Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar

Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa 38 Gambar 2.1 Melakukan upacara keagamaan sesuai dengan agama dan kepercayaan kita masing-masing menunjukkan ketaatan kita dalam menjalankan kewajiban dan ibadah Setiap hari kalian pasti menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaan kalian masing-masing. Kemudian apa yang ada di benak kalian ketika berbicara tentang agama? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan agama? Dalam antropologi, agama merupakan salah satu dari tujuh unsur budaya yang harus dipelajari yang di dalamnya termasuk sistem kepercayaan atau sistem religi. Pernahkah kalian berpikir bahwa agama merupakan hasil penafsiran manusia atas kitab suci yang diyakini kebenaranya. Agama dapat dipergunakan manusia untuk membenarkan tingkah lakunya. Atas nama agama pula manusia melakukan berbagai aktivitas selama ini sebagai unsur yang berada di luar diri manusia. Berbagai upacara keagamaan atau perayaan agama sebagai salah satu bentuk bahwa kita sebagai manusia yang beragama harus menjalankan kewajibanya sebagai manusia yang taat beragama. Agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaannya sendiri dan keberadaan alam semesta. Agama dapat membangkitkan kebahagiaan batin yang paling sempurna dan juga perasaan takut dan ngeri. Agama memberi lambang-lambang kepada manusia. Dengan lambang-lambang tersebut mereka dapat Sumber: Indonesian Heritage Agama dan Kepercayaan di Indonesia 39 mengungkapkan hal-hal yang susah diungkapkan. Ide tentang Tuhan telah membantu memberi semangat kepada manusia dalam menjalankan tugas- tugasnya sehari-hari, menerima nasibnya yang tidak baik atau bahkan berusaha mengatasi kesukaran-kesukaran yang banyak dan berusaha mengakhirinya. Dalam berperilaku menjalankan agamanya tersebut sangat beragam karena banyaknya agama yang tersebar di dunia. Secara singkat, agama di dunia dibedakan menjadi dua yaitu agama bumialam dengan agama wahyu. Sebelum kalian mempelajarinya, terlebih dahulu kalian mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan agama secara antropologis.

A. Agama

Menurut kalian apa definisi agama? Coba bandingkan dengan definisi yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini. Banyak para sarjana antropologi yang mencoba mendefinisikan tentang agama. Selama ini perkembangan definisi agama dilakukan dengan melihat manusia sebagai pelaku dan memberi tekanan khusus pada bagaimana menggunakan agama dalam kehidupan sosial budayanya. Spencer misalnya menganggap agama sebagai suatu hasil pemikiran manusia dan hasratnya untuk mengetahui. Ini adalah bagian dan bukan hakikat dari kebenaran itu. Emile Durkheim dan Frued mengemukakan landasan-landasan agama yang bersifat naluriah dan emosional. Meskipun perasaan dan emosi merupakan aspek-aspek tingkah laku keagamaan namun agama itu sendiri tidak dapat dianggap sebagai sesuatu yang semata-mata didorong kelahirannya oleh kegembiraan kelompok masyarakat. Manusia dikaruniai akal pikiran yang membedakan dengan binatang sehingga mampu menciptakan bahasa simbolik dan pemikiran abstrak. Manusia tidak hanya berbuat dan bereaksi tetapi juga mengembangkan dan menanggapi perbuatan. Menurut Walt Whitman manusia mempunyai kebutuhan mencapai keserasian dengan kecemasannya ada kalanya terikat dengan kesadaran beragamanya yang mendalam. Manusia tidak menghadapi masa depannya hanya dengan perasaan khawatir tetapi juga menggunakan kemampuannya untuk menanggapi kejadian-kejadian secara dini sebagai pendorong timbulnya cita- cita, hasrat dan harapannya yang kreatif. Misalnya, kepercayaan Masyarakat Jawa akan keberadaan penunggu Laut Selatan Nyi Roro Kidul sehingga pada saat-saat tertentu mereka melakukan upacara keagamaan di Laut Selatan sebagai bentuk ungkapan magis terhadap Nyi Roro Kidul. Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa 40 Agama bisa dianggap sebagai suatu sarana kebudayaan bagi manusia dan dengan sarana itu manusia mampu menyesuaikan diri dengan pengalaman-pengalamannya dalam keseluruhan lingkungan hidupnya termasuk dirinya sendiri, anggota kelompoknya, alam, dan lingkungan lain yang dirasakan sebagai sesuatu yang transedental tidak terjangkau oleh penalaran manusia. Pikiran, perasaan dan perbuatan manusia terhadap hal-hal yang menurut perasaannya berada di luar jangkauan pengalaman-pengalamannya sehari-hari dengan dunia nyata menyebabkan manusia percaya pada agama. Menurut Teori Evolusi misalnya, James Frazer dan Andrew Lang maka manusia akan diperkenalkan perkembangan bentuk-bentuk keagamaan dari bentuk yang masih sederhana hingga bentuk yang modern. Melalui urutan klasik muncullah pra-animisme, yang meliputi magisme dan fetisyisme, animisme kemudian religi atau agama. Dalam pra animisme manusia menggunakan kekuatan gaib supra empiris yang dipercayai berada di dalam benda-benda yang tak bernyawa seperti batu yang aneh, besi keris, dan sebagainya. Dalam animisme manusia berhubungan dengan makhluk yang bernyawa, khususnya makhluk halus atau roh-roh baik dan jahat yang dipercayai memiliki kekuatan lebih tinggi daripada manusia secara kategorikal. Misalnya, para arwah nenek moyang, roh-roh yang dipercayai menguasai sumber air, sungai, lautan, gunung, pohon besar, dan sebagainya. Dalam religi manusia mengadakan hubungan dengan Roh yang Tertinggi dipercaya memiliki kekuasaan yang tak terbatas oleh agama- agama besar disebut Tuhan sebagai pencipta dan penguasa alam semesta. Terlepas dari penggambaran teori evolusi yang mengajarkan munculnya agama menurut tahap-tahap yang khas itu pra- animisme, animisme, religi bila hanya menggunakan pengamatan sehari-hari atas perilaku manusia yang berkaitan dengan kekuatan supra empiris ternyata manusia tidak terikat oleh hukum pentahapan evolusi itu. Manusia yang telah mengenal Roh Tertinggi atau Tuhan dan mengadakan komunikasi dengan-Nya, masih ada yang menghormati Sumber: Indonesian Heritage Gambar 2.2 Penggunaan santet sebagai salah satu cara untuk melukai manusia lainnya membuktikan bahwa kepercayaan manusia terhadap hal-hal yang gaib masih kuat. Agama dan Kepercayaan di Indonesia