Penerapan Teori Antropologi Studi Antropologi
Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi
181
hentinya memikirkan hal-hal baru, memasuki dimensi-dimensi baru untuk memuaskan rasa ingin tahu dan memenuhi kebutuhan kelangsungan
hidupnya. Perkembangan pengetahuan yang demikian pesat membuat manusia semakin dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang berpikir anima intelectiva, yang dilengkapi pula dengan kemampuan merasakan,
bersikap dan bertindak. Sikap dan tindakannya bersumber pada pengetahuan yang didapatkannya lewat kegiatan merasa atau berpikir.
Penalaran merupakan kegiatan budi sebagai jalan mencapai pengetahuan dari pengetahuan yang satu kepada yang lain dengan perantaraan
pengetahuan penghubung. Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Penalaran
menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir manusia, bukan merasakan. Pengetahuan yang sudah sangat dipelukan
sebagai dasar untuk mengembangkan pengetahuan itu sendiri melalui olah pikir dan daya nalar.
Penalaran merupakan suatu aktivitas berpikir yang penting artinya untuk pengetahuan. Berpikir adalah suatu kegiatan untuk menemukan
pengetahuan yang benar. Sebagai suatu kegiatan berpikir, penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu:
a.
Adanya suatu pola pikir yang secara luas dapat disebut logika. Tiap bentuk penalaran mempunyai logikanya sendiri. Penalaran
merupakan proses berpikir logis, yaitu kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu. Berpikir logis memiliki konotasi jamak. Suatu
kegiatan berpikir dapat disebut logis apabila dipandang dari suatu logika tertentu, tetapi dapat juga tidak logis apabila dipandang dari
aspek logika lainnya. Pada akhirnya yang muncul adalah kebenaran yang bersifat relatif.
b. Sifat analitis dari proses berpikirnya. Penalaran merupakan suatu
kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah
logika penalaran yang bersangkutan. Penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah. Setiap
penalaran memiliki sifat analitis. Sifat analitis merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu, tanpa adanya pola berpikir
tertentu maka tidak akan ada kegiatan analisis. Analisis pada dasarnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah
tertentu.
Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa
182
Tujuan akhir studi Antropologi adalah menemukan kebenaran tentang manusia, tentang peradaban dan kebudayaanya. Kebenaran sebagai hasil
studi Antropologi diharapkan dapat digunakan untuk mewujudkan kehidupan manusia yang lebih baik dalam kontek kehidupan
bermasyarakat. Apakah yang dimaksud dengan kebenaran? Apabila kita bersikap dan bertindak menurut norma-norma masyarakat maka itu
disebut sikap dan perbuatan benar. Menjalankan peribadatan agama adalah perbuatan benar. Bersikap hormat kepada orang tua adalah
perbuatan benar. Bila kita berkata jujur sesuai dengan fakta, maka itu adalah juga suatu kebenaran, dalam hal ini kebenaran sama dengan
kejujuran. Ada banyak kebenaran, oleh karena itu menentukan tolak ukur kebenaran bukan merupakan suatu persoalan yang sederhana.
Sejarah peradaban manusia menunjukkan tahapan-tahapan manusia dalam mencari kebenaran. Pada mulanya manusia mencari kebenaran
melalui kepercayaannya. Contohnya adalah: gempa bumi disebabkan oleh karena sapi yang memikul bumi sedang marah; kalau ada wabah penyakit
maka Nyai Roro Kidul di Pantai Selatan Pulau Jawa harus diberi sesajen atau penghormatan; keris tidak boleh dihunus separuh-separuh saja karena
akan mendatangkan bahaya; menolak hujan dapat dilakukan dengan membakar cacing atau melemparkan pakaian dalam ke atas genteng; bila
berada di Pantai Selatan jangan mengunakan pakaian berwarna hijau karena akan mengundang bahaya bagi keselamatan jiwanya.
Masih banyak contoh kebenaran lainnya yang didasarkan pada kepercayaan, yang belum tentu kebenarannya menurut akal pikiran
manusia. Kebenaran berdasarkan kepercayaan ini sering disebut dengan takhayul. Gempa bumi disebabkan oleh sapi yang memikul bumi sedang
Sumber: Indonesia Heritage
Gambar 6.5 Masyarakat primitif selalu mencari kebenaran Tuhannya dengan menggunakan
ritual.