Gbr.5.2.7 Barinai
5.2.8 Makna Sosial Budaya Tepung Tawar, Bakonde dan Mandi Limo
Sebelum acara akad nikah atau Ijab Kabul dilaksanakan banyak sekali kegiatan yang harus dilakukan oleh anak daro ditempat kediaman mempelai
perempuan. Yaitu mulai dari acara Tepung tawar, Bakonde, Mandi tigo. Semua ritual ini harus dilalui karena sudah menjadi tradisi adat sumando turun temurun.
Makna dari semua acara tersebut adalah demi keselamatan pengantin dari segalah perbuatan jahat manusia dan jin. Data diperoleh oleh peneliti pada tanggal 1-2
Desember 2012 di rumah Bapak Aisyah Zega di desa Sijago-Jago kabupaten Tapanuli Tengah.
Gbr.5.2.8 Tepung tawar.
Universitas Sumatera Utara
Gbr. 5.2.8.1 Bakonde
Gbr. 5.2.8.2 Persiapan untuk mandi Limo
Gbr.5.2.8.3 Mandi Limo
5.2.9 Makna Sosial Budaya Mengantar Dan Menyambut Marapule
Kebiasaan adat sumando menyelenggarakan pernikahan dan resepsi pernikahannya dilaksanakan di rumah pengantin perempuan, maka pengantin pria
perlu diantarkan ke rumah pengantin perempuan. Pengantin pria diantarkan oleh family atau keluarga, terutama yang sudah menikah. Pada saat mengantarkan
pengantin pria ke rumah calon istri, biasanya membawa pakaian, pengiringnya
Universitas Sumatera Utara
berpakaian baju jurung dan lelakinya memakai pakaian islami. Sesampainya di rumah pengantin perempuan, mereka disambut secara adat sambil menaburkan
bunga dan beras kuning ke atas kepala para tamu. Adapun makna sosial yang terkadung pada proses itu adalah menunjukkan kepada khalayak ramai mengenai
pelaksanaan akad nikah, dan menunjukkan rasa hormat kepada pihak perempuan, sehingga pengantin pria harus diarak. Di bawah ini contoh pelaksanaan mengarak
marapule pada saat akad nikah harus dimulai. Gambar di ambil pada saat
pernikahan antara Aisya Zega dengan Arpan Wirahadi kusuma Tinambunan
pada tanggal 02 Dember 2013 di desa Si jago-Jago kabupaten Tapanuli Tengah.
Gbr. 5.2.9 Mengantar Marapule.
Gbr. 5.2.9.1 Menyambut Marapule
5.2.10 Makna Sosial Budaya Akad Nikah
Kategori