semiotik  sosial  berarti  menafsirkan  bahasa  dalam  konteks  sosiokultural  tempat kebudayaan  itu  sendiri  di  tafsirkan  dalam  terminologi  semiotik  sebagai  sebuah
sistem informasi. Menurut  Lecouven  yang  dikutip  oleh  Awang  Dharmawan,  dalam  forum
nadzhab Djaung, 27 Januari 2011 menjelaskan ada empat demensi utama dalam mengembangkan semiotika sosial yaitu:
1. Discurse merupakan bagian semiotika sosial yang memfokuskan
bagaimana sumber-sumber
semantik digunakan
untuk membangun representasi dan kehadiran.
2. Genre  yaitu  berhubungan  dengan  penggunaan  sumber  semiotik
untuk  menetapkan  interaksi  komunikatif  yang  berhubungan dengan  representasi,  baik  dalam  percakapan  ataupun  unsur
komunikasi lain yang memisahkan waktu dan jarak. 3.
Style, bersangkaut paut dan berhubungan secara langsung dengan gaya  hidup  individu  yang  dipertontonkan  dalam  aktivitas
komunikasi,  yang  secara  tersirat  ataupun  tersurat,  menyatakan identitas dan nilai-nilai yang dianutnya.
4. Modality  yaitu  bagian  yang  mempelajari  penggunaan-
penggunaan semiotik
untuk menciptakan
atau mengkomunikasikan  kebenaran  atau  nilai-nilai  relitas  dari
represntasi-representasi mereka, baik itu sebagai fakta atau fiksi, membuktikan kebenaran atau dugaan, dll.
2.2.2   Metafungsi Bahasa
Makna metafungsi adalah makna yang secara simultan terbangun dari tiga
Universitas Sumatera Utara
fungsi  bahasa,  yaitu  fungsi  ideasional,  fungsi  interpersonal,  dan  fungsi  tekstual. Fungsi  ideasional  mengungkapkan  realitas  fisik  dan  biologis  serta  berkenaan
dengan  interpretasi  dan  representasi  pengalaman.  Fungsi  interpersonal mengungkapkan  realitas  sosial  dan  berkenaan  dengan  interaksi  antara
penuturpenulis  dengan  pendengarpembaca.  Sementara  itu,  fungsi  tekstual mengungkapkan  realitas  semiotik  dan  berkenaan  dengan  cara  penciptaan  teks
dalam konteks Matthiessen, 1992:6; Halliday dan Martin, 1993:29. Pada  setiap  interaksi  Halliday  dan  Martin  1993:30  menjelaskan  bahwa
antara  pemakai  bahasa,  penutur  menggunakan  bahasa  untuk  memapar, mempertukarkan  dan  merangkai  atau  mengorganisasikan  pengalaman.  Ketiga
fungsi  bahasa  dalam  kehidupan  manusia  menurut  Eggins  1994:3  sekaligus disebut  berfungsi  tiga  dalam  komunikasi  yaitu  memaparkan,  mempertukarkan,
dan merangkai pengalaman yang secara teknis masing-masing disebut ideasional, antarpersona, dan tekstual.
Metafungsi  bahasa  diartikan  sebagai  fungsi  bahasa  dalam  pemakaian bahasa  oleh  penutur  bahasa.  Setiap  interaksi  antara  pemakai  bahasa  penutur
menggunakan  bahasa  untuk  memapar,  mempertukarkan,  dan  merangkai  atau mengorganisasikan  pengalaman,  direalisasikankan  dalam  satu  klausa  yang  memiliki
tiga  unsur  yaitu  proses,  partisipan,  dan  sirkumstan.  Dengan  ketiga  fungsi  bahasa dalam kehidupan manusia, bahasa sekaligus disebut berfungsi tiga dalam komunikasi
yaitu fungsi ideasional, fungsi interpersonal, dan fungsi tekstual Halliday, 1994: xiii, Eggins,  1994:3  dalam  Saragih,  2006:  3-4,  Sinar,  2002.  Di  samping  itu  bahasa
dilengkapi  dengan  tiga  konteks  yaitu  konteks  situasi,  konteks  budaya  genre,  dan ideologi Martin, 1992: 494.
Fungsi  ideasional  ideational  function  berkaitan  dengan  pengalaman.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi ideasional terdiri dari fungsi eksperensial experential function dan fungsi logis  logical  function.  Fungsi  eksperensial  menggambarkan  pengalaman
sedangkan  fungsi  logis  menghubungkan  pengalaman.  Fungsi  interpersonal  atau antar  persona  merupakan  fungsi  bahasa  yang  merepresentasikan  interaksi  antar
pelibat. Fungsi  tekstual  merupakan  fungsi  bahasa  sebagai  pembentuk  pesan  yang
menghubungkan  fungsi  ideasional  dan  fungsi  antarpersona  menjadi  suatu  teks. Fungsi  ideasional,  fungsi  interpersonal,  dan  fungsi  tekstual  disebut  juga  makna
ideasional,  makna  interpersonal,  dan  makna  tekstual  Sinar,  2003:20.  Hal  ini dikatakan demikian karena fungsi merujuk kepada makna, karena setiap kata yang
berfungsi  memiliki  makna.  Demikian  sebaliknya,  setiap  kata  yang  bermakna memiliki fungsi.
1 Fungsi Ideasional
Setiap teks mengandung sekaligus tiga fungsi yang dapat dianalisis, yaitu fungsi  ideasional,  fungsi  interpersonal,  dan  fungsi  tekstual  Halliday,  1994:  xiii,
Matthiessen,  1992:5,  Enggins,  1994:  198-219,  Saragih,  1995:  13-14.  Ketiga fungsi  tersebut  merupakan  realisasi  bentuk  fungsi  bahasa  dalam  penggunaan
language in use. Makna  ideasional  adalah  fungsi  bahasa  sebagai  representasi  pengalaman.
Komponen  ideasional  merujuk  pada  kekuatan  makna  penutur  sebagai  pengamat Halliday,  1978:112.  Hal  ini  merupakan  fungsi  isi  bahasa  atau  bahasa  sebagai
about something. Komponen ini menginformasikan bahwa melalui bahasa seorang penutur  menyandikan  atau  mengkodekan  pengalaman  kulturalnya  dan
pengalaman  individu  sebagai  anggota  budaya  tertentu.  Dalam  komponen
Universitas Sumatera Utara
ideasional,  bahasa  memiliki  fungsi  representasi.  Bahasa  digunakan  untuk mengkodekan  encoding  pengalaman  manusia  tentang  dunia.  Bahasa  digunakan
untuk membawa gambaran realitas yang ada di sekitar manusia. Fungsi ideasional berhubungan dengan bagaimana bahasa mengungkapkan
pengalaman  manusia  yang  berkaitan  dengan  orang,  tempat,  benda-benda  dan aktivitas  yang  mewujudkan  lingkungan  fisik  dan  psikologis  manusia.  Makna
ideasional  diwujudkan  dalam  bahasa  melalui  tata  bahasa  sistem  transitif.  Unsur pokok  sistem  transitif  adalah  proses  kejadian  atau  segala  sesuatu  yang  terjadi,
partisipan  orang,  tempat  atau  benda  yang  terlibat  di  dalam  proses  dan  suasana kejadian  tempat,  waktu,  cara,  penyebab  dan  sebagainya  yang  terkait  dengan
proses itu. Fungsi ideasional manurut Halliday 1994:106 merupakan bagian bahasa
sebagai ekspresi pengalaman baik yang ada di dunia luar sekitar diri kita maupun yang  ada  di  dalam  dunia  kesadaran  kita  sendiri.  Halliday  1992:30  menyatakan
bahwa “the grammar of language is a theory of experience”. Dengan demikian, makna ideasional merupakan representasi pesan dari teks tersebut.
Satu  unit  pengalaman  yang  sempurna  direalisasikan  dalam  klausa  terdiri atas  tiga  unsur,  yaitu  proses  process,  partisipan  participant,  dan  sirkumstan
circumstance.  Proses  menunjuk  kepada  kegiatan  atau  aktivitas  yang  terjadi dalam klausa yang menurut tata bahasa tradisional dan formal disebut kata kerja
atau  verba.  Partisipan  dibatasi  sebagai  orang  atau  benda  yang  terlibat  dalam proses  tersebut.  Sirkumstan  adalah  lingkungan  tempat  proses  yang  melibatkan
partisipan  terjadi  Halliday,  1994.  Inti  dari  satu  pengalaman  adalah  proses. Dikatakan  demikian  karena  proses  menentukan  jumlah  dan  kategori  partisipan
Universitas Sumatera Utara
Halliday, 1994; Martin, 1992. Proses juga menentukan sirkumstan secara tidak langsung  dengan  tingkat  probabilitas;  misalnya  proses  material  dan  mental
masing-masing lebih sering muncul dengan sirkumstan lokasi dan cara.
2 Fungsi Interpersonal
Fungsi  interpersonal  merupakan  tindakan  yang  dilakukan  terhadap pengalaman  dalam  interaksi  sosial.  Dengan  kata  lain,  fungsi  interpersonal
merupakan  aksi  yang  dilakukan  pemakai  bahasa  untuk  saling  bertukar pengalaman  linguistik  yang  terpresentasikan  dalam  fungsi  pengalaman
experential meaning Saragih, 2006:56. Fungsi  interpersonal  membentuk  hubungan  sosial,  termasuk  penafsiran
probabilitas  oleh  penutur  serta  relevansi  pesan.  Fungsi  interpersonal  ini merepresentasikan  potensi  makna  penutur  sebagai  pelibat  dalam  proses  interaksi
atau sebagai pembicara dan pendengar atau antara penulis dengan pembaca. Pada tingkat  interpretasi  gramatika  fungsi  klausa  diinterpretasikan  bahwa  klausa
dibentuk dari interaksi dalam suatu kejadian yang melibatkan penutur atau penulis dan pendengar atau pembaca.
Halliday  1985:  68-69  mengilustrasikan  ketika  dua  orang  menggunakan bahasa untuk berinteraksi, satu hal yang mereka perbuat adalah melakukan suatu
hubungan  antara  mereka.  Dalam  hal  ini,  penutur  bahasa  atau  fungsi  wicara menciptakan  dua  tipe  peran  atau  fungsi  wicara  yang  sangat  fundamental  atau
fungsi memberi atau meminta. Bahasa  sebagai  fungsi  interpersonal  memiliki  empat  aksi  yang  disebut
sebagai protoaksi karena merupakan aksi awal yang selanjutnya dapat diturunkan
aksi  lain.  Keempat  aksi  tersebut  adalah  aksi  pernyataan,  pertanyaan,  tawaran,
Universitas Sumatera Utara
dan  perintah.  Istilah  ini  mengacu  kepada  dan  setara  dengan  konsep  speech
function  Halliday,  1994  dan  tindak  ujar  speech  act  yang  biasa  digunakan dalam tatabahasa formal.
Ada perbedaan pendapat di antara pakar LSF mengenai protoaksi dalam pemakaian bahasa. Halliday 1994 berpendapat protoaksi adalah keempat aksi
awal, aksi lain merupakan aksi turunan karena aksi itu diturunkan dari keempat aksi  awal.  Dari  aksi  awal  protoaksi  dapat  diturunkan  empat  aksi  jawab
tanggapan.  Dari  keempat  aksi  jawab  dapat  diturunkan  empat  aksi  jawab positif, dan empat aksi jawab negatif. Dari berbagai aksi lain dapat diturunkan
berbagai kombinasi antara aksi yang sudah ada sehingga jumlah aksi yang dapat diturunkan tidak terhingga.
Sementara Martin 1992:46 berpendapat lain, aksi dasar ada empat belas yang  terdiri  atas  empat  aksi  awal,  empat  aksi  jawab,  tiga  nirklausa  bukan
klausa  yaitu  panggil  call,  salam  great,  dan  seruan  exclamation,  dan  tiga aksi jawab terhadap nirklausa, yaitu jawab terhadap panggilan, jawab terhadap
salam,  dan  jawab  terhadap  seruan.  Dari  keempat  belas  aksi  dasar  ini  dapat dikatakan  terdiri  atas  tujuh  aksi  awal,  yakni  pernyataan,  pertanyaan,  tawaran,
perintah, panggilan, salam dan seruan. Serta tujuh aksi jawab sebagai tanggapan terhadap ketujuh aksi tersebut.
Aksi ditentukan oleh konteks sosial. Hubungan antara aksi pada strata arti semantik  dan  realisasinya  pada  strata  tata  bahasa  lexcicogrammer  bersifat
probabilitas Saragih, 2006:69. Dalam konteks bahasa Indonesia ketika seseorang bertemu  dengan  teman  akrabnya,  dia  dapat  menyapa  teman  akrabnya  dengan
mengatakan  bagaimana  khabarnya?  ngapain  disini?  Kedua  klausa  ini  eliptikal
Universitas Sumatera Utara
dapat digunakan untuk merealisasikan salam walaupun modusnya introgatif. Satu modus  dapat  memiliki  arti  lebih  dari  satu.  Hal  ini  disebabkan  oleh  konteks
sosialnya. Dalam  kajian  bahasa  terdapat  keteraturan  dalam  merealisasikan  atau
mengkodekan  pengalaman  ke  dalam  pengalaman  atau  bentuk  linguistik  yang kemudian  menjadi  kebiasaan  dalam  menganalisis  fenomena  bahasa.  Sebagai
contoh, pengalaman mental biasanya dinyatakan dengan proses mental. Kebiasaan pemakaian  bentuk  linguistik  seperti  itu  disebut  realisasi  yang  umum  atau  lazim
unmarked. Akan tetapi, di dalam berbagai situasi sering terjadi satu pengalaman tidak  direalisasikan  oleh  bentuk  linguistik  yang  lazim.  Perealisasian  pengalaman
dengan bentuk yang tidak umum itu membuat „rasa bahasa‟ memberi sesuatu yang tidak  lazim  bertanda  Saragih,  2006.  Realisasi  pengalaman  linguistik  dengan
penanda  marked  oleh  rasa  bahasa  atau  pengodean  yang  tidak  lazim  seperti  itu disebut  pengalaman  metafora  metaphoric  representation  atau  gramatikal
metapora. 3 Fungsi Tekstual
Fungsi  tekstual  bahasa  adalah  sebuah  interpretasi  bahasa  dalam  fungsinya sebagai  pesan,  yaitu  berfungsi  sebagai  pembentuk  teks  dalam  bahasa.  Hal  ini
diinterpretasikan sebagai sebuah fungsi intrinsik kepada bahasa itu sendiri. Dalam arti  bahasa  berhubungkait  dengan  aspek  situasional  di  mana  bahasa  teks
tertanam di dalamnya. Dengan penggunaan ini bahasa berfungsi untuk merangkai pengalaman  yang  di  dalam  rangkaian  itu  terbentuk  keterkaitan:  satu  unit
pengalaman  dalam  experiential  meaning  dan  interpersonal  meaning  relevan dengan  pengalaman  yang  telah  dan  akan  disampaikan  sebelum  dan  sesudahnya.
Universitas Sumatera Utara
Makna tekstual yang berupa tema theme dan rema rheme. Kajian tema muncul dari adanya pemahaman bahwa bahasa berfungsi untuk
menyampaikan  pesan.  Pesan  ini  disampaikan  secara  bersistem.  Hal  ini menunjukkan bahwa bahasa mempunyai aturan agar dapat menyampaikan pesan
dengan susunan yang baik dan teratur. Fungsi bahasa ini disebut fungsi tekstual. Tema  adalah  titik  awal  dari  satu  pesan  yang  terealisasi  dalam  klausa.  Tema
dinyatakan  dengan  unsur  pertama  klausa.  Unsur  klausa  sesudah  tema  disebut rema Saragih, 2007:8.
Tema  dari  segi  bentuknya  dapat  berupa  partisipan,  proses  ataupun sirkumstan  berbentuk  kata,  frase  maupun  kalimat.  Jika  hanya  ada  satu  unsur
dalam  klausa  yang  berpotensi  menjadi  tema  maka  unsur  tersebut  disebut  tema sederhana  dan  dilabeli  dengan  nama  ‚tema‟,  sedangkan  jika  di  dalam  sebuah
klausa  terdapat  lebih  dari  satu  unsur  yang  berpotensi  menjadi  tema  maka dikatakan tema tersebut sebagai tema kompleks.
Menurut  Saragih  2006:  112- 114  tema  kompleks  merupakan  “komponen
metafungsi terhadap tema sebagai berikut. 1
Tema  tekstual;  klausa  sebagai  pesan  message  –  penerus  atau  konjungtif menghubungkan klausa dengan klausa sebelumnya di dalam teks
2 Tema  antarpersona;  klausa  sebagai  pertukaran  exchange  –  modal  aspek
mengindikasikan peran perpindahan dalam pertukaran. 3
Tema  topikal;  klausa  sebagai  representasi  representation  –  unsur representasi partisipan, sirkumstan atau proses.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3  Konteks Situasi