dari teks di atas adalah menyatakan bahwa pihak lelaki merasa berkeinginan untuk melihat calon menantu perempuan.
5.1.5 Makna Teks Mata Karajo BG
Pada bagian ini banyak kegiatan yang dilakukan sebelum dilaksanakannya akad nikah. Peneliti pada bagian ini memfokuskan penelitian hanya kepada tradisi
kelisanan. Berdasarkan data yang diperoleh maka bentuk tradisi lisan yang dijumpai sebagai berikut.
5.1.5.1 Teks mangarak Marapule
Pada saat pemberangkatan marapule juga kita jumpai tradisi kelisanan yang disampaikan oleh talangke dalam bentuk berpantun, bergurindam, bertalibun dan
berpidato. Dimulai dengan pihak perempuan.
Bahasa pesisir:
Galombang ombak-ombak Tarintin tali-tali
Ala datang rombongan sumando nan rancak Ala rami kampong kami
Ramilah urang dari kinali Banyak mambaok buah barangan
Dari tadi kami mananti Ikkolah baru sidak nandatang
Adat barinduk kaulamo Adat tasurek dalam karate
Adat tasurek dalam sunnah Adat tak kungkung kitabullah
Itula adat nan tahan banting Itulah adat nan tahan asa
Adat tagantung dilawang ateh Adat nan indak lakkang dihimpok paneh
Adat nan indak lapuk dirandam ai
Universitas Sumatera Utara
Adat nan indak mati dipijak ditimbun mati Adat ditanam tumbuh dikubu pun iduik
Kok tenggi dipanjekkan Kok randah dijalankan
Kok bariak sampai katebing Umbutnyo sampei kapangkal tanam
Hajatnyo sampei kalaut lapeh Sampei kapulau bakaram-karam
Sampei katabing bajimek-jimek Sampei kabakkat badangung-dangung
Kok batali bulih dihelak Kok barupo bulih diliek
Kok baraso bulih dimakan Itulah adat sabana adat
Adat nan turun dari sarak Dikabek pulo samo rukun sareat
Itulah pusakko turun temurun Warisan nan tidak putus kok dicancang
Nan manjadi tungkek urang bakato Nan manjadi salempang wakatu dipakke
Nan bisa diganggam disalimutkan Adat nankareh indak tatarik
Adat nan lunak dihambung-hambung Bisa dilipek dibaok pai
Bajelo-jelo ditarik panjang Kok batangan badantang-dantang
Kok bakandu bajelo-jelo Itulah adat sabana adat
Adat dipakkei urang pasisi
Bahasa Indonesia:
Gelombang ombaok-ombak Tarintin tali-tali
Sudah datang rombongan sumando yang baik Sudah ramai kampong kami
Ramailah orang dari kinali Banyak membawa buah barangan
Dari tadi kami menanti Inilah baru mereka datang
Universitas Sumatera Utara
Adat berinduk ke ulama Adat bertulis dalam kertas
Adat tertulis dalam sunnah Adat tak dikungkung dalam kitabullah
Itulah adat yang tahan banting Itulah adat yang tahan waktu.
Adat tergantung dilawang atas Adat tidak hancur kena panas
Adat tidak lapuk direndam air Adat tidak mati dipijak ditimbun mati
Kalau tinggi dipanjatkan Kalau rendah dijalankan
Kalau beriak sampai ketebing Umbutnya sampai kepangkal tanam
Hajatnya sampai ke laut lepas Sampai kepulau berkaram-karam
Sampai ketebing berjimak-jimak Sampai ke bakka berdengung-dengung
Kalau bertali boleh dihelai Kalau berupa boleh dilihat
Kalau berasa boleh dimakan Itulah sebenar adat
Diikat pula sama rukun syariat Itulah pusaka turun temurun
Warisan tidak putus kalau di cincang Yang menjadi tongkat orang berkata
Yang menjadi salempang waktu dipakai Yang di genggam diselimutkan
Adat yang kuat tidak tertarik Adat yang lunak dihambur-hambur
Bisa dilipat dibawa pergi Berbaris-baris ditarik panjang
Kalau bertangan berdantang-dentang Kalau berkendor berjala-jala
Itulah adat sebenar adat Adat dipakai orang pesisir
Dari teks di atas dapat diambil makna interpersonal yang meliputi subjek,
predikator dan keterangan. Dari teks di atas yang menjadi subjeknya adalah kata
Universitas Sumatera Utara
kami dalam hal ini yang dimaksud adalah pihak perempuan. Prdikatornya adalah
datang, mambaok, mananti, barinduk, tasurek, tagantung, dipijak . Keterangan
dari teks di atas adalah ala datang, ala rami, nan indak lalang, nan indak lapuk, nan indak mati
. Sedangkan maksud dari teks di atas adalah menyatakan bahwa pihak perempuan merasa kalau kampung mereka ramai dikarenakan
rombongan pihak laki-laki telah tiba, dan kedatangan dari pihak laki-laki sudah dinanti oleh pihak perempuan. Teks di atas juga menjelaskan bahwa adat sumando
yang dipakai pada acara pernikahan masyarakat Pesisir Sibolga merupakan adat yang didasarkan kepada kitab Allah. Selanjunya, dijelaskan pula bahwa teks di
atas juga mengutarakan tentang peringatan-peringatan dimana ada adat yang sudah teradat, adapula adat yang diadatkan. Kalau kita memakai adat yang sudah
teradat berarti kita sudah berjalan di jalan yang benar, kalau sudah demikian kita tidak akan menenui hambatan untuk hidup berdampingan dengan etnis lain,
bahkan kita dapat hidup sebagai makhluk sosial dimanapun kita berada.
5.1.5.2 Makna Teks Penyerahan dan Penerimaan Marapule