Golongan Pengrajin dan Pedagang Kecil

Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa 64 nonreligius seperti rapat-rapat dan perayaan nasional dimana salam keagamaan khususnya agama Islam masih diucapkan bahkan doa-doa kepada Tuhan Yang Maha Esa masih terdengar.

5. Golongan Elite

Menurut Weber golongan elit dan hartawan sejajar dengan golongan pegawai negeri birokrat tidak menaruh gagasan tentang keselamatan, dosa dan kerendahan hati namun mereka haus akan kehormatan. Pada mereka tidak ada keinginan untuk mengembangkan gagasan keselamatan, dan agama dianggap sebagai suatu fungsi pembenaran bagi pola kehidupan dan situasi mereka di dunia. Secara ekonomi jelas mereka tidak merasa kekurangan sehingga apa yang menjadi kelangkaan dan ketidakpastian secara logika dapat terpenuhi. Kedudukan dan kekayaan yang mereka miliki cukup memberikan jaminan aman. Dari beberapa golongan yang ada dalam masyarakat, dampak terbesar sebuah perilaku agama adalah mengarahkan perhatian umat manusia kepada masalah maha penting yang selalu menggoda yaitu masalah arti dan makna. Manusia membutuhkan bukan saja pengaturan emosi tetapi juga kepastian kongnitif tentang perkara-perkara yang tidak dielakkan dari pikirannya kesusilaan, disiplin, penderitaan, kematian dan nasib terakhir. Terhadap persoalan tersebut agama menunjukkan jalan dan arah kemana manusia mendapatkan jawaban. Jawaban itu ada dalam kekuatan supraempiris yang tidak dapat dijangkau tenaga inderawi maupun otak duniawi sehingga tidak dapat dibuktikan secara rasional melainkan harus diterima sebagai kebenaran yang tidak dapat disingkirkan arti dan eksistensinya yang berupa ketidakpastian dan ketidakmampuan. Agama menunjukkan penyelesaiannya secara memuaskan kalau manusia mau menerima nilai-nilai terakhir dan tertinggi. Dalam menghadapi kelangkaan dalam arti kesejahteraan ekonomi, Weber melihat agama memberikan saham yang tidak kecil serta amat positif. Sebagai contohnya, bahwa Protestanisme memberikan pengaruh kausal yang kuat kepada lahir dan berkembangnya kapitalisme modern. Hal ini menunjukkan peran positif agama dalam kehidupan masyarakat. Munculnya etos kerja yang cukup tinggi bagi penganut Protestan karena adanya anggapan bahwa kekayaan merupakan satu-satunya yang mampu mendorong orang masuk surga. Fungsi Perilaku Agama dan Kepercayaan 65 Lain lagi dengan pandangan bahwa adanya agama yang memberikan larangan bagi agama tertentu untuk makan sejumlah jenis ciptaan seperti babi atau anjing untuk Islam sapi untuk Hindu, misalnya akan berbeda dengan penyembelihan puluhan ternak kerbau dan babi di Sulawesi dan Batak tidak dapat menghilangkan kesan bahwa agama tidak memberikan keuntungan ekonomi tetapi sebaliknya bagi pemeluknya. Misalnya, penutupan peternakan babi atau sapi tidak berarti bahwa agama menghambat kesejahteraan manusia. Apa yang menurut ukuran materialis merupakan suatu kerugian bagi manusia religius bukan sebagai kerugian tetapi keuntungan. Dalam antropologis tidak memberikan sebuah pemikiran tentang moralitas tingkah laku pemeluk agama tetapi memberikan penilaian yang diberikan pemeluk yang bersangkutan dan motivasi yang melatarbelangkangi tindakan itu. Para ahli kebudayaan yang telah mengadakan pengamatan mengenai aneka kebudayaan berbagai bangsa sampai pada kesimpulan bahwa agama merupakan unsur inti yang paling mendasar dari kebudayaan manusia baik ditinjau dari segi positif atau negatif. Masyarakat adalah suatu fenomena sosial yang terkena arus perubahan terus menerus yang dapat dibagi dua kategori kekuatan batin rohani and kekuatan lahir jasmaniah. Contoh kekuatan lahir ialah perkembangan teknologi baru yang terlihat dalam revolusi industri di Eropa dan Amerika Serikat yang kemudian diekspor kepada bangsa-bangsa yang sedang berkembang mendatangkan kemajuan yang tidak kecil bagi kebudayaan materiil. Di lain pihak perubahan masarakat juga digerakkan oleh kekuatan batin seperti paham agama. Nilai-nilai keagamaan merupakan kekuatan pengubah yang terkuat dalam semua kebudayaan. Dalam hal ini agama menjadi inisiator dan promotor tetapi juga sebagai penentang gigih sesuai dengan letak kedudukan agama. Agama merupakan unsur inti dari kebudayaan manusia maka dapat dibenarkan sampai tingkat tertentu pendapat umum yang menyatakan bahwa kebudaayan Asia adalah pengaruh dari agama Hindu dan Budha. Namun untuk kebudayaan Indonesia yang mengenal agama-agama besar yang berturut-turut masuk dari luar ke dalam Nusantara. Pertama agama HinduBudha, Agama Islam, lalu disusul agama Kristen. Berdasar pada dalil bahwa agama merupakan unsur inti kebudayaan dapat disimpulan bahwa kebudayaan Indonesia dipengaruhi oleh ajaran-ajaran agama tersebut.