Adanya Situasi Pendidikan Sosialisasi Adanya Aneka Pengaruh Sosial

Fungsi Perilaku Agama dan Kepercayaan 69 berikut implikasinya dalam bentuk tingkah laku memperoleh arti dari semacam hubungan yang diyakini adanya antara anggota-anggota kelompok dengan Tuhan-Tuhan atau benda-benda lain yang ditunjukkan oleh kepercayaan agama mereka. Misalnya, Tuhan sebagai nilai tertinggi dianggap sebagai bapak yang penuh kasih sayang maka yang terkandung dalam nilai yang lebih tinggi ini mempunyai hubungan langsung dengan kandungan nilai-nilai yang ada di tengah yang lebih rendah dalam keseluruhan hirarki nilai itu. Yang penting di antara nilai-nilai yang ada di tengah adalah nilai-nilai yang diletakkan oleh anggota-anggota masyarakat terhadap sesama anggota dan terhadap objek-objek material seperti uang atau tanah. Karena itu, batasan tentang nilai-nilai tertinggi itu, agama telah mengkordinasikan nilai yang bermacam-macam dan tampak tidak bertalian dan tidak berarti menjadi sistem-sistem yang terpadu. Selanjutnya integrasi nilai-nilai ini dengan penampilannya yang lebih dapat dimengerti juga memperbesar kemungkinan bagai tercapainya konsensus terhadap nilai-nilai tersebut.

c. Peranan Agama di Bidang Sosial

Pada perkembangannya, agama dan nilai keagamaan tidak mempengaruhi masyarakat sebagai kekuatan-kekuatan dari luar semata- mata yang menanamkan pengaruhnya terhadap umat manusia dari luar, sebagaimana halnya dahulu. Nilai-nilai keagamaan memainkan peranan dalam masyarakat hanya selama nilai-nilai tersebut dikenal dianggap cocok dan diyakini oleh setiap anggota masyarakat. Fakta yang menunjukkan 1. Apa yang kalian tangkap dari gambar di samping? 2. Mengapa Indonesia sangat rawan dengan kerusuhan antaragama? Jelaskan 3. Menurut kalian terjadinya kerusuhan antaragama akibat tidak berfungsinya agama di bidang apa? beri alasanya 4. Budaya apa yang mendasari terjadinya konflik agama di Indonesia? Jelaskan Sumber: Gatra edisi khusus Agustus 2006 Investigasi Budaya: “Mari kembangkan wawasan kebhinnekaan dan rasa ingin tahu kalian” Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa 70 bahwa pengajaran nilai keagamaan baik eksplisit maupun implisit merupakan bagian penting dalam pendidikan anak-anak pada semua masyarakat, dan bahwa pengajaran ini dilaksanakan pada saat nilai-nilai pribadi anak tersebut sedang dalam proses pembentukan sampai tingkat tertentu setidaknya menjamin adanya konsistensi antara nilai-nilai individu dan nilai-nilai agama. Misalnya, pendirian yayasan atau lembaga atas nama agama memberikan salah satu peran bagi dunia pendidikan dengan mendirikan sekolah atau pondok pesantren bagi peningkatan kualitas moral bangsa dengan keseimbangan pengetahuan agama dan umum.

d. Agama dan Situasi Ketegangan

Berbagai persoalan yang selalu datang kepada manusia sangat terlihat sekarang ini. Datangnya bencana alam dan krisis moneter dalam masyarakat mendorong manusia untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan sesuai agamanya. Di dalam masyarakat secara umum terlihat bahwa segala sesuatu berjalan lancar, kewajiban-kewajiban sosial terlaksana secara normal maka dapat dikatakan bahwa semua kondisi berada di jalan. Ditengah itu semua sangat memungkinkan manusia untuk selalu berusaha mendapatkan yang lebih baik. Tetapi ada kalanya manusia mengalami situasi yang tidak direncanakan dan menimbulkan situasi yang penuh ketegangan bagi kehidupannya. Situasi ini kadangkala tidak dapat diselesaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga manusia beralih kepada agama untuk mengatasi situasi ini. Manusia dimanapun berada harus menyesuaikan diri dengan peristiwa yang tidak dapat diramalkan ataupun dikuasai. Dengan demikian agama dapat dianggap sebagai salah satu cara yang paling penting bagi manusia untuk menyesuaikan diri dengan situasi-situasi yang penuh ketegangan itu. Dalam hal ini situasi yang penuh ketegangan dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu: 1 Situasi di mana individu atau kelompok dihadapkan dengan hilangnya orang-orang lain yang penting bagi mereka. Kehilangan ini mungkin untuk selama-lamanya seperti dalam kasus kematian atau mungkin kehilangan yang lebih bersifat sementara karena kegagalan sekelompok orang dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban bersama yang diserahkan kepada mereka.