Cara Berpikir Induktif Cara Berpikir Deduktif dan Induktif

Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi 189

B. Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi

1. Contoh-Contoh Aneh di Sekitar Kita

Ada dua orang bertemu yang berasal dari suku bangsa yang berbeda. Mereka berdua saling menilai. Yang satu berpikir, kok orang ini beda sekali dengan saya, bicaranya lantang dengan dialek yang tegas dan kuat. Kalau bicara sangat keras seperti orang marah, bicaranya terus terang dan tidak peduli pada perasaan orang lain. Dari mana asal orang ini? Yang lainnya berpikir pula, orang ini kok beda sekali dengan saya, bicaranya pelan dan lembut hampir tidak terdengar, sangat hati-hati dan setiap kalimat diatur sedemikian rupa. Dari mana asal orang ini, kok beda dengan saya? Karena perbedaan keduanya bersikap saling hati-hati, bahkan muncul rasa takut yang pada akhirnya membuahkan permusuhan. Seandainya mereka belajar hasil studi Antropologi, khususnya mengenai studi Ethnologi, tentu mereka akan dapat saling menerima dan bersahabat dengan baik. Masih banyak orang Indonesia yang masih heran ketika orang melihat suku Baduy Dalam yang lebih suka berjalan kaki pada masa dimana begitu tersedia banyak sarana transportasi, akibatnya banyak pandangan negatif terhadap mereka. Orang juga masih sering heran dan bingung ketika melihat suku bangsa Asmat menggunakan koteka, pada masa dimana berbagai masyarakat sudah menggunakan busana. Hal itu akan bisa dipahami bila kita mempelajari hasil studi Ethnografi yang berhubungan dengan orang Baduy dan Asmat, yang akan dapat digunakan untuk mempercepat perkembangan kebudayaan mereka. Setiap hari salah satu saluran televisi selalu menyiarkan ramalan cuaca. Adakah kita mempedulikannya. Menurut ramalan cuaca, suatu daerah akan dilanda hujan yang hebat, tetapi kita tidak mempedulikannya, bila ada kepentingan, meskipun dapat ditunda, kita tetap pergi ke daerah itu. Herannya lagi, anak-anak remaja ditengah hujan lebat yang diserta petir tetap saja asik bermain sepak bola di lapangan. Tidak lama kemudian tersiar kabar duka cita, seorang anak remaja tewas tersambar petir ketika bermain sepak bola di lapangan. Mengapa penyesalan selalu datang terlambat? Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa 190 Analogi Budaya: “Mari kembangkan orientasi kecakapan pada diri kalian” Amatilah masyarakat daerah sekitar tempat tinggal kalian Mungkin ada juga peristiwa aneh yang terjadi di sana. Bila kalian temukan, berilah analisis kalian dengan menggunakan teori yang pernah kalian pelajari pada bab sebelumnya.

2. Apa Penyebabnya

Apa penyebabnya masih ada orang yang tidak dapat merendahkan kebudayaan suku bangsa lain? Apa sebabnya masih timbul rasa heran, takut, tidak akrab dan merasa berbeda bila kita bertemu dengan orang- orang di luar suku bangsa kita? Mengapa terkadang masih sering muncul sikap anti pati terhadap kebudayaan suku bangsa lain meskipun kita sesama bangsa Indonesia? Jawaban yang sebab pertama untuk semua pertanyaan itu adalah ketidaktahuan terhadap hasil-hasil studi Antropologi. Seandainya setiap orang Indonesia mengetahui secara umum hasil studi ethnologi Indonesia, tentu mereka akan mengetahui keragaman budaya sehingga tidak akan heran ketika bertemu berbagai jenis orang dari berbagai suku bangsa. Mereka akan dapat saling menerima dan bersahabat dengan mesra. 3. Bagaimana Cara Mengatasinya? Bagaimana cara memastikan agar orang tahu hasil penelitian sosial budaya? Tindakan yang harus dilakukan adalah mengkomunikasikan hasil studi Antropologi untuk memastikan bahwa semua orang mengenal keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Mengkomunikasikan dilanjutkan dengan Sosialisasi studi Antropologi. Sosialisasi hasil studi Antropologi diartikan sebagai proses penanaman hasil studi Antropologi kepada masyarakat. Sosialisasi hasil penelitian sosial budaya dapat dilakukan melalui berbagai saluran sosialisasi, seperti: sekolah, surat kabar, bulletin, media elektronik, kelompok teman sebaya, pejabat-pejabat pemerintah yang tersebar diseluruh daerah Indonesia dan kegiatan khusus yang dibuat untuk mensosialisasikan hasil penelitian sosial budaya dimaksud. Dengan demikian mereka diharapkan dapat menerima keanekaragaman dan hidup berdampingan bersama guna membangun peradaban dan kebudayaan manusia yang lebih maju.