikan kontribusi NTB terbesar sepanjang

tahun 2002 sampai 2008 adalah Subsektor Fesyen dengan rata-rata NTB harga berlaku sebesar Rp. 107,8 triliun, atau sekitar 45,78% dari total NTB Sektor Industri Kreatif. Tiga subsektor lain yang memberi kontribusi NTB terbesar, berturut-turut adalah Subsektor Kerajinan dengan rata-rata NTB sebesar Rp. 57,08 triliun, Subsektor Desain Rp. 15,48 triliun, dan Subsektor Periklanan Rp. 15,12 triliun. Keempat subsektor ini, Fesyen, Kerajinan, Desain dan Periklanan menyumbang kontribusi NTB berturut-turut sebesar 45,78%, 24,23%, 6,57% dan 6,42%.

Subsektor Periklanan mampu mengungguli kontribusi yang diberikan Subsektor Desain pada tahun 2006-2008, meskipun secara rata-rata tahun 2002-2008 kontribusi Subsektor Desain masih lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Subsektor Periklanan dalam perekonomian semakin baik dengan signifikan sepanjang tahun, khususnya pada 3 tahun terakhir. Informasi selengkapnya mengenai kontribusi NTB 14 subsektor, ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut.

Tabel 4-3 Perbandingan Kontribusi NTB 14 Sektor Industri Kreatif 2002-2008

NO LAPANGAN USAHA INDUSTRI KREATIF

7,18% 7,58% 6,42% 5 PENERBITAN DAN PERCETAKAN

2,47% 2,59% 2,44% 8 TELEVISI DAN RADIO

1,57% 1,64% 1,51% 9 LAYANAN KOMPUTER DAN PIRANTI LUNAK

1,12% 1,19% 0,95% 10 RISET DAN PENGEMBANGAN

0,71% 0,75% 0,68% 11 FILM, VIDEO, DAN FOTOGRAFI

0,60% 0,63% 0,59% 12 PASAR DAN BARANG SENI

0,43% 0,47% 0,50% 13 PERMAINAN INTERAKTIF

0,32% 0,36% 0,28% 14 SENI PERTUNJUKAN

TELEVISI DAN RADIO PERCETAKAN Rp12.009.603.145

PENERBITAN DAN

RATA-RATA PDB INDUSTRI KREATIF 2002-2008

Rp3.561.909.042 PERMAINAN INTERAKTIF

RISET DAN

Rp669.504.336

PENGEMBANGAN

SENI PERTUNJUKAN

Rp5.749.683.306 PASAR DAN BARANG SENI

DESAIN Rp11.437.824.384

Rp15.486.750.367 5%

LAYANAN KOMPUTER DAN PIRANTI LUNAK Rp2.248.993.045 1%

FESYEN Rp107.869.858.780 46%

KERAJINAN

Rp57.087.934.396

FILM, VIDEO, DAN

FOTOGRAFI Rp1.392.362.442 1%

Gambar 4-6 Rata-rata Jumlah dan % Kontribusi PDB Subsektor Industri Kreatif tahun 2002-2008, Berdasarkan Harga Berlaku Satu catatan yang penting digarisbawahi adalah kontribusi NTB yang sangat dominan dari Subsektor Fesyen dan

Kerajinan. Kedua subsektor ini menyumbang 70% dari total NTB industri kreatif, sehingga fluktuasi kontribusi NTB kedua subsektor akan sangat mempengaruhi keseluruhan kontribusi NTB Sektor Industri Kreatif. Seperti ditunjukkan pada gambar berikut, rata-rata pertumbuhan Subsektor Fesyen tahun 2002-2008 menunjukkan angka negatif -0,7%. Angka negatif ini menunjukkan bahwa pertumbuhan Subsektor Fesyen sudah mengalami titik stabil (stagnan), bahkan bukan tidak mungkin akan cenderung semakin menurun di tahun-tahun berikutnya. Sementara itu, rata-rata pertumbuhan Subsektor Kerajinan memang masih positif, namun angka pertumbuhan tidak terlalu besar, yaitu 3,17%. Kedua angka rata-rata pertumbuhan Subsektor Fesyen dan Kerajinan ini merupakan indikasi peringatan bagi pengembangan industri kreatif nasional, bahwa ke depan industri kreatif jangan lagi hanya mengandalkan kedua Subsektor tersebut. Subsektor- subsektor lainnya memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Hal ini terlihat dari rata-rata pertumbuhan 2 digit yang dimiliki subsektor Layanan Komputer dan Piranti Lunak sebesar 16,87%, subsektor Musik 13,42%, Subsektor Periklanan 13,42% dan Subsektor Permainan Interaktif sebesar 13,88%.

Selain Subsektor Layanan Komputer dan Piranti Lunak, Subsektor Musik, Subsektor Periklanan, Subsektor Permainan Interaktif, masih terdapat subsektor-subsektor lain yang memiliki potensi cukup baik, yaitu Subsektor Arsitektur, Penerbitan dan Percetakan, Riset dan Pengembangan, dan Seni Pertunjukan. Keempat subsektor ini tumbuh di atas rata- rata pertumbuhan PDB Nasional tahun 2002-2008 sebesar 5,56%.

Subsektor Film, Video dan Fotografi memang memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 5,19%, masih di bawah rata-rata pertumbuhan PDB Nasional. Namun perlu dicatat bahwa pertumbuhan Subsektor Film, Video dan Fotografi di tahun 2007 dan 2008 menunjukkan angka yang cukup menjanjikan, yaitu 7,52% tahun 2007 dan semakin membaik di tahun 2008

LAYANAN KOMPUTER DAN PIRANTI LUNAK

PERMAINAN INTERAKTIF

TELEVISI DAN RADIO 7,57%

PENERBITAN DAN

ARSITEKTUR

FILM, VIDEO, DAN

PERCETAKAN

6,43% SENI PERTUNJUKAN

7,67% RISET DAN

PASAR DAN BARANG SENI

Rata-rata Pertumbuhan PDB Nasional 2002-2008 Rata-rata Pertumbuhan PDB IK 2002-2008

Gambar 4-7 Rata-rata Pertumbuhan PDB Subsektor Industri Kreatif tahun 2002-2008

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24