Pengaruh Iptek Terhadap Masyarakat dan Dinamika Budaya
113
5. Diskontinuitas
Diskontinuitas adalah keputusan untuk menghentikan penggunaan inovasi setelah
sebelumnya mengadopsinya. Ada dua tipe yakni, penggantian replacement yakni jika
ada ide baru yang lebih baik dan kekecewaan disenchantment yang disebabkan ketidak
puasan akan inovasi itu. Secara umum yang diskontinuitasnya tinggi memiliki ciri
pendidikan rendah, status sosial rendah, kontak dengan agen perubahan yang rendah
dan semacamnya yang berkebalikan dengan karakteristik inovator.
Sedikitnya ada dua tipe diskontinuitas: Penggantian dan kekecewaan. Diskontinuitas penggantian adalah keputusan untuk berhenti
menggunakan sebuah ide dengan maksud untuk mengadopsi ide yang lebih baik yang menggantikannya. Dalam budaya yang berubah dengan
cepat ada aliran konstan inovasi. Dan setiap ide baru menggantikan perilaku yang ada yang pada saat itu juga merupakan sebuah inovasi. Misalnya,
adalah penggunaan flasdisk yang telah dicontohkan di atas. Mereka memang menghentikan penggunaan disket atau CD untuk menyimpan
file dari komputer namun menggantinya dengan bentuk inovasi lain yang lebih bisa memuaskan pengharapannya yakni flasdisk. Dalam hal ini
flasdisk adalah sebuah inovasi pengganti dari inovasi yang sebelumnya disket atau CD.
Diskontinuitas kekecewaan adalah keputusan untuk berhenti menggunakan sebuah ide sebagai akibat dari ketidakpuasan atas ide
tersebut. Ketidakpuasan mungkin karena inovasi tidak cocok untuk individu dan tidak mengakibatkan dirasakannya keuntungan relatif atas perilaku
alternatif itu. Atau ketidakpuasan dapat diakibatkan dari penyalahgunaan sebuah inovasi yang seharusnya bermanfaat bagi individu. Tipe terakhir
dari kekecewaan ini sepertinya lebih sering ada diantara pengadopsi yang terlambat daripada pengadopsi yang awal. Pengadopsi yang terlambat
memiliki pendidikan yang lebih rendah dan sikap dan nilai yang lebih tradisional yang mungkin bisa membimbingnya ke arah diskontinuitas.
Kecuali seseorang memiliki konsepsi tentang metode ilmiah, sulit untuk memahami bagaimana untuk menggeneralisasikan akibat percobaan
inovasi untuk penggunaan dengan skala penuh. Pengadopsi yang terlambat juga terlihat lebih patuh terhadap kekuasaan dalam sikap mereka
Sumber: Dok. penerbit
Gambar 4.11 handphone di
tangan
Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa
114
Sumber: Indonesian Heritage
Gambar 4.12 Masyarakat tradisional
biasanya sulit untuk menerima hal-hal baru yang datang dari luar.
terhadap agen perubahan; mereka mungkin mengadopsi sebagai akibat langsung dari pengaruh agen perubahan. Ketika paksaan dihilangkan,
inovasi kemungkinan besar tidak berlanjut. Lebih lanjut, pengadopsi yang terlambat memiliki sedikit sumber yang tidak lain bisa mencegah adopsi
atau menyebabkan diskontinuitas karena inovasi tidak cocok dengan batasan keuangannya.
6. Berbagai Kendala Dalam Proses Adopsi
Sistem sosial yang bersifat tradisional dalam banyak hal nyata-
nyata menjadi penghalang atau kendala dalam proses penyebaran
serta adopsi inovasi. Meskipun sebuah inovasi sudah dikampanyekan
langsung oleh petugas pemerintahan misalnya namun tradisi dan budaya
setempat juga turut menentukan diterima atau ditolaknya sebuah
inovasi. Ciri tradisional bisa juga disetarakan dengan usia masyarakat
penerima inovasi. Individu dengan usia yang relatif tua biasanya enggan untuk menerima inovasi atau enggan
untuk mencari tahu mengenai informasi yang berkaitan dengan inovasi meskipun tidak bisa digeneralisir demikian. Para orang tua biasanya malas
atau enggan untuk mencari tahu bagaimana mengoperasikan komputer. Mereka lebih suka menyuruh anaknya atau membayar tukang ketik
daripada repot-repot menghadap layar komputer. Teknologi komputer buat mereka bukanlah hal yang sangat penting dan harus diadopsi. Mereka
membutuhkan namun usia mereka yang sudah senja seringkali membuatnya malas untuk belajar dan mencari tahu tentang bagaimana
caranya menggunakan komputer.
Hal lain yang menjadi kendala proses pengadopsian inovasi adalah persoalan kebutuhan. Memang benar dalam banyak hal kebutuhan
menciptakan inovasi dan sebaliknya penemuan inovasi juga merangsang timbulnya kebutuhan. Namun dalam banyak kasus kebutuhanlah yang
mendorong individu untuk menerima atau mengadopsi sebuah inovasi. Walaupun mereka tidak bisa mengoperasikan teknologi tersebut atau tidak
tahu apapun mengenai inovasi tersebut maka yang dilakukannya adalah mencari tahu dan belajar tentang inovasi tersebut. Hal ini dilaukan karena