Tujuan Akhir Studi Antropologi
Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa
182
Tujuan akhir studi Antropologi adalah menemukan kebenaran tentang manusia, tentang peradaban dan kebudayaanya. Kebenaran sebagai hasil
studi Antropologi diharapkan dapat digunakan untuk mewujudkan kehidupan manusia yang lebih baik dalam kontek kehidupan
bermasyarakat. Apakah yang dimaksud dengan kebenaran? Apabila kita bersikap dan bertindak menurut norma-norma masyarakat maka itu
disebut sikap dan perbuatan benar. Menjalankan peribadatan agama adalah perbuatan benar. Bersikap hormat kepada orang tua adalah
perbuatan benar. Bila kita berkata jujur sesuai dengan fakta, maka itu adalah juga suatu kebenaran, dalam hal ini kebenaran sama dengan
kejujuran. Ada banyak kebenaran, oleh karena itu menentukan tolak ukur kebenaran bukan merupakan suatu persoalan yang sederhana.
Sejarah peradaban manusia menunjukkan tahapan-tahapan manusia dalam mencari kebenaran. Pada mulanya manusia mencari kebenaran
melalui kepercayaannya. Contohnya adalah: gempa bumi disebabkan oleh karena sapi yang memikul bumi sedang marah; kalau ada wabah penyakit
maka Nyai Roro Kidul di Pantai Selatan Pulau Jawa harus diberi sesajen atau penghormatan; keris tidak boleh dihunus separuh-separuh saja karena
akan mendatangkan bahaya; menolak hujan dapat dilakukan dengan membakar cacing atau melemparkan pakaian dalam ke atas genteng; bila
berada di Pantai Selatan jangan mengunakan pakaian berwarna hijau karena akan mengundang bahaya bagi keselamatan jiwanya.
Masih banyak contoh kebenaran lainnya yang didasarkan pada kepercayaan, yang belum tentu kebenarannya menurut akal pikiran
manusia. Kebenaran berdasarkan kepercayaan ini sering disebut dengan takhayul. Gempa bumi disebabkan oleh sapi yang memikul bumi sedang
Sumber: Indonesia Heritage
Gambar 6.5 Masyarakat primitif selalu mencari kebenaran Tuhannya dengan menggunakan
ritual.
Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi
183
marah, kebenaran ini bersifat takhayul dan sangat diragukan akan kebenarannya. Belum pernah ada orang yang melihat kerbau yang
memikul bumi, kerbaunya sebesar apa dan sekuat apa, tidak ada yang tahu, tetapi orang percaya bahwa itu adalah suatu kebenaran. Orang yang
berada di pantai selatan jangan menggunakan pakaian berwarna hijau, bila dilanggar akan membahayakan keselamatan jiwanya. Apa hubungan
pantai selatan dengan pakaian berwarna hijau, juga tidak ada yang tahu, tetapi orang mempercayai bahwa itu adalah suatu kebenaran. Dan begitu
juga dengan contoh takhayul lainnya, tidak bisa diterima oleh akal sehat tetapi banyak orang mempercayai takhayul itu sebagai suatu kebenaran.
Dalam suatu masa peradaban manusia, tepat pada masa Yunani Kuno muncul kebenaran yang berdasarkan serba Tuhan. Tuhan itu Maha Kuasa
dan Maha Mengatur. Tuhanlah yang menyebabkan turunya hujan, kemarau, bencana alam, kelaparan, kebahagian, malapetaka, dan
sebagainya. Bahkan atas kehendak Tuhan juga, seseorang menjadi raja dari suatu Kerajaan. Sehingga muncullah pernyataan berisi; Raja adalah
wakil Tuhan di bumi, siapa yang membantah raja berarti melawan Tuhan. Para pemerintah jaman dahulu melegitimasi kekuasaannya berdasarkan
kebenaran serba Tuhan.
Sampai sekarang, kebenaran yang serba Tuhan ini masih dapat kita rasakan. Di jepang ada suatu keyakinan bahwa kaisar mereka adalah
keturunan Dewa Matahari, sehingga tahta mereka adalah tetap dan bersifat turun temurun. Bahkan ketika bangsa Indonesia mengalami krisis ekonomi
yang berkepanjangan, banyak orang mengedepankan kebenaran serba Tuhan ini, dengan mengatakan : “Untuk lepas dari krisis ini, bangsa
Indonesia harus melakukan pertobatan nasional”. Tuhan memberi krisis ekonomi yang berkepanjangan karena bangsa Indonesia melanggar
perintah Tuhan, sehingga perlu melakukan pertobatan nasional.
Kebenaran serba Tuhan adalah kebenaran yang bersifat mutlak dan tidak memerlukan penjelasan berupa pembuktian ilmiah. Ketika orang
mengatakan bahwa bangsa Indonesia melakukan pertobatan nasional untuk mengatasi krisis nasional, maka banyak orang menerima itu sebagai
suatu kebenaran tanpa meminta penjelasan lebih lanjut, apalagi pembuktian ilmiah. Kebenaran serba Tuhan kita terima sebagai kebenaran
karena keyakinan, bukan karena akal pikiran. Sangat banyak kebenaran serba Tuhan yang menyatu dalam kehidupan kita sehari-hari misalnya:
hormatilah ayah ibumu, supaya panjang umurmu di tanah yang diberikan Tuhan padamu; Setiap anak memiliki rejekinya masing-masing, sehingga
Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa
184
bila banyak maka akan banyak rejeki; Tuhan adalah pencipta langit dan bumi, beserta isinya; dan masih sangat banyak lagi kebenaran yang serba
Tuhan.
Kebenaran berdasarkan takhayul dan kebenaran serba Tuhan adalah kebenaran berdasarkan keyakinan. Menjelang akhir abad XVIII, manusia
mulai menemukan kebenaran baru, yaitu kebenaran berdasarkan akal pikiran. Kebenaran ini terus mengemuka seiring dengan lahirnya cabang-
cabang ilmu pengetahuan. Kebenaran berdasarkan akal pikiran dapat diterima dengan perjuangan dan pengrobanan yang besar.
Beberapa pelopor kebenaran akal pikiran dapat disebutkan di sini beserta perjuangan dan pengorbanannya. Galilei, sebagai seorang profesor,
diusir dan dicaci maki akibat kebenaran yang diperolehnya dari percobaan di menara Pisa. Copernicus menjadi buruan dan dianggap tak ber-Tuhan
ketika ia berhasil menyelidiki dan mengatakan bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari, dan bukan sebaliknya. Edison dituduh memerintah
setan ketika ia memperkenalkan hasil-hasil pembuatan piringan hitam.
Tidak ada pengorbanan yang sia-sia. Kebenaran tetaplah kebenaran, pada akhirnya kebenaran berdasarkan akal sehat dapat diterima manusia
saat ini. Penerimaan kebenaran akal pikiran ini diikuti oleh berbagai penemuan pada bidang kehidupan manusia. Dari penemuan percetakan,
radio, penisilin, anti polio, komputer, internet dan sebagainya. Dengan akal pikirannya manusia berusaha secara terus menerus mencari dan
menemukan kebenaran. Hasil terjadi peningkatan tekhnologi pada bidang percetakan, radio, anti polio, dan sebagainya. Komputer 20 tahun yang
lalu sudah berbeda sangat jauh dengan komputer masa kini. Kendaraan 20 tahun yang lalu, berbeda sangat jauh dengan
kendaraan sekarang. Kebenaran akal pikiran manusia yang terus meningkat itu diterima
manusia dengan baik kesejahteraan dan kebahagiaan manusia itu sendiri.
Bagaimana sifat kebenaran manusia itu? Sifat kebenaran manusia itu ternyata bersifat
relatif. Benar menurut takhayul belum tentu benar menurut kebenaran serba Tuhan, dan
sebaliknya. Benar menurut kebenaran akal pikiran manusia belum tentu benar menurut
kebenaran takhayul, dan sebaliknya. Sifat
Sumber: Dok. Penerbit
Gambar 6.6 Penemuan
semacam ini menjadi bentuk kebenaran di masyarakat.
Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi
185
kebenaran manusia itu ternyata bersifat sementara. Pada awalnya dianggap benar bahwa bumi itu adalah suatu dataran yang panjang, tetapi
kebenaran ini dipatahkan dengan kebenaran baru yang menyatakan bahwa bumi itu bulat, bukan dataran panjang. Pada awalnya dianggap
benar bahwa matahari bergerak mengitari bumi, tetapi kebenaran ini dipatahkan oleh kebenaran baru yang menyatakan bahwa bumilah yang
bergerak mengelilingi matahari.