Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi
177
3 Teori Fungsional
Isi teori fungsional mengutarakan perubahan sebagai sesuatu yang terjadi secara konstan dan tidak memerlukan penjelasan. Perubahan
dianggap mengacaukan keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan itu akan berhenti pada saat perubahan tersebut telah diintegrasikan ke
dalam kebudayaan. Perubahan yang ternyata bermanfaat fungsional diterima masyarakat, dan perubahan lain yang terbukti tidak bermanfaat
disfungsional ditolak masyarakat.
4 Teori Akulturasi
Akulturasi adalah konsep yang merujuk pada proses perubahan budaya yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu. Akulturasi sudah sejak jaman dulu kala, tetapi mulai
sangat gencar terjadi pada abad ke – 15 saat kebudayaan bangsa-bangsa Transaksi sosial selalu didasari oleh pertukaran materi, jasa dan
perasaan yang pada akhirnya melahirkan lembaga-lembaga masyarakat. Keberadaan lembaga-lembaga masyarakat pada
akhirnya mengatur pertukaran yang terjadi dalam hubungan sosial. Contoh-contohnya adalah: Seorang dermawan memberikan secara
berkala sumbangan dalam jumlah besar pada suatu yayasan amal, dan yayasan amal penerima sumbangan secara berkala pula
menyatakan terima kasihnya secara terbuka di muka umum. Namun sumbangan dihentikan tatkala dermawan merasa bahwa pengurusan
yayasan kurang memperlihatkan terima kasih. Seorang siswa senantiasa tekun dan rajin belajar karena orang tuanya selalu memuji
prestasi belajarnya. Sedangkan seorang siswa lainnya selalu merasa enggan untuk belajar karena terus menerus dikritik. Pelanggaran
lalu lintas berkurang manakala kebanyakan pelanggar dapat segera ditahan, diadili dan dijatuhi hukuman denda tinggi atau kurungan.
Sebaliknya pelanggaran lalu lintas meningkat manakala kebanyakan pelanggar lolos begitu saja tanpa diproses oleh aparat penegak
hukum. Demikianlah konsep teori fungsional di masyarakat
Wahana Antropologi
Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa
178
Eropa Barat mulai menyebar ke berbagai wilayah di dunia. Abad ke 19 akulturasi berlangsung dengan cepat, dan mencapai puncaknya pada abad
ke 20, yang dibungkus dengan istilah modernisasi.
Agents of acculturation yaitu orang-orang yang membawa unsur kebudayaan asing ke dalam suatu kebudayaan mempunyai peranan
penting dalam proses akulturasi. Agents of acculturation diantaranya dapat berupa:
a
Seorang pedagang yang membawa unsur kebudayaan berupa berbagai jenis barang, cara berdagang, dan sebagainya.
b Seorang penyiar agama yang membawa berbagai unsur dari
agamanya, penyuluhan kesehatan, pendidikan sekolah, dan sebagainya.
c Pegawai pemerintahan jajahan yang membawa berbagai atribut
pemerintahan dan cara hidup yang berbeda. Dan sebagainya. Reaksi dari orang-orang yang terkena pengaruh unsur-unsur
kebudayaan asing pada umumnya melahirkan berbagai tipe manusia. Yaitu:
a Orang yang berwatak kolot yakni orang yang tidak menyukai dan
sangat mudah menolak hal-hal yang baru. b
Orang yang berwatak progresif yakni orang yang mudah menerima hal-hal baru.
Sikap tolak-terima antara orang yang berwatak kolot dan progresif
dapat melahirkan berbagai gejolak sosial. Salah satu wujud penolakan terhadap pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing dan pergeseran sosial
budaya yang diakibatkannya di Indonesia adalah tumbuhnya berbagai gerakan kebatinan. Melalui gerakan, mereka berharap dan bermimpi
kembalinya suatu jaman bahagia.
Coba perhatikan gambar di samping kemudian temukan budayanya yang
berbeda dengan budaya masyarakat kalian Adakah budayanya mempengaruhi
budaya masyarakat kalian? Atau budaya masyarakat kalian mempengaruhi
budayanya? Atau akibat pertemuan kedua budaya itu malah timbul budaya baru?
Sumber: Bali Guide
Investigasi Budaya:
“Ayo kembangkan wawasan kebhinekaan kalian”
Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi
179
3. Penerapan Teori Antropologi
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sangat akrab dengan tekhnologi. Tehknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan. Penemuan
listrik melahirkan tekhnologi listrik yang sekarang hadir hampir di setiap rumah. Penemuan hukum paskal melahirkan tekhnologi pompa air, yang
pada tahun 1980 sangat akrab dengan kehidupan warga Jakarta. Dan masih banyak lagi. Tekhnologi adalah penerapan dari ilmu pengetahuan
untuk membuat hidup manusia lebih baik dan mudah.
Penemuan-penemuan dalam kehidupan budaya melahirkan teori-teori Antropologi yang melahirkan tekhnologi budaya. Menurut teori orang
Indonesia adalah orang yang dominan pada kedudukannya sebagai makhluk sosial, sering mengadakan pertemuan dan suka bertamu. Teori
sosial budaya ini diterapkan dalam bentuk bangunan rumah di Indonesia, yaitu besar dengan ruang utama yang luas yang berfungsi sebagai tempat
pertemuan. Perhatikan rumah Joglo di Jogjakarta, rumah Gadang di Minangkabau dan rumah-rumah adat lainnya.
Menurut hasil penelitian masyarakat adat Indonesia adalah masyarakat yang bersifat religius magis, kongkrit dan kontan. Teori ini
dimanfaat para pembuat sinetron dengan menghasilkan sinetron-sinetron yang bernuansa religius magis, nyatanya sinetron-sinetron yang bernuansa
religius magis mendapat sambutan yang baik di masyarakat. Secara teori sangat mudah mengumpulkan dan meminta masyarakat Indonesia, sesuai
dengan sifatnya yang bersifat kongkrit dan tunai, orang Indonesia akan segera datang berkumpul apabila perkumpulan itu akan mendatangkan
keuntungan yang bersifat kongkrit dan tunai. Hal inilah yang menyebabkan kuis-kuis ditelevisi sangat laku, partisipasi masyarakat untuk
berpartisipasi dalam kontes-kontes, baik secara langsung maupun tidak langsung sangat tinggi karena ada harapan untuk memperoleh hadiah
yang bersifat kongkrit dan tunai. Masih banyak contoh lainnya.
Menurut teori manusia Indonesia adalah orang yang memiliki integritas yang tinggi kepada kampung halamannya. Sesukses apapun
manusia Indonesia diperantauan, ia tidak akan pernah lupa akan kampung halamannya. Akibatnya muncul kebiasaan mudik, yaitu acara
pulang kampung pada saat hari-hari besar atau saat ada perayaan- perayaan khusus di kampung. Fenomena ini dimanfaatkan pemerintah
dan pengusaha. Saat-saat mudik adalah waktu yang tempat bagi pemerintah daerah untuk mengintensifkan penarikan pajak dan mengajak
Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa
180
para perantau untuk berinvestasi di daerahnya. Saat-saat mudik adalah waktu yang tepat bagi pengusaha untuk mengeruk keuntungan dengan
menawarkan berbagai paket perjalanan wisata yang menarik, membuka restauran dan rumah makan, serta menawarkan berbagai produk yang
memudahkan perjalanan mudik.
Bagaimana menerapkan teori fungsional, evolusi, akulturasi, dan teori difusi kebudayaan dalam kehidupan bersama manusia? Teori-teori itu
berusaha memberi penjelasan tentang keanekaraman manusia dalam berbagai aspek, hal ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap saling
mengenal, memahami dan menerima keunikan setiap pribadi sehingga manusia itu dapat hidup berdampingan secara damai.
4. Tujuan Akhir Studi Antropologi
Manusia adalah makhluk Tuhan yang istimewa dan yang diberi sifat serba ingin tahu, man is curious animal. Manusia selalu menggunakan akal
pikirannya untuk memuaskan rasa ingin tahunya dengan cara menganalisis semua peristiwa dalam kesadarannya yang melahirkan pengetahuan.
Dengan menggunakan kemampuan untuk menalar, manusia secara terus menerus mengembangkan pengetahuan. Sejarah peradaban manusia
menunjukkan adanya usaha yang tidak mengenal lelah menuju kepada tingkat perkembangan pengetahuan yang telah dicapai pada saat ini.
Pendorong manusia dapat mencapai tingkat pengetahuan saat ini adalah rasa
ingin tahu dan daya nalar yang dimiliki oleh setiap orang. Hasrat dan daya inilah
yang menyebabkan orang bertanya- tanya di dalam hati, apakah yang
menyebabakan terjadinya stratifikasi sosial? apa itu kerumunan? Mengapa
terjadi mobilitas sosial? apa saja yang menyebabkan perkembangan
penduduk? Bagaimana pengaruh perkembangan penduduk dengan
kesejahteraan sosial, dan masih banyak lagi pertanyaan yang dapat diajukan.
Melalui rasa ingin tahu dan daya nalarnya, manusia merupakan satu- satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-
sungguh. Tujuan manusia mengembangkan pengetahuan adalah untuk memenuhi kebutuhan kelangsungan hidupnya. Manusia tidak henti-
Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar
Gambar 6.4 Keserasian adat istiadat
menjadi tujuan akhir studi antropologi
Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi
181
hentinya memikirkan hal-hal baru, memasuki dimensi-dimensi baru untuk memuaskan rasa ingin tahu dan memenuhi kebutuhan kelangsungan
hidupnya. Perkembangan pengetahuan yang demikian pesat membuat manusia semakin dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang berpikir anima intelectiva, yang dilengkapi pula dengan kemampuan merasakan,
bersikap dan bertindak. Sikap dan tindakannya bersumber pada pengetahuan yang didapatkannya lewat kegiatan merasa atau berpikir.
Penalaran merupakan kegiatan budi sebagai jalan mencapai pengetahuan dari pengetahuan yang satu kepada yang lain dengan perantaraan
pengetahuan penghubung. Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Penalaran
menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir manusia, bukan merasakan. Pengetahuan yang sudah sangat dipelukan
sebagai dasar untuk mengembangkan pengetahuan itu sendiri melalui olah pikir dan daya nalar.
Penalaran merupakan suatu aktivitas berpikir yang penting artinya untuk pengetahuan. Berpikir adalah suatu kegiatan untuk menemukan
pengetahuan yang benar. Sebagai suatu kegiatan berpikir, penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu:
a.
Adanya suatu pola pikir yang secara luas dapat disebut logika. Tiap bentuk penalaran mempunyai logikanya sendiri. Penalaran
merupakan proses berpikir logis, yaitu kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu. Berpikir logis memiliki konotasi jamak. Suatu
kegiatan berpikir dapat disebut logis apabila dipandang dari suatu logika tertentu, tetapi dapat juga tidak logis apabila dipandang dari
aspek logika lainnya. Pada akhirnya yang muncul adalah kebenaran yang bersifat relatif.
b. Sifat analitis dari proses berpikirnya. Penalaran merupakan suatu
kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah
logika penalaran yang bersangkutan. Penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah. Setiap
penalaran memiliki sifat analitis. Sifat analitis merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu, tanpa adanya pola berpikir
tertentu maka tidak akan ada kegiatan analisis. Analisis pada dasarnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah
tertentu.