Dari  konteks  teks  di  atas  yang  manjadi  pelibat  adalah  talangke  dari  pihak perempuan.  Kemudian  yang  menjadi  sarana  yaitu  dengan  cara  berpantun  untuk
menyatakan bahwa pihak perempuan sudah paham apa yang dimaksud oleh pihak
laki-laki. Sementara yang menjadi medan adalah 1 bait pantun yang mana setiap
bait  ada  sampiran  dan  isi.    Kemudian  pihak  lelaki  membalasnya  dengan  pantun urang pasisi.
Ala pata galewang adok Pata ditimpo kaki dulang
Jangan cewang ati kami nan tagok Barapo kami mambai utang
Dari  konteks  teks  di  atas  yang  menjadi  sarana  adalah  berpantun  untuk
menyatakan maksud dan tujuan berapa banyak pihak lelaki akan membayar utang
kepada  pihak  perempuan.  Kemudian  yang  menjadi  pelibat  adalah  talangke  dari pihak  laki-laki.  Sementara  yang  menjadi  medan  adalah  pantun  saat  maminang,
yang terdiri dari 1 bait pantun ada 4 baris, dimana baris 1.2 sebagai sampiran dan 3.4 sebagai isi dan bersajak abab.
4.1.2.4 Konteks Situasi Manganta Kepeng
Pada  saat  mengantar  uang  hantaran  kita  juga  menjumpai  tradisi  lisan berpantun,  berpidato  yang  disampaikan  oleh  talangke.  Pada  proses  manganta
kepeng  maka  yang  memulai  pembicaraan  awal  adalah  tuan  rumah,  yakni  pihak perempuan.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji  syukur  kita  panjatkan  kapado  Allah  SWT  atas  rahmat  dan
hidayah  yang  masih  diberikannya  kepada  kita  untuk  dapat  bertemu bersama-sama  pada  hari  yang  berbahagia  ini  dan  shalawat  serta
salam kito sampaikan kapado junjungan kito, nabi Muhammad SAW, yang  telah  mambao  manusio  kapado  jalan  nan  tarang.  Mudah-
Universitas Sumatera Utara
mudahan  pertemuan  nan  elok  ko  kito  doakan  basamo  agar  dape bajalan lancar dan baik hinggo sampei kapado tujuan.
Namun  perlu  kami  sampeikan  kapado  hadirin  samuanyo  bahwa pertemuan  ko  bukan  pertemuan  adat  jual  beli  memperdagangkan
anak  tetapi  pertemuan  ini  adalah  pertemuan  musyawarah  dan mufakat  adat  sumando  pasisi  dalam  menentukan  pernikahan  orang
pasisi,  selanjutnya  kami  menanyakan  kepada  bapak,  ibu  saudara semua  yang  hadir,  apakah  sudah  benar-benar  tekat  dihati  untuk
memilih  anak  kami  menjadi  menantu  sehingga  nantinya  tidak  ada penyesalan dikemudian hari.
Dari  awal  muna  datang  mananyokan  anak  kami,  kami  juo sabalumnyo  mananyokan  kesedian  putri  kami  dengan  maksud  agar
tidak ada keraguan untuk melangkah kejenjang perkawinan. Jadi  demikian  kami  sampaikan  kepada  anak  saudara  kami  yang
hadir pada hari ko. Agar pertemuan kito ko manjadi pertemuan yang mandape  ridho  Allah  SWT  dan  manjadi  ikatan  kekeluargaan  yang
sangat  erat  serta  pertambahan  persaudaraan  lebih  banyak  lagi  dari pada sebelumnyo. Seperti kata urang pasisi:
Karambi duo dibintanak Condong kabarat kaduonyo
Kito sakampung badusanak Samo baradat basumando
Dari  konteks  teks  di  atas  yang  menjadi  pelibat  adalah  talangke  dari  pihak perempuan. Sementara yang menjadi medan manganta kepeng adalah teks pidato
dan  1  bait  pantun  yang  terdiri  dari  1  bait  ada  4  baris,  dimana  baris  1.2  sebagai
sampiran,  3.4  sebagai  isi.  Kemudian  yang  menjadi  sarana  yakni  dengan  cara
berpidato dan berpantun untuk menyampaikan kata sambutan selamat datang oleh perwakilan pihak perempuan kepada pihak lelaki.
Selanjutnya  pihak  laki-laki  membalas  dengan  kata  sambutan  sebagai
berikut. Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Puji  syukur  kito  panjatkan  kehadirat  Allah  SWT  atas  taufik  dan hidayahnya  serta  kesehatan  yang  telah  diberikannya  kepada  kita
sehingga  kita  dapat  berkumpul  bersama-sama  di  tempat  yang berbahagia ini. Dan dilanjutkan dengan pantun urang pasisi sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Biduk banamo susuk kabun Simpenyo rotan jadi pangabek
Alamasonyo kami datang manyusun Mak buli ado tali pangabek
Dari  konteks  teks  di  atas  yang  menjadi  pelibat  adalah  talangke  dari  pihak  laki- laki.  Kemudian  yang  menjadi  sarana  yakni  berpantun  dan  berpidato  oleh  pihak
lelaki untuk menyatakan sudah masanya diikat tali kekeluargaan hubungan sanak
famili.  Kemudian  yang  menjadi  medan  manganta  kepeng  adalah  pantun  yang
terdiri dari 1 bait terdiri dari baris 1.2 sampiran dan 3.4 sebagai isi. Dilanjutkan pantun dari pihak perempuan.
Siamat jalan di pamatang padi Bajalan pai batanam padi
Selamat datang dusanak kami Ala sanang pulo ati kami
Dari  konteks  teks  di  atas  yang  menjadi  Pelibat  adalah  talangke  dari  pihak perempuan.  Sementara  yang  menjadi  Medan  Mangata  kepeng  yaitu  syair  yang
terdiri dari 1 bait 4 baris, tidak mempunyai sampiran semuanya isi, bersajak aaaa.
Sementara  yang  menjadi  sarana  yakni  dengan  cara  bersyair  untuk  menyatakan
bahwa  sudah  merasa  senang  hati  mereka  atas  kedatangancalon  keluarga  besan. Kemudian dibalas oleh pihak laki-laki dengan pantun.
Dari Bengkulu pai kapini Dari Pini pai kapakanbaru batanam padi
Dahulu kami nanda bapamili Ruponyo kiniko lah baru jadi
Ka ulu urang batanam siki Samo batanam pohon pinang Tahanta pulo katana lereng
Daulu kami ala marisik jongon maminang Kiniko kami manganta kepeng lai
Dari  konteks  teks  di  atas  yang  menjadi  pelibat  adalah  talangke  dari  pihak  laki- laki.  Kemudian  yang  menjadi  sarana  yakni  dengan  cara  berpantun  untuk
Universitas Sumatera Utara
menyatakan maksud dan tujuan untuk berfamili. Sementara yang menjadi medan manganta kepeng adalah 2 bait pantun, masing
–masing bait pantun terdiri dari 4 baris, bersajak abab, memiliki sampiran dan isi.
Kemudian dibalas pihak perempuan dengan pantun. Ala pai urang karimbo
Mangambi upi nanda katimbo Ko balai urang kapulo
Ko buli tampak tanah tapinyo Bua lada didalam timbo
Disimpan dalam tumpakan jarami Kok iyo ado anyo dusanak bao
Kok buli tunjukkanlah kapado kami
Dari  konteks  teks  di  atas  yang  menjadi  Pelibat  yakni  talangke  dari  pihak perempuan.  Sementara  yang  menjadi  Medan  mangata  kepeng  yaitu  syair  dan
pantun.  syair  terdiri  dari  1  bait  4  baris,  bersajak  aaaa,  tidak  ada  sampiran, semuanya adalah isi, sedangkan pantun terdiri dair 1 bait pantun, dimana baris 1.2
sebagai sampiran dan 3.4 sebagai isi. Kemudian yang menjadi sarana dari teks di
atas  yakni  dengan  berpantun  dan  bersyair  untuk  menyatakan  bahwa  pihak perempuan mau melihat keseriusan pihak laki-laki.
4.1.2.5.  Konteks situasi Mata Karjo